Ormas Islam Surabaya Desak Pemutusan Hubungan Diplomatik dengan Prancis
Senin, 02 November 2020 - 16:14 WIB
SURABAYA - Ratusan umat Islam dari berbagai elemen aksi demonstrasi di depan Kantor Konsulat Jenderal (Konjen) Prancis , Jalan Mawar nomor 4, Tegalsari, Surabaya , Jawa Timur, Senin (2/11/2020).
Mereka mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina Islam. (Baca juga: Jokowi Kecam Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang Menghina Islam )
Dalam aksinya, Organisasi Islam dari berbagai elemen se-Kota Surabaya ini mendesak Pemerintah Republik Indonesia untuk memutuskan hubungan diplomatik dan menarik Duta Besar Indonesia di Prancis untuk sementara waktu. (Baca juga: Macron: Saya Mengerti Kemarahan Umat Muslim, Tapi Tidak akan Toleransi Kekerasan )
Hal itu perlu dilakukan hingga Presiden Prancis Emmnuel Macron, meminta maaf dan menarik ucapan yang menghina Rasulullah SAW.
Koordinator aksi, Devi Kurniawan, mengatakan, saat ini mayoritas umat Islam telah memberikan kritik dan tuntutan terhadap Presiden Prancis. Namun Marcon tidak menggubris berbagai kritik, saran dan himbauan umat Islam di seluruh dunia.
"Tindakan atau ucapan penghinaan terhadap Rasulullah Muhammad SAW bukanlah ekspresi kebebasan berpendapat," kata Devi, Senin (2/11/2020).
Selain medesak hubungan diplomatik, Umat Islam Surabaya juga menyerukan gerakan boikot seluruh produk yang berasal dari negara Prancis sebagai bentuk protes. Massa aksi juga mendukung sikap Presiden Joko Widodo dengan memberikan teguran pada Marcon.
Kemudian mendesak kepada Mahkamah Uni Eropa untuk memberikan peringatan dan sanksi tegas kepada Presiden Prancis Emmanual Marcon. Menurut Devi, Umat Islam adalah umat yang sangat mencintai perdamaian dan persaudaraan.
"Akan tetapi jika terdapat pihak yang melukai umat Islam dengan melakukan penghinaan terhadap Rasulullah Muhammad SAW, maka kami akan menuntut dengan cara yang bijak dan beradab," kata dia dengan nada tegas.
Aksi berjalan damai dengan pengawalan ketat dari petugas kepolisian. Massa aksi melampiaskan kekesalan dengan menginjak-injak foto Presiden Prancis dan menginjak bendera Prancis.
Mereka mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina Islam. (Baca juga: Jokowi Kecam Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang Menghina Islam )
Dalam aksinya, Organisasi Islam dari berbagai elemen se-Kota Surabaya ini mendesak Pemerintah Republik Indonesia untuk memutuskan hubungan diplomatik dan menarik Duta Besar Indonesia di Prancis untuk sementara waktu. (Baca juga: Macron: Saya Mengerti Kemarahan Umat Muslim, Tapi Tidak akan Toleransi Kekerasan )
Hal itu perlu dilakukan hingga Presiden Prancis Emmnuel Macron, meminta maaf dan menarik ucapan yang menghina Rasulullah SAW.
Koordinator aksi, Devi Kurniawan, mengatakan, saat ini mayoritas umat Islam telah memberikan kritik dan tuntutan terhadap Presiden Prancis. Namun Marcon tidak menggubris berbagai kritik, saran dan himbauan umat Islam di seluruh dunia.
"Tindakan atau ucapan penghinaan terhadap Rasulullah Muhammad SAW bukanlah ekspresi kebebasan berpendapat," kata Devi, Senin (2/11/2020).
Selain medesak hubungan diplomatik, Umat Islam Surabaya juga menyerukan gerakan boikot seluruh produk yang berasal dari negara Prancis sebagai bentuk protes. Massa aksi juga mendukung sikap Presiden Joko Widodo dengan memberikan teguran pada Marcon.
Kemudian mendesak kepada Mahkamah Uni Eropa untuk memberikan peringatan dan sanksi tegas kepada Presiden Prancis Emmanual Marcon. Menurut Devi, Umat Islam adalah umat yang sangat mencintai perdamaian dan persaudaraan.
"Akan tetapi jika terdapat pihak yang melukai umat Islam dengan melakukan penghinaan terhadap Rasulullah Muhammad SAW, maka kami akan menuntut dengan cara yang bijak dan beradab," kata dia dengan nada tegas.
Aksi berjalan damai dengan pengawalan ketat dari petugas kepolisian. Massa aksi melampiaskan kekesalan dengan menginjak-injak foto Presiden Prancis dan menginjak bendera Prancis.
(nth)
tulis komentar anda