Akibat Wabah Corona Jumlah Keluarga Miskin Baru di KBB Bertambah
Senin, 04 Mei 2020 - 20:26 WIB
BANDUNG BARAT - Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung lebih dari tiga bulan membuat keluarga miskin baru (misbar) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) bertambah.
Ini dikarenakan banyak warga yang kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian akibat tempat kerja mereka tutup atau tempat usaha berhenti beroperasi untuk sementara waktu.
"Dampak wabah COVID-19 ini telah menghantam perekonomian masyarakat bawah, sehingga banyak keluarga miskin baru. Makanya kami mendorong Dinas Sosial KBB segera menyalurkan bantuan jaring pengaman sosial karena masyarakat sangat membutuhkan," kata Ketua Matabara Bandung Barat Agoeng Darsono, Senin (4/5/2020).
Dia menilai, masyarakat KBB sudah mulai kekurangan pangan khususnya pada mereka yang terdampak oleh Covid-19. Dampak yang paling dirasakan adalah oleh ratusan ribu warga KBB yang kehilangan mata pencahariannya khususnya dari sektor wisata dan turunannya, bidang pendidikan, UKM, dan sektor-sektor lainnya.
Sejauh ini, lanjut Agoeng, setelah hampir dua pekan berjalan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Dinas Sosial (Dinsos) KBB baru meluncurkan bantuan Jaringan Pengaman Sosial (JPS) sebanyak 8.000 paket sembako dari rencana 140.000 paket. Selain bantuan JPS Dinsos juga sudah menyalurkan 5.000 paket sembako untuk masyarakat yang terdampak PSBB.
Berdasarkan informasi yang didapatnya, sudah banyak warga yang kesulitan ekonomi sehingga tidak mampu untuk membeli bahan pangan sehari-hari. Roda ekonomi di masyarakat bawah sudah stagnan akibat banyak yang di PHK atau di rumahkan dari pekerjaannya. Oleh sebab itu pemerintah harus secepatnya hadir sebelum dampak sosial yang lebih masif muncul.
"Dinsos harus segera salurkan kembali bantuan ke masyarakat, jangan sampai warga KBB ada yang kelaparan akibat rumitnya mekanisme birokrasi dalam penyularan," tegasnya.
Kepala Dinas Sosial KBB Heri Partomo mengatakan, pihaknya menargetkan penyaluran bantuan paket sembako tahap kedua didistribusikan secepatnya.
Namun dari beberapa kali rapat dengan provinsi, pendistribusian disarankan agar waktunya berdekatan dengan bantuan dari provinsi dan Kemensos.
Begitupun dengan jumlah kuota bantuan yang sebelumnya dicanangkan 120.000 sampai 140.000 paket sembako juga masih belum bisa dipastikan.
"Sampai sekarang belum ada kepastian kapan bantuan dari provinsi dan Kemensos didiatribusikan, jadi kami juga masih menunggu. Termasuk adanya perubahan terkait keluarnya kebijakan provinsi yang akan memfasilitasi kab/kota tanpa kuota, sehingga soal jumlah paket sembakonya bisa saja berubah," kata Heri.
Ini dikarenakan banyak warga yang kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian akibat tempat kerja mereka tutup atau tempat usaha berhenti beroperasi untuk sementara waktu.
"Dampak wabah COVID-19 ini telah menghantam perekonomian masyarakat bawah, sehingga banyak keluarga miskin baru. Makanya kami mendorong Dinas Sosial KBB segera menyalurkan bantuan jaring pengaman sosial karena masyarakat sangat membutuhkan," kata Ketua Matabara Bandung Barat Agoeng Darsono, Senin (4/5/2020).
Dia menilai, masyarakat KBB sudah mulai kekurangan pangan khususnya pada mereka yang terdampak oleh Covid-19. Dampak yang paling dirasakan adalah oleh ratusan ribu warga KBB yang kehilangan mata pencahariannya khususnya dari sektor wisata dan turunannya, bidang pendidikan, UKM, dan sektor-sektor lainnya.
Sejauh ini, lanjut Agoeng, setelah hampir dua pekan berjalan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Dinas Sosial (Dinsos) KBB baru meluncurkan bantuan Jaringan Pengaman Sosial (JPS) sebanyak 8.000 paket sembako dari rencana 140.000 paket. Selain bantuan JPS Dinsos juga sudah menyalurkan 5.000 paket sembako untuk masyarakat yang terdampak PSBB.
Berdasarkan informasi yang didapatnya, sudah banyak warga yang kesulitan ekonomi sehingga tidak mampu untuk membeli bahan pangan sehari-hari. Roda ekonomi di masyarakat bawah sudah stagnan akibat banyak yang di PHK atau di rumahkan dari pekerjaannya. Oleh sebab itu pemerintah harus secepatnya hadir sebelum dampak sosial yang lebih masif muncul.
"Dinsos harus segera salurkan kembali bantuan ke masyarakat, jangan sampai warga KBB ada yang kelaparan akibat rumitnya mekanisme birokrasi dalam penyularan," tegasnya.
Kepala Dinas Sosial KBB Heri Partomo mengatakan, pihaknya menargetkan penyaluran bantuan paket sembako tahap kedua didistribusikan secepatnya.
Namun dari beberapa kali rapat dengan provinsi, pendistribusian disarankan agar waktunya berdekatan dengan bantuan dari provinsi dan Kemensos.
Begitupun dengan jumlah kuota bantuan yang sebelumnya dicanangkan 120.000 sampai 140.000 paket sembako juga masih belum bisa dipastikan.
"Sampai sekarang belum ada kepastian kapan bantuan dari provinsi dan Kemensos didiatribusikan, jadi kami juga masih menunggu. Termasuk adanya perubahan terkait keluarnya kebijakan provinsi yang akan memfasilitasi kab/kota tanpa kuota, sehingga soal jumlah paket sembakonya bisa saja berubah," kata Heri.
(awd)
tulis komentar anda