Antisipasi Banjir, Surabaya Tambah Kapasitas Rumah Pompa
Rabu, 11 November 2020 - 16:37 WIB
SURABAYA - Kota Surabaya sampai akhir tahun ini diprediksi akan mengalami curah hujan yang tinggi. Dampaknya bencana banjir mengancam Kota Pahlawan. Sejumlah langkah antisipasi dilakukan di berbagai wilayah yang selama ini menjadi langganan banjir.
Di antaranya dengan menambah kapasitas rumah pompa. Cara ini paling masuk akal untuk bisa mengalirkan air dengan cepat ke laut. Sehingga kawasan yang tergenang bisa cepat surut. (Baca juga: Kisah Mbah Manshur, Penyepuh Bambu Runcing Bertuah dalam Pertempuran 10 November)
“Jadi seluruh rumah pompa itu kita tambah kapasitas pompanya. Itu sudah hampir semua selesai,” kata Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, Rabu (11/11/2020). (Baca juga: Diduga Dibunuh, Pedagang Soto Tewas Bersimbah Darah di Pinggir Jalan)
Saat ini rumah pompa yang tersebar di Surabaya juga sudah dilengkapi dengan genset. Persediaan genset ini dilakukan di semua rumah pompa untuk bisa terus beroperasi meskipun listrik padam.
“Jadi kalau listrik mati, Insya Allah kita bisa jalan. Dulu kita kalau ada listrik mati pasti trouble. Namun kita sekarang sudah ada genset. Jadi secara teori dan teknis itu sudah terpenuhi,” ungkapnya.
Setidaknya, ada 17 rumah pompa yang dilakukan penambahan kapasitas, masing-masing 3 meter kubik perdetik. Namun, untuk rumah pompa di Morokrembangan dan Balong 2, masing-masing ditambah 5 meter kubik perdetik. Sehingga kapasitasnya lebih besar lagi.
Kepala Bidang Pematusan Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (PUBMP) Kota Surabaya, Eko Yuli Prasetya menuturkan, sepanjang tahun ini ada sepuluh pompa di sepuluh lokasi dilakukan peningkatan kapasitas hingga 3 meter kubik perdetik.
Dia menjelaskan rincian 10 pompa tersebut, yaitu Wonorejo 1, Kenjeran 1, Jagir Kalimir, Semolowaru 1, Darmokali, Gunungsari 2, Kandangan, Dinoyo, Greges, dan Bratang.
Untuk semua peningkatan kapasitas pompa itu setidaknya dianggarkan Rp3 miliar. Sehingga kapasitas pompa bisa maksimal ketika berhadapan dengan hujan intensitas tinggi.
Kota Pahlawan sudah memiliki sekitar 56 rumah pompa. Dalam satu rumah pompa terdapat 3 hingga 7 unit pompa penanganan banjir. Dari 10 pompa yang di-upgrade itu memang bukan yang paling besar kapasitasnya.
Selain pompa, lanjutnya, upaya antisipasi banjir lain juga dilakukan perbaikan drainase dan bozem. Ada sekitar 70 lebih bozem yang tersebar di kota pahlawan. Pemkot melakukan normalisasi dengan terus mengeruk bozem itu.
Di antaranya dengan menambah kapasitas rumah pompa. Cara ini paling masuk akal untuk bisa mengalirkan air dengan cepat ke laut. Sehingga kawasan yang tergenang bisa cepat surut. (Baca juga: Kisah Mbah Manshur, Penyepuh Bambu Runcing Bertuah dalam Pertempuran 10 November)
“Jadi seluruh rumah pompa itu kita tambah kapasitas pompanya. Itu sudah hampir semua selesai,” kata Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, Rabu (11/11/2020). (Baca juga: Diduga Dibunuh, Pedagang Soto Tewas Bersimbah Darah di Pinggir Jalan)
Saat ini rumah pompa yang tersebar di Surabaya juga sudah dilengkapi dengan genset. Persediaan genset ini dilakukan di semua rumah pompa untuk bisa terus beroperasi meskipun listrik padam.
“Jadi kalau listrik mati, Insya Allah kita bisa jalan. Dulu kita kalau ada listrik mati pasti trouble. Namun kita sekarang sudah ada genset. Jadi secara teori dan teknis itu sudah terpenuhi,” ungkapnya.
Setidaknya, ada 17 rumah pompa yang dilakukan penambahan kapasitas, masing-masing 3 meter kubik perdetik. Namun, untuk rumah pompa di Morokrembangan dan Balong 2, masing-masing ditambah 5 meter kubik perdetik. Sehingga kapasitasnya lebih besar lagi.
Kepala Bidang Pematusan Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (PUBMP) Kota Surabaya, Eko Yuli Prasetya menuturkan, sepanjang tahun ini ada sepuluh pompa di sepuluh lokasi dilakukan peningkatan kapasitas hingga 3 meter kubik perdetik.
Dia menjelaskan rincian 10 pompa tersebut, yaitu Wonorejo 1, Kenjeran 1, Jagir Kalimir, Semolowaru 1, Darmokali, Gunungsari 2, Kandangan, Dinoyo, Greges, dan Bratang.
Untuk semua peningkatan kapasitas pompa itu setidaknya dianggarkan Rp3 miliar. Sehingga kapasitas pompa bisa maksimal ketika berhadapan dengan hujan intensitas tinggi.
Kota Pahlawan sudah memiliki sekitar 56 rumah pompa. Dalam satu rumah pompa terdapat 3 hingga 7 unit pompa penanganan banjir. Dari 10 pompa yang di-upgrade itu memang bukan yang paling besar kapasitasnya.
Selain pompa, lanjutnya, upaya antisipasi banjir lain juga dilakukan perbaikan drainase dan bozem. Ada sekitar 70 lebih bozem yang tersebar di kota pahlawan. Pemkot melakukan normalisasi dengan terus mengeruk bozem itu.
(shf)
tulis komentar anda