Cupu Kyai Panjala Dipercaya Jadi Ramalan Situasi Negara Termasuk soal Pilkada

Senin, 05 Oktober 2020 - 23:08 WIB
Prosesi pembukaan Cupu Kyai Panjala tahun lalu. Foto : Dok SINDOnews/Suharjono
GUNUNGKIDUL - Pembukaan cupu Kyai Panjala bagi warga Gunungkidul sudah menjadi agenda rutin dan menjadi agenda budaya.

Ritual membuka kain kafan pembungkus cupu yang dipercaya akan memberikan gambaran situasi selama satu tahun mendatangkan akan dilaksanakan Rabu (6/10/2020) dini hari nanti.

Lurah Kalurahan Girisekar, Kapanewon Panggang, Sutarpan mengatakan, untuk pembukaan cupu dini hari nanti berbeda dengan tahun sebelumnya. Ini lantaran harus menaati protokol COVID-19 sehingga ada pembatasan.



"Nanti memang jadwal membuka cupu dan mengganti dengan kain baru. Namun kita harus batasi pengunjung," terangnya kepada wartawan Senin (5/10/2020).(Baca juga : Warga yang Ditangkap Densus Dikenal Supel dan Ramah )

Dijelaskannya, Cupu Kyai Panjala berbentuk tiga buah guci. Masing-masing diberi nama Kalang Kinanthang, Semar Kinandu dan Kenthiwiri. Semuanya dimasukkan dalam kotak kayu berukuran 25 cm dan 20 cm. Kotak kemudian dibungkus ratusan kain kafan atau dikenal warga kain mori. Setiap tahun kain akan diganti. Saat dilakukan pergantian kain inilah muncul berbagai gambaran pertanian dan situasi lokal maupun nasional selama setahun ke depan.

"Gambaran dalam kain tersebut dipercaya menjadi pralambang kehidupan selama satu tahun ke depan. Namun ya boleh percaya boleh tidak, saya tidak boleh mengatakan, nanti saja setelah berjalan dan ada kejadian bisa dikaitkan," ucapnya.

Dijelaskannya, setiap tahun berbeda- beda simbol dalam kain yang dianggap keramat tersebut. Saat terjadi letusan Gunung Kelud beberapa tahun lalu misalnya, juga ditunjukkan dengan kain pembungkus. Di antaranya adalah banyaknya pasir dari sisi timur utara dan selatan di kain kafan. "Waktu itu memang ditemukan banyak pasir di kain kafan," ucap tokoh yang juga terlibat dalam pembukaan cupu ini.

Dari catatan sejarah, jumlah cupu awalnya lima buah. Di antaranya Semar Kinandu, Kalang Kinantang, Klobot, Bagor dan Kenthiwiri. Hanya saja, tidak diketahui pasti penyebabnya Klobot dan Bagor tiba-tiba hilang tak diketahui rimbanya.(Baca juga : Indehoy di Kamar dengan Istri Orang, Oknum Guru Digerebek Warga )

Menurut cerita, asal mulanya cupu sekitar 500 tahun silam. Kisah ini berawal dari seorang anak nelayan yang pergi meninggalkan rumah karena lapar dan dipukul ibunya yang jengkel. Anak nelayan itu meninggalkan rumah menuju pinggir pantai untuk menjala ikan namun mendapatkan lima buah cupu.

Kemudian cupu itu dibawa pulang dan hingga saat ini disimpan di rumah ahli waris di rumah Dwijo Sumarto di Dusun Mendak Kalurahan Girisekar Kapanewon Panggang. Dwijo Sumarto merupakan keturunan ke enam ahli waris yang masih melestarikan upacara tradisi budaya Cupu Panjala.

"Nanti pralambang akan muncul dari kain yang mengeluarkan bercak. Dari bercak ini banyak yang mengaitkan dengan kemungkinan kejadian, termasuk politik pilkada karena tahun ini bertepatan tahun politik pilkada serentak. Pembukaan seperti biasa dimulai pukul 01.00 WIB," tegasnya.
(nun)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content