Gibran Siapkan Inovasi dan Kejutan Pertanian di Solo, Begini Penjelasannya
Sabtu, 07 November 2020 - 21:38 WIB
SOLO - Calon Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyadari lahan pertanian di Kota Solo ini sangat minim. Bisa dikatakan tak ada dibandingkan dengan Kabupaten tetangga lainnya yang memiliki lahan pertanian luas.
Meski Solo sangat minim memiliki lahan pertanian, usai bertemu dengan Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI), Gibran akan memberikan sebuah kejutan di bidang pertanian bila dirinya terpilih menjadi wali kota. (Baca juga: Debat Perdana, Gibran Sebut Ada Dua Tantangan Besar untuk Solo)
"Tunggu saja akan ada kejutan. Tadi saya sudah bicara banyak dengan Bu Maria (Ketua HKTI Solo), tunggu saja ya," papar Gibran, Sabtu (7/11/2020) petang. (Baca juga: Kisah Pengungsi Merapi, Sejak 1994 Sudah Empat Kali Merasakan Tinggal di Barak)
Meski tak menjabarkan lebih rinci, Gibran mengatakan untuk mensiasati minimnya lahan pertanian di Kota Solo, inovasi-inovasi pertanian inikah yang akan dilakukan.
Salah satunya dengan menggunakan sistem hidroponik pertanian. Di mana, dengan sistem hidroponik ini bisa salah satu inovasi di bidang pertanian yang akan dilakukannya bila terpilih sebagai wali kota untuk mensiasati minimnya lahan.
"Kita itu lahannya nggak punya. Perlu inovasi-inovasi (pertanian) ke depannya. Pokoknya ada kejutan, lihat saja nanti. Ya, salah satunya dengan sistem hidroponik,"terangnya.
Sementara itu Ketua HKTI Solo Maria Sri Sumarni mengakui banyak pertanyaan dari masyarakat tentang adannya HKTI di Kota Solo. Karena Solo bisa dikatakan tak memiliki lahan pertanian.
Cara pemikiran inilah, ungkap Maria yang keliru. Di mana HKTI selalu dihubungkan dengan pertanian. Padahal cakupan HKTI itu luas.
"Memang (HKTI) itu yang selalu menjadi pertanyaan masyarakat umum. Kok Solo ada HKTI. Padahal Solo tak punya pertanian. Inilah pandangan yang keliru, selalu menghubungkan HKTI dengan pertanian, padi dan tanaman. Padahal cakupan HKTI itu luas," papar Maria.
Meski tak memiliki lahan pertanian, namun ungkap Maria, Solo memiliki kekuatan dibidang kuliner. Inilah yang akan dimanfaatkan oleh HKTI melalui forum dan program HKTI se Subosukowonosraten.
"Kekuatan Solo itu di bidang kuliner. Melalui forum, kita akan memanfaatkan program Subosukowonosraten. Kita kelola menjadi satu bahan kuliner karena unggulan kita itu kuliner," ujarnya.
Nantinya hasil panen dari lingkungan (forum Subosukowonosraten) secara bertahap selain untuk kuliner juga disalurkan ke pasar yang ada di Solo. "Baik pasar Legi maupun pasar Gede," katanya.
Meski Solo sangat minim memiliki lahan pertanian, usai bertemu dengan Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI), Gibran akan memberikan sebuah kejutan di bidang pertanian bila dirinya terpilih menjadi wali kota. (Baca juga: Debat Perdana, Gibran Sebut Ada Dua Tantangan Besar untuk Solo)
"Tunggu saja akan ada kejutan. Tadi saya sudah bicara banyak dengan Bu Maria (Ketua HKTI Solo), tunggu saja ya," papar Gibran, Sabtu (7/11/2020) petang. (Baca juga: Kisah Pengungsi Merapi, Sejak 1994 Sudah Empat Kali Merasakan Tinggal di Barak)
Meski tak menjabarkan lebih rinci, Gibran mengatakan untuk mensiasati minimnya lahan pertanian di Kota Solo, inovasi-inovasi pertanian inikah yang akan dilakukan.
Salah satunya dengan menggunakan sistem hidroponik pertanian. Di mana, dengan sistem hidroponik ini bisa salah satu inovasi di bidang pertanian yang akan dilakukannya bila terpilih sebagai wali kota untuk mensiasati minimnya lahan.
"Kita itu lahannya nggak punya. Perlu inovasi-inovasi (pertanian) ke depannya. Pokoknya ada kejutan, lihat saja nanti. Ya, salah satunya dengan sistem hidroponik,"terangnya.
Sementara itu Ketua HKTI Solo Maria Sri Sumarni mengakui banyak pertanyaan dari masyarakat tentang adannya HKTI di Kota Solo. Karena Solo bisa dikatakan tak memiliki lahan pertanian.
Cara pemikiran inilah, ungkap Maria yang keliru. Di mana HKTI selalu dihubungkan dengan pertanian. Padahal cakupan HKTI itu luas.
"Memang (HKTI) itu yang selalu menjadi pertanyaan masyarakat umum. Kok Solo ada HKTI. Padahal Solo tak punya pertanian. Inilah pandangan yang keliru, selalu menghubungkan HKTI dengan pertanian, padi dan tanaman. Padahal cakupan HKTI itu luas," papar Maria.
Meski tak memiliki lahan pertanian, namun ungkap Maria, Solo memiliki kekuatan dibidang kuliner. Inilah yang akan dimanfaatkan oleh HKTI melalui forum dan program HKTI se Subosukowonosraten.
"Kekuatan Solo itu di bidang kuliner. Melalui forum, kita akan memanfaatkan program Subosukowonosraten. Kita kelola menjadi satu bahan kuliner karena unggulan kita itu kuliner," ujarnya.
Nantinya hasil panen dari lingkungan (forum Subosukowonosraten) secara bertahap selain untuk kuliner juga disalurkan ke pasar yang ada di Solo. "Baik pasar Legi maupun pasar Gede," katanya.
(shf)
tulis komentar anda