BKKBN Jabar Sukses Layani Ribuan Akseptor Spiral dan Susuk

Selasa, 29 September 2020 - 01:25 WIB
loading...
BKKBN Jabar Sukses Layani Ribuan Akseptor Spiral dan Susuk
Istri Gubernur Jabar yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Jabar, Atalia Praratya Kamil berbincang dengan peserta pelayanan KB implan. Foto/Dok.BKKBN
A A A
BANDUNG - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat terus mengedukasi masyarakat terkait fakta-fakta program Keluarga Berencana (KB). Pasalnya, masih banyak rumor hingga mitos keliru terkait alat kontrasepsi di tengah masyarakat.

Upaya tersebut, salah satunya dilakukan dalam momentum Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia atau World Contraception Day (WCD) 2020. Melalui momentum tersebut, BKBKBN Jabar membantah seputar mitos keliru tentang kontrasepsi, mulai penyebab jerawat hingga sulit hamil. (Baca: BKKBN Sulsel Masifkan Bulan Pelayanan KB Jelang Hari Kontrasepsi Sedunia)

Selain menjadi momentum edukasi, Kepala Perwakilan BKKBN Jabar, Kusmana mengatakan, peringatan WCD 2020 juga menjadi momentum bagi BKKBN untuk mengejar pencapaian target pelayanan peserta KB tahun ini.

Merujuk pada laporan pencatatan hingga Minggu, 27 September 2020 pukul 21.00 WIB, lanjut Kusmana, BKKBN berhasil melayani 287.991 akseptor dari target yang ditetapkan sebanyak 250.000 akseptor dimana 40.787 akseptor di antaranya berasal dari Jabar.

Uung, panggilan akrab Kumana memaparkan, ke-40.787 akseptor tersebut terdiri atas 16.348 akseptor intrauterine device (IUD) atau spiral dan 24.439 implan atau susuk. Selain itu, 152 peserta KB metode operasi pria (MOP) atau vasektomi dan 486 metode operasi wanita (MOW) atau tubektomi.

Uung pun mengaku sangat bersyukur dengan capaian target pelayanan yang berlangsung antara 18 Agustus-26 September tersebut. Bagi Uung, keberhasilan itu tak lepas dari kolaborasi dengan mitra kerja yang terus mendukung BKKBN Jabar. "Kami sangat dibantu teman-teman bidan, para dokter, dan para kader penggerak di lapangan," kata Uung, Senin (28/9/2020).

Khusus dalam rangka pelayanan Hari Kontrasepsi ini, lanjut Uang, pihaknya bekerja sama dengan Pengurus Wilayah Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat. Selain menjadi perpanjangan jejaring pelayanan, anggota Fatayat NU yang berada pada rentang usia subur menjadi sasaran pelayanan.

"Tentu kami juga terus menjalin kerja sama dengan mitra kerja Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jabar, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jabar, Tim Penggerak PKK Jabar, persatuan dokter spesialis kandungan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) hingga para jurnalis," tuturnya.

Pihaknya mengaku sempat ketar-ketir. Pasalnya, jeda waktu pelayanan serentak jilid I dan jilid II terbilang singkat atau hanya kurang dari dua bulan. Apalagi, pasangan usia subur (PUS) yang menjadi sasaran peserta praktis berkurang drastis setelah pihaknya sukses melampaui target capaian pada jilid I dalam momentum Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-27 pada 29 Juni 2020 lalu.

Meski begitu, Koordinator Bidang Advokasi, Penggerakkan, dan Informasi (Adpin) BKKBN Jabar, Herman Melani menerangkan, untuk memenuhi target nasional sebanyak 43.256 peserta KB, pihaknya memetakan sasaran secara cermat di masing-masing kabupaten dan kota.

"Proses penajaman sasaran ini lebih mudah dari sisi pengorganisasian karena para penyuluh KB di bawah binaan langsung BKKBN. Dengan demikian, jalur koordinasinya linier mulai pusat hingga daerah," terangnya.

Selain singkatnya jeda waktu antara pelayanan jilid 1 dan 2, lanjut Herman, tantangan besar lainnya, yakni pandemi COVID-19 yang belum berakhir yang berdampak pada pembatasan pelayanan fasilitas kesehatan. Tidak hanya itu, Jabar selama ini dikenal sebagai 'Ratu Suntik' sejalan dengan tingginya dominasi penggunaan kontrasepsi jenis suntik.

Sementara pelayanan serentak dalam Peringatan WCD 2020, kata Herman, khusus IUD dan implan. "Capaian ini menunjukkan keinginan masyarakat untuk ber-KB masih cukup tinggi. Alhamdulillah kekhawatiran awal tidak terbukti," ungkapnya.

Herman mengklaim, salah satu kunci keberhasilan Jabar terletak pada pemetaan akurat target sasaran di masing-masing kecamatan dan kelurahan atau desa. Dengan begitu, tenaga lini lapangan bisa langsung melakukan eksekusi penggerakkan.

Lebih lanjut Herman mengatakan, di saat yang sama, pihaknya menjadikan momentum Peringatan WCD 2020 untuk menggencarkan sosialisasi atau komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada masyarakat. (Baca: Peringati HKI, BKKBN-Bayer Luncurkan Program Edukasi dan Akses Kontrasepsi)

Menurutnya, harus diakui bahwa hingga saat ini,masih berkembang rumor dan mitos yang salah tentang kontrasepsi . WCD menjadi momentum tepat untuk mengedukasi masyarakat terkait fakta-fakta seputar kontrasepsi.

"Kami berusaha meluruskan mitos keliru tentang kontrasepsi. Upaya ini dilakukan dengan segenap saluran yang tersedia, baik melalui media luar ruang, media sosial, maupun penyampaian langsung oleh petugas lini lapangan kepada masyaraat," jelasnya.

Herman menekankan bahwa kontrasepsi menjadi lebih dari sekadar alat untuk mencegah terjadinya kehamilan. Lebih dari itu, kontrasepsi bertujuan mewujudkan kehidupan reproduksi sehat agar terhindar dari kehamilan tidak diinginkan serta kesakitan dan kematian karena kehamilan terlalu muda, terlalu tua, terlalu rapat atau dekat, dan terlalu sering atau banyak.

Kontrasepsi, sambung Herman, merupakan salah satu bagian dalam pengelolaan program KB . Gagasan perencanaan keluarga untuk mewujudkan kehidupan reproduksi yang sehat dapat dijalankan dengan konkret di antaranya dengan penggunaan alat kontrasepsi.

"Kesehatan reproduksi yang baik merupakan sebab dan akibat dari upaya perencanaan hidup yang baik. Jika kesehatan reproduksi dapat dijaga dengan baik, maka kualitas hidup keluarga secara umum juga dapat ditingkatkan," tandasnya.

(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1706 seconds (0.1#10.140)