Kebun Teh Wonosari Jadi The Most Valuable Seller di Ajang Kemenparekraf
Jum'at, 04 September 2020 - 11:13 WIB
SURABAYA - Kebun Teh Wonosari Lawang, salah satu unit Kebun dan Agro Wisata PTPN XII berhasil menyabet gelar “The Most Valuable Sellers Batch 2” di ajang Indonesia Corporate Travel and Mice (ICTM) 2020/Bakusapa yang diadakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Indonesia.
Ajang ini mempertemukan sellers dan buyers yang digelar melalui Virtual Meeting pada Rabu (2/9/2020) lalu.
Istilah sellers dipakai bagi perusahaan penyedia jasa atau pengelola wisata, hotel, venue dan resort yang tersebar di seluruh destinasi.
Sedangkan buyers berasal dari lingkungan Kementerian dan Lembaga. Sellers diminta untuk memaparkan keunggulan – keunggulan yang dimiliki, berpenampilan unik dan tanya jawab untuk menarik para buyers.
Manajer Kebun Wonosari, Nelson Limbong, mengatakan bahwa Kebun Teh Wonosari melakukan berbagai persiapan matang mulai dari mengikuti pelatihan Bakusapa, menyusun materi yang menarik, tata cara presentasi yang unik, serta mempelajari sellers lain dan buyers, menjadi hal yang perlu diperhatikan sebelum tatap muka kemarin.
“Kalo presentasi tentang hotel dan resto hampir sama atau standar, yang kami unggulkan adalah view kebun teh satu satunya di Kabupaten Malang sambil minum teh, lihat pemandangan kebun teh, petik teh, pulangnya bawa oleh-oleh produk olahan teh, pasti berkesan dan belum ada. Untuk presentasi, tim marketing menggunakan pakaian khas petik yang cantik dan mempesona," katanya.
ICTM atau Bakusapa merupakan wujud kerjasama forum bisnis antara Indonesia Profesional Organizer Society (IPOS), Dinas Pariwisata Jawa Timur dan Kemenparekraf Direktorat Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Pameran (MICE) dalam rangka menggerakkan industri pariwisata MICE ditengah COVID-19.
Nelson berharap, setelah ini Kebun Teh Wonosari dapat menjadi wisata yang dikenal dan diperhitungkan di Jawa Timur, bahkan seluruh Indonesia.
Terlebih lagi saat pandemi ini seluruh aspek terutama pariwisata harus dapat bertahan dan bangkit, salah satu caranya dengan menerapkan protokol kesehatan demi kenyamanan pengunjung. (Baca juga: PDIP Surabaya Gotong Royong Menangkan Eri Cahyadi-Armuji)
“Pariwisata salah satu usaha yang terkena dampak corona, bagaimana kita mau pasrah atau survive di kondisi ini. Promosi kita gencarkan lagi, pengunjung kita beri kepercayaan protokol kesehatan COVID-19 kita. Semua Wisata Agro di PTPN XII harus bangkit lagi, jangan menunggu bola, ayo kita bisa," tambah Nelson.
Sebelumnya di tahun ini ajang yang sama diselenggarakan pada bulan Juli 2020, sedangkan ICTM kali inidiselenggarakan di lima kota, diantaranya Jakarta, Bogor, Bali, Yogyakarta, dan Malang yang dimulai pertengahan September sampai dengan akhir Desember 2020. (Baca juga: Organisasi Kepemudaan Ini Tegaskan Netral di Pilwali Surabaya)
Ajang ini diharapkan dapat memotivasi seluruh industri MICE Indonesia untuk terus berkarya dan menjadikan Indonesia sebagai destinasi MICE yang aman, nyaman serta dapat menjangkau persaingan pariwisata internasional.
Ajang ini mempertemukan sellers dan buyers yang digelar melalui Virtual Meeting pada Rabu (2/9/2020) lalu.
Istilah sellers dipakai bagi perusahaan penyedia jasa atau pengelola wisata, hotel, venue dan resort yang tersebar di seluruh destinasi.
Sedangkan buyers berasal dari lingkungan Kementerian dan Lembaga. Sellers diminta untuk memaparkan keunggulan – keunggulan yang dimiliki, berpenampilan unik dan tanya jawab untuk menarik para buyers.
Manajer Kebun Wonosari, Nelson Limbong, mengatakan bahwa Kebun Teh Wonosari melakukan berbagai persiapan matang mulai dari mengikuti pelatihan Bakusapa, menyusun materi yang menarik, tata cara presentasi yang unik, serta mempelajari sellers lain dan buyers, menjadi hal yang perlu diperhatikan sebelum tatap muka kemarin.
“Kalo presentasi tentang hotel dan resto hampir sama atau standar, yang kami unggulkan adalah view kebun teh satu satunya di Kabupaten Malang sambil minum teh, lihat pemandangan kebun teh, petik teh, pulangnya bawa oleh-oleh produk olahan teh, pasti berkesan dan belum ada. Untuk presentasi, tim marketing menggunakan pakaian khas petik yang cantik dan mempesona," katanya.
ICTM atau Bakusapa merupakan wujud kerjasama forum bisnis antara Indonesia Profesional Organizer Society (IPOS), Dinas Pariwisata Jawa Timur dan Kemenparekraf Direktorat Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Pameran (MICE) dalam rangka menggerakkan industri pariwisata MICE ditengah COVID-19.
Nelson berharap, setelah ini Kebun Teh Wonosari dapat menjadi wisata yang dikenal dan diperhitungkan di Jawa Timur, bahkan seluruh Indonesia.
Terlebih lagi saat pandemi ini seluruh aspek terutama pariwisata harus dapat bertahan dan bangkit, salah satu caranya dengan menerapkan protokol kesehatan demi kenyamanan pengunjung. (Baca juga: PDIP Surabaya Gotong Royong Menangkan Eri Cahyadi-Armuji)
“Pariwisata salah satu usaha yang terkena dampak corona, bagaimana kita mau pasrah atau survive di kondisi ini. Promosi kita gencarkan lagi, pengunjung kita beri kepercayaan protokol kesehatan COVID-19 kita. Semua Wisata Agro di PTPN XII harus bangkit lagi, jangan menunggu bola, ayo kita bisa," tambah Nelson.
Sebelumnya di tahun ini ajang yang sama diselenggarakan pada bulan Juli 2020, sedangkan ICTM kali inidiselenggarakan di lima kota, diantaranya Jakarta, Bogor, Bali, Yogyakarta, dan Malang yang dimulai pertengahan September sampai dengan akhir Desember 2020. (Baca juga: Organisasi Kepemudaan Ini Tegaskan Netral di Pilwali Surabaya)
Ajang ini diharapkan dapat memotivasi seluruh industri MICE Indonesia untuk terus berkarya dan menjadikan Indonesia sebagai destinasi MICE yang aman, nyaman serta dapat menjangkau persaingan pariwisata internasional.
(boy)
tulis komentar anda