Demi Belajar Daring, Yatim Piatu Ini Harus Jalan Kaki 3 Km untuk Pinjam Ponsel
Senin, 04 Mei 2020 - 06:03 WIB
PADANGSIDIMPUAN - Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) melakukan proses belajar mengajar sistem berjaringan (daring) untuk para siswa dalam memutus mata rantai penyebaran virus corona Covid-19, tidak semua dapat menjalaninya karena keterbatasan sarana ponsel.
Seperti yang dirasakan Intan Melani (11) siswi SD Inpres Sadabuan, warga Jalan Bersama, Kelurahan Losung Batu, Kecamatan Padangsidimpuan Utara. Sejak pandemi Covid-19 dua bulan lalu, yatim piatu empat bersaudara ini harus rela berjalan kaki 3 kilometer ke rumah keluarganya di kota hanya sekadar meminjam handphone untuk mengikuti proses belajar yang diberikan gurunya lewat aplikasi.
Hal itu dilakoni Intan yang bercita-cita ingin menjadi seorang guru. Melewati pematang sawah dan semaknya belukar, bocah malang ini harus bertarung untuk meraih cita-cita. (BACA JUGA: Dairi Akan Terapkan Penerapan Belajar E-Learning Bersama Tim Google)
Semangat Intan belajar boleh dikata sangat kuat. Dia ingin meraih cita-cita seperti anak-anak yang lain. “Aku harus sekolah, makanya setiap hari aku ke rumah saudara minjam handphone biar biasa belajar,” kata Intan ketika disambangi di rumahnya kepada SINDOnews, Minggu (3/5/2020).
Intan merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Dua kakaknya tidak melanjutkan pendidikan karena keterbatasan biaya, sedangkan adiknya masih kecil.
Intan dan keluarganya sudah yatim piatu sejak kecil ditinggal meninggal kedua orang tuanya. Kini Intan hidup bersama neneknya Darmawan Siregar (60), yang sehari-hari menjadi buruh cuci pakaian jiran tetangga untuk membiayai empat cucunya.
Kegigihan cucunya Intan untuk bersekolah membuat hati Dermawan terobati. “Biarlah aku letih, asalkan cucuku semangat meraih cita-cita,” kata Dermawan, dengan mata berkaca-kaca menahan sedih.
Seperti yang dirasakan Intan Melani (11) siswi SD Inpres Sadabuan, warga Jalan Bersama, Kelurahan Losung Batu, Kecamatan Padangsidimpuan Utara. Sejak pandemi Covid-19 dua bulan lalu, yatim piatu empat bersaudara ini harus rela berjalan kaki 3 kilometer ke rumah keluarganya di kota hanya sekadar meminjam handphone untuk mengikuti proses belajar yang diberikan gurunya lewat aplikasi.
Hal itu dilakoni Intan yang bercita-cita ingin menjadi seorang guru. Melewati pematang sawah dan semaknya belukar, bocah malang ini harus bertarung untuk meraih cita-cita. (BACA JUGA: Dairi Akan Terapkan Penerapan Belajar E-Learning Bersama Tim Google)
Semangat Intan belajar boleh dikata sangat kuat. Dia ingin meraih cita-cita seperti anak-anak yang lain. “Aku harus sekolah, makanya setiap hari aku ke rumah saudara minjam handphone biar biasa belajar,” kata Intan ketika disambangi di rumahnya kepada SINDOnews, Minggu (3/5/2020).
Intan merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Dua kakaknya tidak melanjutkan pendidikan karena keterbatasan biaya, sedangkan adiknya masih kecil.
Intan dan keluarganya sudah yatim piatu sejak kecil ditinggal meninggal kedua orang tuanya. Kini Intan hidup bersama neneknya Darmawan Siregar (60), yang sehari-hari menjadi buruh cuci pakaian jiran tetangga untuk membiayai empat cucunya.
Kegigihan cucunya Intan untuk bersekolah membuat hati Dermawan terobati. “Biarlah aku letih, asalkan cucuku semangat meraih cita-cita,” kata Dermawan, dengan mata berkaca-kaca menahan sedih.
(vit)
Lihat Juga :
tulis komentar anda