Api Abadi Mrapen Padam, Disinyalir akibat Pengeboran Ilegal
Senin, 05 Oktober 2020 - 17:47 WIB
SEMARANG - Pemprov Jawa Tengah (Jateng) akan menindak aktivitas pengeboran ilegal di kawasan api abadi Mrapen. Disinyalir, aksi pengeboran ilegal itu yang menyebabkan padamnya api abadi Mrapen.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan sudah menerjunkan tim dari Dinas ESDM untuk melakukan pengecekan.
Selama ini, ada dua indikasi yang menyebabkan padamnya api abadi mrapen, yakni karena memang gasnya habis atau karena adanya aktivitas pengeboran di sekitarnya.
"Ada beberapa potensi kemungkinan, apakah memang karena cadangan gasnya habis atau ada kebocoran akibat di daerah situ ada yang melakukan aktivitas pengeboran. Sedang kami dalami," ungkap Ganjar, Senin (5/10/2020).
Namun secara keseluruhan, sampai saat ini tidak ada izin resmi tentang pengeboran di sekitar api abadi Mrapen. Kalau memang ada pengeboran yang tidak resmi, maka dirinya memerintahkan untuk melakukan pengecekan.
"Kalau ada pengeboran ilegal, ya ditindaklah. Makanya ESDM sekarang sedang bekerja, apakah betul-betul karena cadangan habis, atau karena dibor disebelahnya, kemudian gasnya bocor," tegasnya.
Selain menyelidiki penyebab matinya api abadi Mrapen, ia juga meminta tim yang diterjunkan itu untuk mencari kemungkinan penyelamatan.
Jika memang terjadi kebocoran gas, maka ia meminta lubang itu ditutup agar api abadi Mrapen bisa hidup kembali. "Atau kalau tidak bisa, ya mungkin ada rekayasa engineering yang bisa dilakukan," pungkasnya.
Seperti diberitakan, api abadi Mrapen yang terletak di Desa Manggarmas Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan padam. (Baca juga: Ganjar Imbau Buruh Jateng Tak Ikutan Aksi Mogok Nasional)
Api abadi yang biasa digunakan untuk sumber api obor sejumlah event olahraga baik nasional maupun internasional itu dikabarkan padam sejak tanggal 25 September lalu.
Menurut keterangan Kasi Energi Dinas ESDM Wilayah Kendeng Selatan, Sinung Sugeng Arianto, sebelum api abadi Mrapen padam, sempat ada semburan air bercampur gas saat pengeboran sumur yang berlokasi tak jauh dari Mrapen. (Baca juga: Rayakan HUT ke-75, Peran TNI Dibutuhkan Untuk Melawan COVID-19)
Meski semburan air bercampur gas itu telah ditutup, namun air dan gas masih merembes dari pengeboran itu.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan sudah menerjunkan tim dari Dinas ESDM untuk melakukan pengecekan.
Selama ini, ada dua indikasi yang menyebabkan padamnya api abadi mrapen, yakni karena memang gasnya habis atau karena adanya aktivitas pengeboran di sekitarnya.
"Ada beberapa potensi kemungkinan, apakah memang karena cadangan gasnya habis atau ada kebocoran akibat di daerah situ ada yang melakukan aktivitas pengeboran. Sedang kami dalami," ungkap Ganjar, Senin (5/10/2020).
Namun secara keseluruhan, sampai saat ini tidak ada izin resmi tentang pengeboran di sekitar api abadi Mrapen. Kalau memang ada pengeboran yang tidak resmi, maka dirinya memerintahkan untuk melakukan pengecekan.
"Kalau ada pengeboran ilegal, ya ditindaklah. Makanya ESDM sekarang sedang bekerja, apakah betul-betul karena cadangan habis, atau karena dibor disebelahnya, kemudian gasnya bocor," tegasnya.
Selain menyelidiki penyebab matinya api abadi Mrapen, ia juga meminta tim yang diterjunkan itu untuk mencari kemungkinan penyelamatan.
Jika memang terjadi kebocoran gas, maka ia meminta lubang itu ditutup agar api abadi Mrapen bisa hidup kembali. "Atau kalau tidak bisa, ya mungkin ada rekayasa engineering yang bisa dilakukan," pungkasnya.
Seperti diberitakan, api abadi Mrapen yang terletak di Desa Manggarmas Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan padam. (Baca juga: Ganjar Imbau Buruh Jateng Tak Ikutan Aksi Mogok Nasional)
Api abadi yang biasa digunakan untuk sumber api obor sejumlah event olahraga baik nasional maupun internasional itu dikabarkan padam sejak tanggal 25 September lalu.
Menurut keterangan Kasi Energi Dinas ESDM Wilayah Kendeng Selatan, Sinung Sugeng Arianto, sebelum api abadi Mrapen padam, sempat ada semburan air bercampur gas saat pengeboran sumur yang berlokasi tak jauh dari Mrapen. (Baca juga: Rayakan HUT ke-75, Peran TNI Dibutuhkan Untuk Melawan COVID-19)
Meski semburan air bercampur gas itu telah ditutup, namun air dan gas masih merembes dari pengeboran itu.
(boy)
tulis komentar anda