Layani Kebutuhan Buruh, Jabar Bangun 44 Tower Apartemen Transit
Rabu, 14 Oktober 2020 - 15:42 WIB
BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan pembangunan 44 tower apartemen transit yang dikhususkan bagi buruh dan pekerja hingga 2030 mendatang. Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Jabar, Boy Iman Nugraha mengatakan, pembangunan puluhan tower apartemen transit tersebut bertujuan untuk menutupi kesenjangan hunian buruh yang masih tinggi di Jabar.
Menurut Boy, dalam rancangan pembangunan hingga 2030, Pemprov Jabar menargetkan membangun 44 tower apartemen transit . Target tersebut sejalan dengan tingkat kebutuhan buruh dan pekerja terhadap hunian yang lokasinya berdekatan dengan kawasan industri tempat mereka bekerja. (Baca: Petani Khawatirkan Gelombang Impor Garam )
"Pemerintah Provinsi berupaya menjalankan kebijakan reduksi kesenjangan perumahan, jadi fokusnya pada hunian vertikal. Sampai 2030, targetnya ada 44 tower tersebar di beberapa titik," ungkap Boy di Bandung, Rabu (14/10/2020).
Tahun ini, lanjut Boy, pihaknya sudah merencanakan pembangunan tower apartemen transit di Kabupaten Purwakarta untuk menambah 4 apartemen transit yang sudah berdiri di Kabupaten Bandung (Rancaekek dan Solokan Jeruk), Kota Bandung (Ujung Berung), dan Kabupaten Bandung Barat (Batu Jajar). "Namun, rencana tersebut harus dilanjutkan pada 2021 karena tahun ini anggaran terdampak refocusing penanganan COVID-19," ujarnya.
Bahkan, gara-gara COVID-19, proyek tower apartemen transit untuk pegawai negeri sipil (PNS) yang berlokasi di Gedebage, Kota Bandung pun belum bisa dikerjakan, meskipun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) turut membiayai pembangunan tower apartemen 11 lantai itu. "Dari pusat sudah ada, tapi kita tidak bisa kerjakan karena anggaran untuk pematangan lahan dan lain-lain terkena refocusing, jadi dari PUPR di-drop saja," imbuhnya. (Baca: Apartemen Transit, Hunian Ideal Vertikal Bagi MBR untuk Kalangan Buruh Industri )
Boy mengakui, kebutuhan apartemen transit bagi buruh dan pekerja tinggi. Dari 4 apartemen yang sudah berdiri saja, tingkat huniannya rata-rata mencapai 80 persen. Bahkan, ada apartemen transit yang memiliki daftar tunggu calon penghuni. "Di Solokan Jeruk ada satu menara yang belum dihuni karena belum serah terima dari PUPR," katanya.
Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Pengelola dan Pelayanan Perumahan Jabar (UPTD P3JB), Aida Fitriyani mengungkapkan, tingkat hunian 4 apartemen transit di Bandung Raya rata-rata mencapai 97,6 persen.(Baca: RI dan Jepang Tandatangani MoU Bangun Pelabuhan Patimban )
Keempat apartemen transit tersebut menurutnya tidak hanya diperuntukkan bagi buruh. Dia mencontohkan, apartemen di Ujung Berung dapat disewa dan dihuni oleh PNS dan non PNS. Sementara apartemen transit di Batujajar dikhususkan untuk buruh, seperti halnya apartemen di Solokan Jeruk dan Rancaekek. "Angka waiting listnya juga tinggi," imbuh Aida.
Dia mencatat, daftar tunggu calon penghuni apartemen Batujajar kini sudah mencapai 500 kepala keluarga (KK). Lokasinya yang strategis menjadikan apartemen transit itu diminati masyarakat. "Sementara menara apartemen transit di Ujungberung, pekerja non PNS dan PNS yang antre untuk masuk kini mencapai 100 kepala keluarga," sebutnya.
Meski peminatnya tinggi, namun Aida menekankan bahwa para calon penghuni apartemen transit harus memenuhi sejumlah syarat, di antaranya belum memiliki rumah atau tempat tinggal dan masuk ke dalam golongan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Apartemen transit juga diminati mengingat fasilitas yang didapat oleh penghuni terbilang mumpuni, mulai dari sarana air bersih dan pengelolaan limbah, fasilitas listrik, sarana ibadah, hingga taman bermain. "Dari minat yang tinggi, artinya kebutuhan akan apartemen transit ini belum bisa memenuhi kebutuhan," tandasnya.
