Pria Ditemukan Tewas di Tol Sutami, Keluarga Curiga Bukan Korban Tabrak Lari

Kamis, 19 November 2020 - 08:41 WIB
loading...
Pria Ditemukan Tewas...
Aparat kepolisi di lokasi FR ditemukan tewas, ruas tol Ir Sutami kilometer 3 arah menuju Bandara Sultan Hasanuddin. Foto: iNews
A A A
MAKASSAR - Kematian FR , pria 32 yang ditemukan tergeletak di Jalan Tol Ir Sutami , Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar Senin 16 November pukul 23.00 Wita lalu masih jadi tanda tanya besar, terlebih di tubuhnya penuh luka-luka. Oleh kepolisian, FR awalnya diduga korban tabrak lari .

Kanit Reskrim Polsek Tamalanrea, Iptu Muhalis menjelaskan, jenazah warga Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Bontoala itu telah diautopsi petugas Dokpol Biddokkes Polda Sulsel RS Bhayangkara . Hasilnya keluar paling lama enam minggu.

"Nanti hasil autopsi yang bisa menjelaskan penyebab kematian korban. Apa penyebabnya karena lakalantas atau ada penyebab lain. Sementara masih kita dalami keterangan, saksi yang diperiksa baru istri korban selaku pelapor," kata Muhalis kepada SINDOnews, Rabu (18/11/2020).



Mayat FR ditemukan pertama kali oleh pengendara. Tubuhnya telentang di tengah jalan dekat jembatan penyeberangan KTC, salah satu perusahaan dalam Kawasan Industri Makassar (Kima), ruas tol Ir Sutami Kilometer 3 arah menuju Bandara Sultan Hasanuddin .

Petugas menemukan sejumlah luka di tubuh mayat. Selain luka lecet, ada juga luka beberapa robek di bagian wajah, umumnya berada di sisi kiri tubuhnya. Mengenakan celana panjang kain warna abu-abu dan kaos oblong warna hitam motif garis-garis merah.

Petugas di lokasi tak menemukan kartu identitas, begitu juga saksi yang melihat peristiwa terjadi. "Apalagi CCTV juga tidak ada. Kalau barang-barang (yang hilang) untuk sementara kita belum ketahui. Masih kita dalami apakah saat bepergian ada yang dibawa atau tidak. Keterangan istrinya tidak ada yang hilang," ucap Muhalis.

Dia melanjutkan pihaknya langsung membawa korban ke RS Bhayangkara . Sehari setelah kabar kematian FR tersebar, orang yang mengaku sebagai pihak keluarganya mendatangi rumah sakit. "Di situ baru kita tahu identitasnya, setelah dicocokan data-data dan keterangan anggota keluarga korban," beber Muhalis.



Dari rumah sakit, keluarganya kemudian diarahkan ke Polsek Tamalanrea untuk membuat laporan. "Jadi korban anggota jamaah tabligh, sering ikut kajian di masjid-masjid wilayah Makassar. Korban pamit ke salah satu masjid di daerah situ. karena dianggap ganjal, beberapa luka dikatakan seperti luka penganiayaan. Keluarga sepakat untuk dilakukan autopsi ," tandas Muhalis.

Terpisah, Yunus, kakak kandung FR menyebut korban sudah dua bulan terakhir ikut kajian keagamaan. "Sejak dia berhenti kerja di tempat galon. Pindah-pindah masjid, kadang di Mamajang, Kerung-kerung, Kapoposang, sampai di Masjid Raya. Berdakwah begitu memang jamaah tabligh," ucapnya.

Yunus menilai adiknya mati tidak wajar. beberapa luka di tubuh adik ketiganya itu sedikit berbeda dengan korban kecelakaan lalu lintas sepengetahuannya.

"Paling meragukan itu luka lubang di hidung dan telinganya. Baru tidak ada bekas luka seperti benturan atau lecet kena aspal. Tapi saya belum bisa berasumsi kalau adikku dibunuh yang jelas ragu kami kalau dibilang ditabrak lari ," paparnya.



Anak kedua dari lima bersaudara itu bilang, FR memang pernah punya masalah dengan tetangganya, "Tapi sudah lama tiga tahun lalu, itupun sudah memang diselesaikan secara musyawarah. Dia punya kebiasaan tidak bisa menahan kencing, jadi biasa di depan rumahnya orang. Saya khawatirnya datang itu kebiasaannya baru disangka pencuri," jelas Yunus.

Yunus menerangkan sebulan terakhir FR kerap murung. Ekspresi wajahnya masam jarang senyum. "Kayak orang putus asa, dia bilang 'saya kayak mau matimi, terlalu banyak dosa-dosa di dunia'. Kadang ingat dosa ke ibu, bapak sama saudara-saudaranya," imbuhnya.

Keluarga kata Yunus berharap kematian FR bisa diungkap jelas oleh kepolisian. "Yang terbaiklah hasilnya. Kami tunggu saja hasil autopsinya . Masih fifty-fifty kecurigaan kami. Biarlah pak polisi yang nanti ungkap ini," pungkasnya.
(luq)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2166 seconds (0.1#10.140)