Kisah Mbah Manshur, Penyepuh Bambu Runcing Bertuah dalam Pertempuran 10 November

Selasa, 10 November 2020 - 20:03 WIB
Gus Maksum atau Kiai Maksum Jauhari dari Lirboyo Kediri yang sekaligus pendiri perguruan silat NU Pagar Nusa, juga rutin bertemu ayahnya. Setiap bulan puasa, Gus Maksum mondok di tempat Mbah Manshur. Menurut Mbah Hisyam, ayahnya tiga kali terjun langsung ke medan pertempuran di Surabaya. Pada saat Belanda melancarkan agresi pertamanya, Mbah Manshur sempat dicari dan dikejar kejar karena ketahuan sebagai penyepuh bambu runcing.

"Kami sekeluarga sempat mengungsi di kawasan gunung gedang, daerah lereng Gunung Kelud," kenang Mbah Hisyam. Pada masa setelah kemerdekaan, Mbah Manshur aktif sebagai pengurus Partai Masyumi, mewakili unsur NU. Mbah Manshur wafat pada tahun 1964 karena sakit. Dari delapan orang putra putri Mbah Manshur, menurut Mbah Hisyam hanya tinggal dirinya yang masih hidup. Dalam perjalanan karirnya di NU, Mbah Hisyam pernah menjabat sebagai Syuriah NU Kabupaten Blitar.

Kemudian juga pernah aktif di jajaran Dewan Syuro PKB Kabupaten Blitar. Kakek enam cucu itu berharap kisah perjuangan merebut sekaligus mempertahankan kemerdekaan yang melibatkan kaum santri dan ulama, bisa menginspirasi generasi muda saat ini. "Terutama generasi muda yang datang dari kalangan pondok pesantren," pungkas Mbah Hisyam.
(shf)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More