Hasil Tes CPNS Kabupaten Puncak Diumumkan, Bupati: 100% Anak Asli Papua
Senin, 21 September 2020 - 15:43 WIB
ILAGA - Janji Bupati Puncak , Willem Wandik dan Wakil Bupati Pelinus Balinal untuk memperjuangkan nasib orang asli Papua dalam penerimaan CPNS 2018 terbukti. Hasil tes 409 formasi CPNS, maka 100% persen merupakan anak asli Kabupaten Puncak, Papua. (Baca juga: Pembunuhan Pendeta di Intan Jaya Diduga Didalangi Kelompok Jelek Waker)
Hal ini terungkap saat Bupati memimpin apel sekaligus pengumuman hasil seleksi CPNS formasi 2018 di Halaman Kantor Bupati Puncak, Ilaga, Senin (21/9/2020). “Kita patut bersyukur dan berterima kasih kepada BKPSDM (Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) Kabupaten Puncak karena saat pengumuman kali ini, hasil tes ternyata semuanya 100 persen anak asli Papua," katanya. (Baca juga: Terbukti Cabuli IW, Pendeta Hanny Layantara Divonis 10 Tahun Penjara)
Bupati mengaku sudah membaca nama peserta seleksi CPNS yang diterima. "Semua anak-anak asli Kabupaten Puncak, tidak ada dari luar Kabupaten Puncak Papua. Ini membuktikan keperpihakan kita kepada orang asli Papua,” ungkapnya.
Dia menyebut tes dilakukan secara online, transparan, serta hasil nilai tidak ada intervensi dari pejabat, bupati atau wakil bupati. Semua nama-nama peserta tes juga ditempel secara transparan. Hal ini sudah sesuai dengan aspirasi masyarakat Kabupaten Puncak, sehingga Bupati berharap tidak ada penolakan terhadap hasil ini.
“Tes cpns 2028, kita tidak buka tes untuk umum, murni 100 persen anak asli Kabupaten Puncak. Mereka sendiri yang ikut tes, lihat nilai sendiri mereka sendiri yang tentukan, ini murni kerja dari para pencari kerja anak asli Pancak yang ikut tes. Apapapun hasilnya diterima, tidak boleh lagi ada keributan, atau kenapa dan kenapa, tanya pada dirimu sendiri,” tambahnya.
Bupati menegaskan bahwa hasil ini bukan berarti ada diskriminasi, namun ini merupakan langkah afirmasi secara positiv bagi anak asli Papua, karena sejauh untuk bidang lain, nampaknya masih membutuhkan proses. Sementara banyak anak asli Papua yang sudah menyelesaikan kuliah, namun tidak terserap di lapangan kerja. Sehingga kesempatan untuk menjadi PNS,hanya bisa dilakukan melalui cara-cara seperti ini.
“Penerimaan-penerimaan yang dahulu, sudah banyak kita berikan kesempatan kepada saudara-saudara kita dari luar Puncak, kesempatan seperti ini, tidak salahnya kita berikan kesempatan buat adik-adik kita yang sudah sarjana, yang menganggur ini, tidak mungkin mereka pegawai di luar Kabupaten Puncak atau Papua, kesempatan mereka jadi PNS hanya di daerah mereka sendiri, artinya ini bagian dari diskriminasi positif bagi orang asli Papua,” tambahnya.
Kepada para pancakar yang lain, terutama honorer baik anak asli maupun non-Papua yang namanya belum tembus karena tidak mengikuti tes, Bupati berharap agar bersabar. Sebab nama mereka sudah didatakan, terutama tenaga guru dan kesehatan, mereka ini akan diakomodir pada penerimaan berikut, dengan kuota 20%.
“Penerimaan berikut, sudah pasti 80 persen anak asli Puncak Papua, 20 persen non-Papua. Khusus untuk non-Papua kita akan akomodir tenaga guru dan kesehatan, terutama saudara-saudara kita yang sudah mengabdi hampir tujuh sampai delapan tahun ke atas, sudah pasti akan kita terima,” tegasnya.
