Blitar Rencanakan Belajar Tatap Muka, Wali Murid Sebut Tak Efektif
Jum'at, 13 November 2020 - 18:21 WIB
Kendati demikian jika memang diterapkan pembelajaran tatap muka dengan cara masuk bergiliran, Hartono tetap akan mengikuti. Sebagai orang tua dirinya tentu akan menyiapkan perkakas protokol kesehatan untuk anaknya. Yakni masker, face shield, hand sanitizer dan membawa bekal makanan sendiri.
Dalam pelaksanaan belajar tatap muka ini, pihak sekolah juga lebih dulu meminta persetujuan orang tua siswa. Sementara itu pelaksanaan wacana pembelajaran tatap muka di Kota Blitar belum bisa dipastikan. Hal itu menyusul status zona COVID-19 di Kota Blitar yang sempat kembali oranye.
"Rencananya awal November. Kemudian batal karena berubah zona oranye. Kemudian sekarang zona kuning. Saat ini masih kita bahas," ujar Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar Priyo Suhartono. Persiapan pembelajaran tatap muka sudah dipersiapkan jauh hari.
Menurut Priyo, mayoritas sekolah sudah menyiapkan sarana prasarana pendukung penerapan protokol kesehatan COVID-19. Jumlah maksimal kuota di tiap kelas hanya 50 persen. Kemudian dalam pelaksanaannya, setiap siswa harus mendapat izin dari orang tua.
Selain tidak ada jam istirahat di luar sekolah, screening terhadap siswa dan guru akan berlaku setiap hari. Hal itu untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran COVID-19. "Tekhnisnya bergantian. Siswa seminggu belajar di sekolah dan seminggu belajar di rumah," pungkas Priyo.
Dalam pelaksanaan belajar tatap muka ini, pihak sekolah juga lebih dulu meminta persetujuan orang tua siswa. Sementara itu pelaksanaan wacana pembelajaran tatap muka di Kota Blitar belum bisa dipastikan. Hal itu menyusul status zona COVID-19 di Kota Blitar yang sempat kembali oranye.
"Rencananya awal November. Kemudian batal karena berubah zona oranye. Kemudian sekarang zona kuning. Saat ini masih kita bahas," ujar Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar Priyo Suhartono. Persiapan pembelajaran tatap muka sudah dipersiapkan jauh hari.
Menurut Priyo, mayoritas sekolah sudah menyiapkan sarana prasarana pendukung penerapan protokol kesehatan COVID-19. Jumlah maksimal kuota di tiap kelas hanya 50 persen. Kemudian dalam pelaksanaannya, setiap siswa harus mendapat izin dari orang tua.
Selain tidak ada jam istirahat di luar sekolah, screening terhadap siswa dan guru akan berlaku setiap hari. Hal itu untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran COVID-19. "Tekhnisnya bergantian. Siswa seminggu belajar di sekolah dan seminggu belajar di rumah," pungkas Priyo.
(eyt)
tulis komentar anda