Pria Ditemukan Tewas di Tol Sutami, Keluarga Curiga Bukan Korban Tabrak Lari
Kamis, 19 November 2020 - 08:41 WIB
Dari rumah sakit, keluarganya kemudian diarahkan ke Polsek Tamalanrea untuk membuat laporan. "Jadi korban anggota jamaah tabligh, sering ikut kajian di masjid-masjid wilayah Makassar. Korban pamit ke salah satu masjid di daerah situ. karena dianggap ganjal, beberapa luka dikatakan seperti luka penganiayaan. Keluarga sepakat untuk dilakukan autopsi ," tandas Muhalis.
Terpisah, Yunus, kakak kandung FR menyebut korban sudah dua bulan terakhir ikut kajian keagamaan. "Sejak dia berhenti kerja di tempat galon. Pindah-pindah masjid, kadang di Mamajang, Kerung-kerung, Kapoposang, sampai di Masjid Raya. Berdakwah begitu memang jamaah tabligh," ucapnya.
Yunus menilai adiknya mati tidak wajar. beberapa luka di tubuh adik ketiganya itu sedikit berbeda dengan korban kecelakaan lalu lintas sepengetahuannya.
"Paling meragukan itu luka lubang di hidung dan telinganya. Baru tidak ada bekas luka seperti benturan atau lecet kena aspal. Tapi saya belum bisa berasumsi kalau adikku dibunuh yang jelas ragu kami kalau dibilang ditabrak lari ," paparnya.
Anak kedua dari lima bersaudara itu bilang, FR memang pernah punya masalah dengan tetangganya, "Tapi sudah lama tiga tahun lalu, itupun sudah memang diselesaikan secara musyawarah. Dia punya kebiasaan tidak bisa menahan kencing, jadi biasa di depan rumahnya orang. Saya khawatirnya datang itu kebiasaannya baru disangka pencuri," jelas Yunus.
Yunus menerangkan sebulan terakhir FR kerap murung. Ekspresi wajahnya masam jarang senyum. "Kayak orang putus asa, dia bilang 'saya kayak mau matimi, terlalu banyak dosa-dosa di dunia'. Kadang ingat dosa ke ibu, bapak sama saudara-saudaranya," imbuhnya.
Keluarga kata Yunus berharap kematian FR bisa diungkap jelas oleh kepolisian. "Yang terbaiklah hasilnya. Kami tunggu saja hasil autopsinya . Masih fifty-fifty kecurigaan kami. Biarlah pak polisi yang nanti ungkap ini," pungkasnya.
Terpisah, Yunus, kakak kandung FR menyebut korban sudah dua bulan terakhir ikut kajian keagamaan. "Sejak dia berhenti kerja di tempat galon. Pindah-pindah masjid, kadang di Mamajang, Kerung-kerung, Kapoposang, sampai di Masjid Raya. Berdakwah begitu memang jamaah tabligh," ucapnya.
Yunus menilai adiknya mati tidak wajar. beberapa luka di tubuh adik ketiganya itu sedikit berbeda dengan korban kecelakaan lalu lintas sepengetahuannya.
"Paling meragukan itu luka lubang di hidung dan telinganya. Baru tidak ada bekas luka seperti benturan atau lecet kena aspal. Tapi saya belum bisa berasumsi kalau adikku dibunuh yang jelas ragu kami kalau dibilang ditabrak lari ," paparnya.
Anak kedua dari lima bersaudara itu bilang, FR memang pernah punya masalah dengan tetangganya, "Tapi sudah lama tiga tahun lalu, itupun sudah memang diselesaikan secara musyawarah. Dia punya kebiasaan tidak bisa menahan kencing, jadi biasa di depan rumahnya orang. Saya khawatirnya datang itu kebiasaannya baru disangka pencuri," jelas Yunus.
Yunus menerangkan sebulan terakhir FR kerap murung. Ekspresi wajahnya masam jarang senyum. "Kayak orang putus asa, dia bilang 'saya kayak mau matimi, terlalu banyak dosa-dosa di dunia'. Kadang ingat dosa ke ibu, bapak sama saudara-saudaranya," imbuhnya.
Keluarga kata Yunus berharap kematian FR bisa diungkap jelas oleh kepolisian. "Yang terbaiklah hasilnya. Kami tunggu saja hasil autopsinya . Masih fifty-fifty kecurigaan kami. Biarlah pak polisi yang nanti ungkap ini," pungkasnya.
(luq)
tulis komentar anda