Kepala BKPSDM Kabupaten Puncak, Elkana Waropen menjelaskan bahwsa peserta tes online 2018 semuanya anak asli Kabupaten Puncak berjumlah 800 orang lebih. Nama peserta yang tes dan tidak ikut tes, semua ditempel secara terbuka. Sehingga tidak ada permainan di dalamnya.
Hal ini terungkap saat Bupati memimpin apel sekaligus pengumuman hasil seleksi CPNS formasi 2018 di Halaman Kantor Bupati Puncak, Ilaga, Senin (21/9/2020). “Kita patut bersyukur dan berterima kasih kepada BKPSDM (Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) Kabupaten Puncak karena saat pengumuman kali ini, hasil tes ternyata semuanya 100 persen anak asli Papua," katanya. (Baca juga: Terbukti Cabuli IW, Pendeta Hanny Layantara Divonis 10 Tahun Penjara)
Bupati mengaku sudah membaca nama peserta seleksi CPNS yang diterima. "Semua anak-anak asli Kabupaten Puncak, tidak ada dari luar Kabupaten Puncak Papua. Ini membuktikan keperpihakan kita kepada orang asli Papua,” ungkapnya.
Dia menyebut tes dilakukan secara online, transparan, serta hasil nilai tidak ada intervensi dari pejabat, bupati atau wakil bupati. Semua nama-nama peserta tes juga ditempel secara transparan. Hal ini sudah sesuai dengan aspirasi masyarakat Kabupaten Puncak, sehingga Bupati berharap tidak ada penolakan terhadap hasil ini.
“Tes cpns 2028, kita tidak buka tes untuk umum, murni 100 persen anak asli Kabupaten Puncak. Mereka sendiri yang ikut tes, lihat nilai sendiri mereka sendiri yang tentukan, ini murni kerja dari para pencari kerja anak asli Pancak yang ikut tes. Apapapun hasilnya diterima, tidak boleh lagi ada keributan, atau kenapa dan kenapa, tanya pada dirimu sendiri,” tambahnya.
Bupati menegaskan bahwa hasil ini bukan berarti ada diskriminasi, namun ini merupakan langkah afirmasi secara positiv bagi anak asli Papua, karena sejauh untuk bidang lain, nampaknya masih membutuhkan proses. Sementara banyak anak asli Papua yang sudah menyelesaikan kuliah, namun tidak terserap di lapangan kerja. Sehingga kesempatan untuk menjadi PNS,hanya bisa dilakukan melalui cara-cara seperti ini.
“Penerimaan-penerimaan yang dahulu, sudah banyak kita berikan kesempatan kepada saudara-saudara kita dari luar Puncak, kesempatan seperti ini, tidak salahnya kita berikan kesempatan buat adik-adik kita yang sudah sarjana, yang menganggur ini, tidak mungkin mereka pegawai di luar Kabupaten Puncak atau Papua, kesempatan mereka jadi PNS hanya di daerah mereka sendiri, artinya ini bagian dari diskriminasi positif bagi orang asli Papua,” tambahnya.
Kepada para pancakar yang lain, terutama honorer baik anak asli maupun non-Papua yang namanya belum tembus karena tidak mengikuti tes, Bupati berharap agar bersabar. Sebab nama mereka sudah didatakan, terutama tenaga guru dan kesehatan, mereka ini akan diakomodir pada penerimaan berikut, dengan kuota 20%.
“Penerimaan berikut, sudah pasti 80 persen anak asli Puncak Papua, 20 persen non-Papua. Khusus untuk non-Papua kita akan akomodir tenaga guru dan kesehatan, terutama saudara-saudara kita yang sudah mengabdi hampir tujuh sampai delapan tahun ke atas, sudah pasti akan kita terima,” tegasnya.
Kepala BKPSDM Kabupaten Puncak, Elkana Waropen menjelaskan bahwsa peserta tes online 2018 semuanya anak asli Kabupaten Puncak berjumlah 800 orang lebih. Nama peserta yang tes dan tidak ikut tes, semua ditempel secara terbuka. Sehingga tidak ada permainan di dalamnya.
(shf)
tulis komentar anda