Pandemi COVID-19 Membuat Nelayan Cantrang Rembang Menjerit

Senin, 12 Oktober 2020 - 19:02 WIB
Suasana dermaga Pelabuhan Tasikagung Rembang. Foto/iNews/Musyafa Musa
REMBANG - Pandemi COVID-19 mengakibatkan harga ikan di tingkat nelayan menurun. Termasuk komoditas ikan hasil tangkapan nelayan kapal cantrang yang bersandar di Pelabuhan Tasikagung, pelabuhan perikanan terbesar di Kabupaten Rembang .

(Baca juga: KKSB Serang Bandara Bilorai, TNI Temukan 1 Pucuk Senjata Api )

Kepala Tempat Pelelangan Ikan (TPI) kapal cantrang Pelabuhan Tasikagung, Kabupaten Rembang , Sunarto menjelaskan, harga ikan memang fluktuatif. Namun belakangan ini umumnya harga semua jenis ikan turun.



Ia mencontohkan ikan swangi atau sejenis moto ombo ukuran kecil, semula laku Rp9 ribu/kg, tetapi kini pada kisaran Rp6 ribu/kg. Pihaknya menduga kondisi tersebut disebabkan oleh lesunya ekspor keluar negeri. Mengingat ikan-ikan hasil kapal cantrang, kebanyakan masuk ke pabrik besar skala eskpor.

"Kalau permintaan pasar stabil, tapi yang dari pabrik menurun. Padahal ikan kapal cantrang kan banyak masuk pabrik surimi kelas ekspor. Sementara permintaan dari luar negeri turun, jadi ya ada efeknya," kata Sunarto.

(Baca juga: Polisi Buru Penyedia Obat Aborsi yang Digunakan Anak PNS Blitar )

Sunarto menambahkan selain harga ikan turun, pandemi COVID-19 yang memukul sektor perekonomian, turut memicu pembayaran ikan dari pedagang kepada nelayan semakin lama. Sebelum pandemi, pembayaran lelang ikan bisa cair rata-rata 15 hari. Sekarang ini memakan waktu sebulan lebih.

"Pembayaran jadi lebih lama. Tapi mau bagimana lagi, kalau tidak melaut, terus kerja apa. Ya tetap melaut untuk memenuhi kebutuhan. Yang penting ikan terbayar," imbuhnya.

Ditanya aktivitas bongkar muat ikan, Sunarto menimpali sebenarnya tidak ada perubahan mencolok, antara sebelum maupun saat pandemi. (Baca juga: Siang-siang 8 Pasangan Diciduk Saat Asyik Mesum di Kamar Kos )

Dalam sehari, sepuluhan kapal cantrang melelangkan ikan hasil melaut. Tapi ia mengakui waktu melaut nelayan belakangan ini jauh lebih lama, lantaran informasi dari nelayan hasil tangkapan tidak begitu bagus.
(eyt)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content