Tradisi Bekaseman Ikan, Jelang Peringatan Maulid Nabi
Selasa, 22 September 2020 - 18:51 WIB
CIREBON - Menjelang peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW Keraton Kacirebonan mulai membuat bekaseman ikan, dengan mengawetkan ikan di dalam guci selama satu bulan.
Ikan ini nantinya akan dibuka dan disajikan dalam adat panjang jimat atau puncak peringatan Maulid Nabi.(Baca juga : Tragis, Makam Ki Gede Banten Tersembunyi di Belakang Pertokoan )
Tradisi ini menjadi salah satu rangkaian menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, proses pembuatan dimulai dengan membersihkan ikan laut yang sudah di potong. Kemudian dicampur dengan bahan garam yang haluskan dan gula merah.
Ikan yang sudah dicampur dimasukkan kedalam guci atau gentong untuk diawetkan kurang lebih selama satu bulan yang di simpan di kamar jimat Keraton Kacirebonan.(Baca juga : Penobatan PRA Luqman Zulkaedin Sebagai Sultan Kasepuhan Ricuh )
Sultan Kacirebonan Pangeran Abdulgani Natadiningrat mengatakan, bekaseman ini akan dibuka pada tanggal lima Bulan Mulud. Ikan ini nantinya akan disajikan sebagai hidangan jimat, dalam upacara Puncak Panjang Jimat atau Pelal Agung.
"Diharapkan, tradisi yang sudah diwariskan oleh para leluhur sejak dahulu ini bisa tetap dijaga dan diketahui oleh masyarakat, sebagai warisan budaya di Cirebon ," katanya.
Ikan ini nantinya akan dibuka dan disajikan dalam adat panjang jimat atau puncak peringatan Maulid Nabi.(Baca juga : Tragis, Makam Ki Gede Banten Tersembunyi di Belakang Pertokoan )
Tradisi ini menjadi salah satu rangkaian menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, proses pembuatan dimulai dengan membersihkan ikan laut yang sudah di potong. Kemudian dicampur dengan bahan garam yang haluskan dan gula merah.
Ikan yang sudah dicampur dimasukkan kedalam guci atau gentong untuk diawetkan kurang lebih selama satu bulan yang di simpan di kamar jimat Keraton Kacirebonan.(Baca juga : Penobatan PRA Luqman Zulkaedin Sebagai Sultan Kasepuhan Ricuh )
Sultan Kacirebonan Pangeran Abdulgani Natadiningrat mengatakan, bekaseman ini akan dibuka pada tanggal lima Bulan Mulud. Ikan ini nantinya akan disajikan sebagai hidangan jimat, dalam upacara Puncak Panjang Jimat atau Pelal Agung.
"Diharapkan, tradisi yang sudah diwariskan oleh para leluhur sejak dahulu ini bisa tetap dijaga dan diketahui oleh masyarakat, sebagai warisan budaya di Cirebon ," katanya.
(nun)
Lihat Juga :
tulis komentar anda