18 Tahun Tragedi Bom Bali dan Doa yang Tak Pernah Putus
Senin, 12 Oktober 2020 - 17:30 WIB
KUTA - Hari ini, Senin (12/10/2020) tepat 18 tahun tragedi Bom Bali I berlalu. Meski sudah hampir dua dasawarsa, upaya mengenang peristiwa kelam yang membunuh 202 nyawa itu terus mengalir.
Sejak pagi hari, monumen peringatan bom Bali yang terletak di Jalan Legian, Kuta, Badung, Bali sudah dipadati banyak orang. Mereka kebanyakan merupakan keluarga, kerabat atau sekadar teman dari korban yang tewas dalam ledakan. (Baca juga: Eks Napi Teroris Ini Beberkan Keterlibatannya di Bom Bali 1)
Mereka datang ke tempat yang biasa disebut ground zero ini dengan membawa karangan bunga. Dengan ekpresi haru, bunga itu kemudian diletakkan persis di bawah deretan nama korban bom yang terpahat di dinding monumen. (Baca juga: 17 Tahun Bom Bali I, Karangan Bunga Penuhi Ground Zero Kuta)
Usai meletakkan karangan bunga, mereka kemudian berdoa. Ada juga yang melanjutkan dengan tabur bunga di kolam yang ada di pelataran monumen. Suasana haru begitu terasa hingga tak sedikit yang meneteskan air mata.
Desvita, yang kehilangan temannya saat terjadi ledakan di Sari Club mengatakan selalu menyempatkan datang untuk meletakkan karangan bunga dan berdoa. "Damai dan bahagialah di sana," ujarnya di tengah doa.
Pada tahun ini, keluarga besar korban tidak menggelar peringatan karena masih dalam situasi pandemi COVID-19. "Kita tidak inginkan terjadi klaster baru. Silahkan masing-masing datang untuk berdoa," kata Theolina F Marpaung, pengurus Yayasan Isana Dewata.
Sejak pagi hari, monumen peringatan bom Bali yang terletak di Jalan Legian, Kuta, Badung, Bali sudah dipadati banyak orang. Mereka kebanyakan merupakan keluarga, kerabat atau sekadar teman dari korban yang tewas dalam ledakan. (Baca juga: Eks Napi Teroris Ini Beberkan Keterlibatannya di Bom Bali 1)
Mereka datang ke tempat yang biasa disebut ground zero ini dengan membawa karangan bunga. Dengan ekpresi haru, bunga itu kemudian diletakkan persis di bawah deretan nama korban bom yang terpahat di dinding monumen. (Baca juga: 17 Tahun Bom Bali I, Karangan Bunga Penuhi Ground Zero Kuta)
Usai meletakkan karangan bunga, mereka kemudian berdoa. Ada juga yang melanjutkan dengan tabur bunga di kolam yang ada di pelataran monumen. Suasana haru begitu terasa hingga tak sedikit yang meneteskan air mata.
Desvita, yang kehilangan temannya saat terjadi ledakan di Sari Club mengatakan selalu menyempatkan datang untuk meletakkan karangan bunga dan berdoa. "Damai dan bahagialah di sana," ujarnya di tengah doa.
Pada tahun ini, keluarga besar korban tidak menggelar peringatan karena masih dalam situasi pandemi COVID-19. "Kita tidak inginkan terjadi klaster baru. Silahkan masing-masing datang untuk berdoa," kata Theolina F Marpaung, pengurus Yayasan Isana Dewata.
(shf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda