Warung Sedekah Makanan-Sembako di Pinggir Jalan Diserbu Warga

Jum'at, 30 Oktober 2020 - 12:02 WIB
Warung Sedekah Makanan-Sembako di Pinggir Jalan Diserbu Warga. Foto/iNewsTV/Rustaman
GROBOGAN - Keterpurukan ekonomi warga miskin atau kurang mampu menggugah para kawula muda di Grobogan untuk membuka warung sedekah berjalan di pinggir jalan.

Warung sedekah ini menyediakan makanan seperti nasi bungkus, bubur dan bahkan sembako untuk warga miskin yang melintas. Antrean panjang pun terjadi ketika warga hendak mengambil makanan dan sembako gratis tersebut. (Baca juga: Harga Rumah Makin Mencekik, Warga Miskin Terpaksa Tinggal di Tempat Kumuh )

Petugas dari TNI bersama sekelompok pemuda di Grobogan, Jawa Tengah ikut melakukan pengawasan dan penertiban warga yang tengah antre di pinggir Jalan Gajah Mada, Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah, Jumat (30/10/2020). (Baca juga: Ngebor Tanah Buat Sumur, Warga Grobogan Dikagetkan Semburan Gas )

Beberapa warga yang baru datang pun terlihat menyerobot barisan sehingga petugas kembali menertibkan. Untuk menghindari penyebaran virus COVID-19, panitia warung sedekah ini mewajibkan seluruh warga untuk mengeakan masker dan menjaga jarak.

Sebanyak 3000 paket sembako yang terdiri dari 1 kilogram beras dan mi instan ludes dalam waktu 15 diserbu para tukang becak, pemulung yang biasa mangkal di sepanjang Jalan Gajah Mada, Purwodadi, Grobogan, Jawa tengah. Beberapa tukang becak yang datang terlambat banyak yang tidak kebagian karena stok sudah habis.



Meski demikian, aktivitas warung sedekah ini akan terus dilaksanakan. Selain menyediakan sembako, warung sedekah juga menyediakan ratusan nasi bungkus. Warga mengantre dan mengambil secara tertib.

Ketua Komunitas Pecinta Jeep Grobogan Aji Puspito menjelaskan, target pembagian sedekah beras dan nasi bungkus ini adalah para pemulung dan tukang becak yang terdampak virus COVID-19. Seluruh dana dia kumpulkan dari para pemuda yang rela menyedekahkan hartanya.

“Dengan membagikan beras gratis ini diharapkan bisa menjadikan pembelajaran warga untuk ikut peduli akan kesusahan saudara kita,” kata Aji Puspito.

Seorang pemulung asal Desa Tawangharjo, Grobogan, Jawa Tengah, Welas Asih, mengaku selama ini tidak mempunyai penghasilan. “Penghasilan dari memulung dalam sehari hanya mencapai Rp10.000. Sementara kebutuhan kelima anaknya yang masih kecil dan balita tidak terpenuh,” kata Welas Asih.

Sebelum COVID-19, dia mengaku bisa mendapatkan hasil sebesar dua Rp20.000-Rp30.000 sekali memulung. “Dengan adanya warung sedekah ini, bisa sedikit meringankan beban para pemulung dan tukang becak untuk bertahan hidup,” kata Welas.
(nth)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More