Limbah Ternak Masih Jadi Problem Serius Penanganan Pencemaran Hulu Sungai Citarum
Kamis, 19 November 2020 - 09:02 WIB
BANDUNG - Limbah ternak berupa kotoran sapi masih menjadi problem serius dalam upaya penanganan pencemaran Sungai Citarum, khususnya di kawasan hulu sungai terpanjang di Provinsi Jawa Barat itu.
Hal itu diakui Ketua Satgas Citarum Harum, Mayjen TNI (Purn) Dedi Kusnadi Thamim. Menurutnya, limbah ternak tersebut dihasilkan dari sekitar 200 ekor sapi milik warga yang tersebar di kawasan hulu Sungai Citarum.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, lanjut Dedi, pihaknya kini tengah menyelesaikan pembangunan instalasi pengolahan air limbah (Ipal) komunal yang akan difungsikan untuk mengolah limbah ternak sapi tersebut.
"Memang belum menyeluruh karena masih ada yang ternak tersebar, tapi akan ditangani secara bertahap," ujar Dedi dalam keterangan tertulis, Kamis (19/11/2020).
Pihaknya berharap, dengan hadirnya Ipal komunal, beban pencemaran Sungai Citarum, khususnya akibat limbah ternak di kawasan hulu sungai dapat berkurang.
Pembangunan Ipal komunal tersebut, kata Dedi, juga telah ditinjau langsung oleh tim dari Kantor Staf Presiden saat meninjau kawasan hulu Citarum, baru-baru ini.
"Tim dari Kantor Staf Presiden, stafnya Pak Moeldoko, telah melakukan peninjauan di hulu. Sebelumnya, tim meninjau Ipal komunal limbah domestik di wilayah Karawang atau sektor 18," katanya.
Selain meninjau pembangunan Ipal komunal pengolah limbah ternak itu, kata Dedi, tim dari Kantor Staf Presiden juga meninjau Situ Cisanti yang menjadi kilometer (Km) 0 Sungai Citarum.
"Kedatangan tim tersebut untuk memantau pelaksanaan program Citarum Harum," imbuhnya.
Hal itu diakui Ketua Satgas Citarum Harum, Mayjen TNI (Purn) Dedi Kusnadi Thamim. Menurutnya, limbah ternak tersebut dihasilkan dari sekitar 200 ekor sapi milik warga yang tersebar di kawasan hulu Sungai Citarum.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, lanjut Dedi, pihaknya kini tengah menyelesaikan pembangunan instalasi pengolahan air limbah (Ipal) komunal yang akan difungsikan untuk mengolah limbah ternak sapi tersebut.
"Memang belum menyeluruh karena masih ada yang ternak tersebar, tapi akan ditangani secara bertahap," ujar Dedi dalam keterangan tertulis, Kamis (19/11/2020).
Pihaknya berharap, dengan hadirnya Ipal komunal, beban pencemaran Sungai Citarum, khususnya akibat limbah ternak di kawasan hulu sungai dapat berkurang.
Pembangunan Ipal komunal tersebut, kata Dedi, juga telah ditinjau langsung oleh tim dari Kantor Staf Presiden saat meninjau kawasan hulu Citarum, baru-baru ini.
"Tim dari Kantor Staf Presiden, stafnya Pak Moeldoko, telah melakukan peninjauan di hulu. Sebelumnya, tim meninjau Ipal komunal limbah domestik di wilayah Karawang atau sektor 18," katanya.
Selain meninjau pembangunan Ipal komunal pengolah limbah ternak itu, kata Dedi, tim dari Kantor Staf Presiden juga meninjau Situ Cisanti yang menjadi kilometer (Km) 0 Sungai Citarum.
"Kedatangan tim tersebut untuk memantau pelaksanaan program Citarum Harum," imbuhnya.
tulis komentar anda