HDMY Kembalikan Kejayaan Sumsel Sebagai Lumbung Pangan Nasional
Sabtu, 03 Oktober 2020 - 13:52 WIB
Tak hanya itu, Herman Deru juga membentuk tim khusus untuk memudahkan petani mendapatkan bantuan modal kredit usaha rakyat (KUR) dari perbankan. Semua pihak yang terlibat seperti OJK, Perbankan, Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), Kadis Pertanian dan sejumlah pejabat pemprov terkait hingga petani ia kumpulkan untuk rapat dalam satu meja.
“Banyak petani kesulitan beli saprodi, padahal harganya Rp8-9 juta saja. Problemnya karena sasaran tidak bankkable. Mereka susah mau utang ke bank Rp50 juta tanpa agunan. Padahal kalau lihat hasil panen, mereka ini mampu bayar,” tambah HD.
Karena itu agar kedepan petani di Sumsel mudah mendapatkan pinjaman bank tanpa ribet dengan administrasi dan agunan, Ia bakal membuat tim khusus. Tim inilah yang akan menjembatani kesulitan petani.
Tim ini, kata HD, akan menentukan zonasi atau kabupaten mana saja yang menjadi sasaran. Termasuk juga mendata Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok tani (RDKK). Untuk kemudian melakukan kerjasama dengan pihak perbankan diantaranya dalam hal ini BRI, BNI, Bank Mandiri dan BSB Sumsel.
Berbagai gebrakan itu pun berbuah manis. Pada tahun 2019, Herman Deru berhasil mengantarkan Sumsel menduduki peringat lima sebagai provinsi penghasil pangan terbesar di Indonesia setelah Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Catatan ini sekaligus memantapkan Sumsel sebagai provinsi penghasil pangan terbesar di wilayah Sumatera. Atas Prestasi ini membuat Pemprov Sumsel diganjar Pin Emas. Berdasarkan Data Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan capaian produksi padi Sumsel Tahun 2019 tercatat sebesar 4.534.070 ton GKG.
Meski sudah masuk lima besar nasional, prestasi ini tak lantas membuat Herman Deru puas. Ia ingin Sumsel dapat merangsek ke peringkat 3 bahkan menjadi daerah tertinggi penghasil pangan di Indonesia. Dengan potensi luas lahan yang masih sangat besar dibandingkan pulau Jawa, Ia optimis perjalanan Sumsel mencapai target tersebut akan lebih mudah.
Untuk diketahui pada Ratas 23 September 2020, Presiden Joko Widodo tengah mengatakan berencana memperluas daerah lumbung pangan nasional dalam rangka menghadapi krisis pangan dunia akibat pandemik COVID-1. Ekspansi ini, kata Jokowi, tidak untuk mengesampingkan dua titik awal lumbung pangan yang sudah dicanangkan, yakni Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara.
Jokowi mengingatkan bahwa penyediaan lumbung pangan nasional ini adalah agenda strategis pemerintah yang harus dilakukan. Hal itu penting guna mengantisipasi kondisi krisis pangan akibat pandemik COVID-19 yang sudah diingatkan oleh Food Agriculture Organization (FAO) terkait krisis pangan dunia.
Fokus Realiasikan Sumsel Religius
Tak hanya membangun perekonomian dari sektor pertanian, di masa kepemimpinannya Herman Deru juga komitmen merealisasikan visi misinya menciptakan Provinsi Sumsel yang religius dengan terus menggalakkan pertumbuhan dan pengembangan rumah tahfidz di Sumsel.
“Banyak petani kesulitan beli saprodi, padahal harganya Rp8-9 juta saja. Problemnya karena sasaran tidak bankkable. Mereka susah mau utang ke bank Rp50 juta tanpa agunan. Padahal kalau lihat hasil panen, mereka ini mampu bayar,” tambah HD.
Karena itu agar kedepan petani di Sumsel mudah mendapatkan pinjaman bank tanpa ribet dengan administrasi dan agunan, Ia bakal membuat tim khusus. Tim inilah yang akan menjembatani kesulitan petani.
Tim ini, kata HD, akan menentukan zonasi atau kabupaten mana saja yang menjadi sasaran. Termasuk juga mendata Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok tani (RDKK). Untuk kemudian melakukan kerjasama dengan pihak perbankan diantaranya dalam hal ini BRI, BNI, Bank Mandiri dan BSB Sumsel.
Berbagai gebrakan itu pun berbuah manis. Pada tahun 2019, Herman Deru berhasil mengantarkan Sumsel menduduki peringat lima sebagai provinsi penghasil pangan terbesar di Indonesia setelah Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Catatan ini sekaligus memantapkan Sumsel sebagai provinsi penghasil pangan terbesar di wilayah Sumatera. Atas Prestasi ini membuat Pemprov Sumsel diganjar Pin Emas. Berdasarkan Data Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan capaian produksi padi Sumsel Tahun 2019 tercatat sebesar 4.534.070 ton GKG.
Meski sudah masuk lima besar nasional, prestasi ini tak lantas membuat Herman Deru puas. Ia ingin Sumsel dapat merangsek ke peringkat 3 bahkan menjadi daerah tertinggi penghasil pangan di Indonesia. Dengan potensi luas lahan yang masih sangat besar dibandingkan pulau Jawa, Ia optimis perjalanan Sumsel mencapai target tersebut akan lebih mudah.
Untuk diketahui pada Ratas 23 September 2020, Presiden Joko Widodo tengah mengatakan berencana memperluas daerah lumbung pangan nasional dalam rangka menghadapi krisis pangan dunia akibat pandemik COVID-1. Ekspansi ini, kata Jokowi, tidak untuk mengesampingkan dua titik awal lumbung pangan yang sudah dicanangkan, yakni Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara.
Jokowi mengingatkan bahwa penyediaan lumbung pangan nasional ini adalah agenda strategis pemerintah yang harus dilakukan. Hal itu penting guna mengantisipasi kondisi krisis pangan akibat pandemik COVID-19 yang sudah diingatkan oleh Food Agriculture Organization (FAO) terkait krisis pangan dunia.
Fokus Realiasikan Sumsel Religius
Tak hanya membangun perekonomian dari sektor pertanian, di masa kepemimpinannya Herman Deru juga komitmen merealisasikan visi misinya menciptakan Provinsi Sumsel yang religius dengan terus menggalakkan pertumbuhan dan pengembangan rumah tahfidz di Sumsel.
tulis komentar anda