Lihat Juga: Dukung Pemerintahan Prabowo, Cagub Jabar Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie Buat Program Telur Asih
Menurut Boy, dalam rancangan pembangunan hingga 2030, Pemprov Jabar menargetkan membangun 44 tower apartemen transit . Target tersebut sejalan dengan tingkat kebutuhan buruh dan pekerja terhadap hunian yang lokasinya berdekatan dengan kawasan industri tempat mereka bekerja. (Baca: Petani Khawatirkan Gelombang Impor Garam )
"Pemerintah Provinsi berupaya menjalankan kebijakan reduksi kesenjangan perumahan, jadi fokusnya pada hunian vertikal. Sampai 2030, targetnya ada 44 tower tersebar di beberapa titik," ungkap Boy di Bandung, Rabu (14/10/2020).
Tahun ini, lanjut Boy, pihaknya sudah merencanakan pembangunan tower apartemen transit di Kabupaten Purwakarta untuk menambah 4 apartemen transit yang sudah berdiri di Kabupaten Bandung (Rancaekek dan Solokan Jeruk), Kota Bandung (Ujung Berung), dan Kabupaten Bandung Barat (Batu Jajar). "Namun, rencana tersebut harus dilanjutkan pada 2021 karena tahun ini anggaran terdampak refocusing penanganan COVID-19," ujarnya.
Bahkan, gara-gara COVID-19, proyek tower apartemen transit untuk pegawai negeri sipil (PNS) yang berlokasi di Gedebage, Kota Bandung pun belum bisa dikerjakan, meskipun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) turut membiayai pembangunan tower apartemen 11 lantai itu. "Dari pusat sudah ada, tapi kita tidak bisa kerjakan karena anggaran untuk pematangan lahan dan lain-lain terkena refocusing, jadi dari PUPR di-drop saja," imbuhnya. (Baca: Apartemen Transit, Hunian Ideal Vertikal Bagi MBR untuk Kalangan Buruh Industri )
Boy mengakui, kebutuhan apartemen transit bagi buruh dan pekerja tinggi. Dari 4 apartemen yang sudah berdiri saja, tingkat huniannya rata-rata mencapai 80 persen. Bahkan, ada apartemen transit yang memiliki daftar tunggu calon penghuni. "Di Solokan Jeruk ada satu menara yang belum dihuni karena belum serah terima dari PUPR," katanya.
Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Pengelola dan Pelayanan Perumahan Jabar (UPTD P3JB), Aida Fitriyani mengungkapkan, tingkat hunian 4 apartemen transit di Bandung Raya rata-rata mencapai 97,6 persen.(Baca: RI dan Jepang Tandatangani MoU Bangun Pelabuhan Patimban )
Keempat apartemen transit tersebut menurutnya tidak hanya diperuntukkan bagi buruh. Dia mencontohkan, apartemen di Ujung Berung dapat disewa dan dihuni oleh PNS dan non PNS. Sementara apartemen transit di Batujajar dikhususkan untuk buruh, seperti halnya apartemen di Solokan Jeruk dan Rancaekek. "Angka waiting listnya juga tinggi," imbuh Aida.
Dia mencatat, daftar tunggu calon penghuni apartemen Batujajar kini sudah mencapai 500 kepala keluarga (KK). Lokasinya yang strategis menjadikan apartemen transit itu diminati masyarakat. "Sementara menara apartemen transit di Ujungberung, pekerja non PNS dan PNS yang antre untuk masuk kini mencapai 100 kepala keluarga," sebutnya.
Meski peminatnya tinggi, namun Aida menekankan bahwa para calon penghuni apartemen transit harus memenuhi sejumlah syarat, di antaranya belum memiliki rumah atau tempat tinggal dan masuk ke dalam golongan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Apartemen transit juga diminati mengingat fasilitas yang didapat oleh penghuni terbilang mumpuni, mulai dari sarana air bersih dan pengelolaan limbah, fasilitas listrik, sarana ibadah, hingga taman bermain. "Dari minat yang tinggi, artinya kebutuhan akan apartemen transit ini belum bisa memenuhi kebutuhan," tandasnya.
Lihat Juga: Dukung Pemerintahan Prabowo, Cagub Jabar Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie Buat Program Telur Asih
(don)
tulis komentar anda