Memanas, Eri Puji Kerja Risma, Machfud Arifin Sebut Disparitas Ekonomi Surabaya Timpang

Rabu, 04 November 2020 - 19:49 WIB
Debat perdana Pilwali Surabaya langsung memanas ketika dua paslon saling serang dengan visi dan misi dari dua calon, yakni Eri Cahyadi dan Machfud Arifin. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
SURABAYA - Debat perdana Pilwali Surabaya langsung memanas ketika dua pasangan calon (paslon) saling serang dengan visi dan misi. Calon Wali Kota Eri Cahyadi memilih untuk meneruskan jejak Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma). Sedangkan Machfud Arifin menilai Surabaya masih banyak dijumpai ketimpangan ekonomi.

Eri menuturkan, pihaknya sadar kondisi Surabaya dan kota lainnya di dunia masih sulit di masa pandemi. Ia tak ingin masyarakat Surabaya terlantar dan tak bisa berobat dan makan selama masa pandemi COVID-19. (Baca juga: Data Akurat Jadi Kunci Debat Pilwali Surabaya)

“Kami akan gunakan APBD untuk mengerakan ekonomi rakyat, Rp10 triliun menjadi anggaran rakyat. Setiap rupiah harus menjadi milik rakyat,” kata Eri dalam debat perdana Pilwali Kota Surabaya, di Hotel JW Marriot, Rabu malam (4/11/2020). (Baca juga: Gema Salawat Iringi Pemakaman Ki Seno Nugroho, Wayang Werkudara dan Bagong Ikut Dikubur)

Dia melanjutkan, pihaknya akan melanjutkan keberasilan Risma yang akan dicapai dengan menjadikan Surabaya lebih baik lagi. “Kami yakin bisa meneruskan perjuangan Bu Risma,” kata Eri.

Sementara itu, Machfud menilai Surabaya memiliki potensi besar, termasuk akses pelabuhan dan bandara internasional. Makanya Surabaya sudah waktunya naik kelas.



“Warga Surabaya berhak mendapatkan pelayanan dasar lebih baik. Di Surabaya masih ada disparitas dan diskriminasi, 10 ribu KK tak memiliki jamban. Pasar tradisional memprihatinkan,” katanya.

Tiap Paslon Hanya 4 Orang

Penerapan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat akan dilakukan selama pelaksanaan debat perdana Pilwali Kota Surabaya. Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya Nur Syamsi menuturkan, pembatasan peserta yang masuk ke arena debat memang diberlakukan. Para perwakilan partai pengusung dan pendukung tak diizinkan mengikuti debat maupun menemani pasangan calon (Paslon) di Hotel JW Marriot.

Pihaknya menerapkan pengetatan itu karena aturan prokes harus diberlakukan selama pandemi COVID-19. Pihaknya tak ingin ada kerumunan massa yang bisa menjadi penularan virus.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More