Banyak Area Blank Spot, Jaringan Internet Desa di Jabar Diperluas
Kamis, 05 November 2020 - 20:53 WIB
BANDUNG - Jaringan internet kini menjadi salah satu kebutuhan masyarakat, terlebih di tengah pandemi COVID-19 yang berdampak pada terbatasnya ruang gerak masyarakat. Namun, jaringan internet menjadi barang langka dan mahal bagi masyarakat yang tinggal di area tanpa jaringan internet (blank spot), seperti di daerah pelosok pedesaan .
Guna mengatasi persoalan itu, Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Provinsi Jawa Barat berupaya mengurangi daerah blank spot lewat program Internet Desa Mandiri pada 2021 nanti. Melalui program tersebut, Jaringan internet bakal diperluas, sehingga lebih banyak lagi masyarakat yang dapat menikmati jaringan internet. (Baca juga: Jamaah Umrah Kota Bandung Terbang ke Mekkah Mulai November Ini)
Kepala Diskominfo Jabar, Setiaji menyebutkan, sedikitnya 386 titik yang tersebar di Jabar sudah dipasangi jaringan internet. "Namun, kita lihat itu masih belum cukup optimal, terutama untuk daerah yang berjauhan dari titik jaringan," ungkap Setiaji di Bandung, Kamis (5/11/2020). (Baca juga: Mesum Dalam Mobil di Pantai Trikora, Sepasang Honorer di Bintan Dipecat)
Menurut Setiaji, program Internet Mandiri Desa mengadopsi kesuksesan penyediaan jaringan internet di wilayah Kabupaten Garut dan Tasikmalaya. Di kedua wilayah tersebut, kata Setiaji, masyarakat membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang bergerak di bidang teknologi informasi (TI).
"Program Internet Desa Mandiri ini diinisiasi apa yang kita lihat di Kabupaten Garut dan Tasik di mana masyarakatnya membentuk unit usaha, seperti BUMDes di bidang TI, kemudian mereka menyebarluaskan internet ke masyarakat desa," terangnya.
Dalam pelaksanaannya, Setiaji menjelaskan, pihaknya akan menyediakan jaringan internet di satu titik, misalnya di kantor desa. Kemudian, masyarakat bisa bergabung dalam pemanfaatannya. "Lalu disebarkan, bisa menggunakan kabel seperti yang di Garut atau wireless seperti yang dilakukan di Tasikmalaya," imbuhnya.
Lewat program tersebut, lanjut Setiaji, maka jaringan internet yang dipasang pihaknya tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk masyarakat di satu desa, melainkan kawasan. Setiap kawasan bisa terdiri atas 2 hingga 5 desa.
Pihaknya menargetkan, program Internet Desa Mandiri bakal menyasar sekitar 20-25 kawasan atau mencakup sekitar 100 desa. "Karena saat ini yang blank spot itu sekitar 300 titik, yang banyak itu di Jabar Selatan. Kami akan mendahulukan yang blank spot itu," tegasnya.
Setiaji menambahkan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota demi suksesnya program Internet Desa Mandiri sekaligus menetapkan sejumlah kriteria bagi setiap desa yang akan melaksanakan program Internet Desa Mandiri.
"Kriteria tersebut, di antaranya setiap desa harus memiliki komitmen, memiliki pihak yang menjadi penggerak, dan harus ada dukungan dari pegiat TIK (teknologi informasi dan komunikasi)," tandasnya. agung bakti sarasa
Guna mengatasi persoalan itu, Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Provinsi Jawa Barat berupaya mengurangi daerah blank spot lewat program Internet Desa Mandiri pada 2021 nanti. Melalui program tersebut, Jaringan internet bakal diperluas, sehingga lebih banyak lagi masyarakat yang dapat menikmati jaringan internet. (Baca juga: Jamaah Umrah Kota Bandung Terbang ke Mekkah Mulai November Ini)
Kepala Diskominfo Jabar, Setiaji menyebutkan, sedikitnya 386 titik yang tersebar di Jabar sudah dipasangi jaringan internet. "Namun, kita lihat itu masih belum cukup optimal, terutama untuk daerah yang berjauhan dari titik jaringan," ungkap Setiaji di Bandung, Kamis (5/11/2020). (Baca juga: Mesum Dalam Mobil di Pantai Trikora, Sepasang Honorer di Bintan Dipecat)
Menurut Setiaji, program Internet Mandiri Desa mengadopsi kesuksesan penyediaan jaringan internet di wilayah Kabupaten Garut dan Tasikmalaya. Di kedua wilayah tersebut, kata Setiaji, masyarakat membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang bergerak di bidang teknologi informasi (TI).
"Program Internet Desa Mandiri ini diinisiasi apa yang kita lihat di Kabupaten Garut dan Tasik di mana masyarakatnya membentuk unit usaha, seperti BUMDes di bidang TI, kemudian mereka menyebarluaskan internet ke masyarakat desa," terangnya.
Dalam pelaksanaannya, Setiaji menjelaskan, pihaknya akan menyediakan jaringan internet di satu titik, misalnya di kantor desa. Kemudian, masyarakat bisa bergabung dalam pemanfaatannya. "Lalu disebarkan, bisa menggunakan kabel seperti yang di Garut atau wireless seperti yang dilakukan di Tasikmalaya," imbuhnya.
Lewat program tersebut, lanjut Setiaji, maka jaringan internet yang dipasang pihaknya tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk masyarakat di satu desa, melainkan kawasan. Setiap kawasan bisa terdiri atas 2 hingga 5 desa.
Pihaknya menargetkan, program Internet Desa Mandiri bakal menyasar sekitar 20-25 kawasan atau mencakup sekitar 100 desa. "Karena saat ini yang blank spot itu sekitar 300 titik, yang banyak itu di Jabar Selatan. Kami akan mendahulukan yang blank spot itu," tegasnya.
Setiaji menambahkan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota demi suksesnya program Internet Desa Mandiri sekaligus menetapkan sejumlah kriteria bagi setiap desa yang akan melaksanakan program Internet Desa Mandiri.
"Kriteria tersebut, di antaranya setiap desa harus memiliki komitmen, memiliki pihak yang menjadi penggerak, dan harus ada dukungan dari pegiat TIK (teknologi informasi dan komunikasi)," tandasnya. agung bakti sarasa
(shf)
tulis komentar anda