Daftar Pilkada Gunungkidul, Sunaryanto Terlebih Dahulu Sungkem ke Orangtua
Senin, 07 September 2020 - 06:41 WIB
GUNUNGKIDUL - Pasangan calon bupati dan wakil bupati Sunaryanto - Heri Susanto yang diusung Golkar, PKB dan di dukung Partai Perindo dan beberapa parpol non-DPRD akhirnya mendaftarkan diri di KPU Gunungkidul , Minggu (6/9/2020).
Dengan mantap dan lebih perhitungan matang Sunaryanto memilih berlari dari kediamannya menuju Kantor KPU Gunungkidul.
Sebelum berangkat Sunaryanto bersama istri Diah Purwanti menyempatkan diri sungkem kepada kedua orang tuanya, Mbah Gijo dan Mbah Welas. Dengan menepuk bahu keduanya memberikan restu kepada anak pertamanya yang masih muda itu untuk mengabdikan diri bagi Gunungkidul Handayani.
"Saya restui perjuanganmu mugi Allah SWT meridhoi .Aaamiiin," ucap Mbah Gijo. (BACA JUGA: Upacara Adat 'Upah Upah' Lepas Keberangkatan Bacabup Madina)
Bagi Sunaryanto, restu kedua orang tua, terutama ibu adalah kekuatan luar biasa untuk mulai perjalanan pengabdian di bumi Handayani. Slogan Handayani Dharmaning Pertiwi dipegang erat. Segala potensi kekuatan yang dimiliki Gunungkidul harus dikelola maksimal.
Bukan lagi membangun Gunungkidul namun saatnya Gunungkidul membangun. Sebuah slogan yang yang menunjukkan bahwa semua warga Gunungkidul terlibat segala potensi dilibatkan untuk bangkit dari Ketertinggalan maju menjadi kabupaten yang diperhitungkan dikancah nasional dan internasional baik dari sumber daya manusia, budaya pariwisata dan lain sebagainya.
Sunaryanto memilih lari bukan tanpa alasan. Pertama di dalam situasi pandemi dia mengingatkan pentingnya olahraga untuk menjaga kesehatan. Kemudian secara filosofi untuk mengejar ketertinggalan tidak bisa hanya dengan jalan santai dan saktekane, namun harus lari kencang menggapai harapan.
"Kita tahu kondisi alam Gunungkidul yang seperti ini, kondisi masyarakat dengan upah minimum kabupaten terendah di DIY. Bukan waktunya kita santai, namun kita harus berlari mengejar ketertinggalan," ucap Sunaryanto.
Dengan mantap dan lebih perhitungan matang Sunaryanto memilih berlari dari kediamannya menuju Kantor KPU Gunungkidul.
Sebelum berangkat Sunaryanto bersama istri Diah Purwanti menyempatkan diri sungkem kepada kedua orang tuanya, Mbah Gijo dan Mbah Welas. Dengan menepuk bahu keduanya memberikan restu kepada anak pertamanya yang masih muda itu untuk mengabdikan diri bagi Gunungkidul Handayani.
"Saya restui perjuanganmu mugi Allah SWT meridhoi .Aaamiiin," ucap Mbah Gijo. (BACA JUGA: Upacara Adat 'Upah Upah' Lepas Keberangkatan Bacabup Madina)
Bagi Sunaryanto, restu kedua orang tua, terutama ibu adalah kekuatan luar biasa untuk mulai perjalanan pengabdian di bumi Handayani. Slogan Handayani Dharmaning Pertiwi dipegang erat. Segala potensi kekuatan yang dimiliki Gunungkidul harus dikelola maksimal.
Bukan lagi membangun Gunungkidul namun saatnya Gunungkidul membangun. Sebuah slogan yang yang menunjukkan bahwa semua warga Gunungkidul terlibat segala potensi dilibatkan untuk bangkit dari Ketertinggalan maju menjadi kabupaten yang diperhitungkan dikancah nasional dan internasional baik dari sumber daya manusia, budaya pariwisata dan lain sebagainya.
Sunaryanto memilih lari bukan tanpa alasan. Pertama di dalam situasi pandemi dia mengingatkan pentingnya olahraga untuk menjaga kesehatan. Kemudian secara filosofi untuk mengejar ketertinggalan tidak bisa hanya dengan jalan santai dan saktekane, namun harus lari kencang menggapai harapan.
"Kita tahu kondisi alam Gunungkidul yang seperti ini, kondisi masyarakat dengan upah minimum kabupaten terendah di DIY. Bukan waktunya kita santai, namun kita harus berlari mengejar ketertinggalan," ucap Sunaryanto.
tulis komentar anda