BKKBN Jabar Sukses Layani Ribuan Akseptor Spiral dan Susuk
Selasa, 29 September 2020 - 01:25 WIB
Meski begitu, Koordinator Bidang Advokasi, Penggerakkan, dan Informasi (Adpin) BKKBN Jabar, Herman Melani menerangkan, untuk memenuhi target nasional sebanyak 43.256 peserta KB, pihaknya memetakan sasaran secara cermat di masing-masing kabupaten dan kota.
"Proses penajaman sasaran ini lebih mudah dari sisi pengorganisasian karena para penyuluh KB di bawah binaan langsung BKKBN. Dengan demikian, jalur koordinasinya linier mulai pusat hingga daerah," terangnya.
Selain singkatnya jeda waktu antara pelayanan jilid 1 dan 2, lanjut Herman, tantangan besar lainnya, yakni pandemi COVID-19 yang belum berakhir yang berdampak pada pembatasan pelayanan fasilitas kesehatan. Tidak hanya itu, Jabar selama ini dikenal sebagai 'Ratu Suntik' sejalan dengan tingginya dominasi penggunaan kontrasepsi jenis suntik.
Sementara pelayanan serentak dalam Peringatan WCD 2020, kata Herman, khusus IUD dan implan. "Capaian ini menunjukkan keinginan masyarakat untuk ber-KB masih cukup tinggi. Alhamdulillah kekhawatiran awal tidak terbukti," ungkapnya.
Herman mengklaim, salah satu kunci keberhasilan Jabar terletak pada pemetaan akurat target sasaran di masing-masing kecamatan dan kelurahan atau desa. Dengan begitu, tenaga lini lapangan bisa langsung melakukan eksekusi penggerakkan.
Lebih lanjut Herman mengatakan, di saat yang sama, pihaknya menjadikan momentum Peringatan WCD 2020 untuk menggencarkan sosialisasi atau komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada masyarakat. (Baca: Peringati HKI, BKKBN-Bayer Luncurkan Program Edukasi dan Akses Kontrasepsi )
Menurutnya, harus diakui bahwa hingga saat ini,masih berkembang rumor dan mitos yang salah tentang kontrasepsi . WCD menjadi momentum tepat untuk mengedukasi masyarakat terkait fakta-fakta seputar kontrasepsi.
"Kami berusaha meluruskan mitos keliru tentang kontrasepsi. Upaya ini dilakukan dengan segenap saluran yang tersedia, baik melalui media luar ruang, media sosial, maupun penyampaian langsung oleh petugas lini lapangan kepada masyaraat," jelasnya.
Herman menekankan bahwa kontrasepsi menjadi lebih dari sekadar alat untuk mencegah terjadinya kehamilan. Lebih dari itu, kontrasepsi bertujuan mewujudkan kehidupan reproduksi sehat agar terhindar dari kehamilan tidak diinginkan serta kesakitan dan kematian karena kehamilan terlalu muda, terlalu tua, terlalu rapat atau dekat, dan terlalu sering atau banyak.
Kontrasepsi, sambung Herman, merupakan salah satu bagian dalam pengelolaan program KB . Gagasan perencanaan keluarga untuk mewujudkan kehidupan reproduksi yang sehat dapat dijalankan dengan konkret di antaranya dengan penggunaan alat kontrasepsi.
"Proses penajaman sasaran ini lebih mudah dari sisi pengorganisasian karena para penyuluh KB di bawah binaan langsung BKKBN. Dengan demikian, jalur koordinasinya linier mulai pusat hingga daerah," terangnya.
Selain singkatnya jeda waktu antara pelayanan jilid 1 dan 2, lanjut Herman, tantangan besar lainnya, yakni pandemi COVID-19 yang belum berakhir yang berdampak pada pembatasan pelayanan fasilitas kesehatan. Tidak hanya itu, Jabar selama ini dikenal sebagai 'Ratu Suntik' sejalan dengan tingginya dominasi penggunaan kontrasepsi jenis suntik.
Sementara pelayanan serentak dalam Peringatan WCD 2020, kata Herman, khusus IUD dan implan. "Capaian ini menunjukkan keinginan masyarakat untuk ber-KB masih cukup tinggi. Alhamdulillah kekhawatiran awal tidak terbukti," ungkapnya.
Herman mengklaim, salah satu kunci keberhasilan Jabar terletak pada pemetaan akurat target sasaran di masing-masing kecamatan dan kelurahan atau desa. Dengan begitu, tenaga lini lapangan bisa langsung melakukan eksekusi penggerakkan.
Lebih lanjut Herman mengatakan, di saat yang sama, pihaknya menjadikan momentum Peringatan WCD 2020 untuk menggencarkan sosialisasi atau komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada masyarakat. (Baca: Peringati HKI, BKKBN-Bayer Luncurkan Program Edukasi dan Akses Kontrasepsi )
Menurutnya, harus diakui bahwa hingga saat ini,masih berkembang rumor dan mitos yang salah tentang kontrasepsi . WCD menjadi momentum tepat untuk mengedukasi masyarakat terkait fakta-fakta seputar kontrasepsi.
"Kami berusaha meluruskan mitos keliru tentang kontrasepsi. Upaya ini dilakukan dengan segenap saluran yang tersedia, baik melalui media luar ruang, media sosial, maupun penyampaian langsung oleh petugas lini lapangan kepada masyaraat," jelasnya.
Herman menekankan bahwa kontrasepsi menjadi lebih dari sekadar alat untuk mencegah terjadinya kehamilan. Lebih dari itu, kontrasepsi bertujuan mewujudkan kehidupan reproduksi sehat agar terhindar dari kehamilan tidak diinginkan serta kesakitan dan kematian karena kehamilan terlalu muda, terlalu tua, terlalu rapat atau dekat, dan terlalu sering atau banyak.
Kontrasepsi, sambung Herman, merupakan salah satu bagian dalam pengelolaan program KB . Gagasan perencanaan keluarga untuk mewujudkan kehidupan reproduksi yang sehat dapat dijalankan dengan konkret di antaranya dengan penggunaan alat kontrasepsi.
tulis komentar anda