MNC Peduli Donasikan Buku dan Alat Mewarnai ke SD Terdampak Bencana di Sukabumi
Rabu, 22 Januari 2025 - 21:58 WIB
SUKABUMI - Sekolah Dasar Negeri (SDN) Harapan di Desa Ciwalat, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mengalami kerusakan parah pascabencana pergerakan tanah. MNC Peduli hadir untuk berikan bantuan buku bacaan dan alat mewarnai bagi pelajar sekolah tersebut.
Kerusakan cukup parah SDN Harapan terjadi pada permukaan tanah di jalan beraspal yang alami keretakan. Begitu pula lantai tembok dan tanah lapangan untuk upacara dan bermain mengalami pergeseran dan bahkan ada yang terbelah.
Pada bangunan sekolah, kerusakan terjadi pada dinding kelas ada yang retakan lumayan lebar seukuran gengaman tangan orang dewasa. Lalu pada bagian dinding terluar salah satu sisinya bahkan sudah terlihat miring dan dikhawatirkan akan roboh.
Pihak tenaga pendidik atau pengelola SDN Harapan membuat kebijaksanaan kegiatan belajar mengajar dilakukan di musala yang kondisinya masih kokoh serta di halaman sekolah karena kondisi bangunan sekolah yang memadai hanya 20 persen yang dapat dipergunakan.
Sedangkan bila terjadi hujan deras untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan bagi para pelajar, maka proses belajar mengajar dilakukan di rumah.
"Hari ini kami MNC Peduli berkunjung ke SDN Harapan rencananya kami akan mengadakan kegiatan atas nama anak-anak, baik mewarnai ataupun pendidikan karakter juga bantuan buku cerita. Namun semalam terjadi hujan deras, dan para siswa dipindahkan ke rumah untuk kegiatan belajar mengajarnya," ujar Head of CSR MNC Group, Tengku Havid, Senin (20/1/2025).
Hal tersebut beralasan, lanjut Havid, karena bangunan sekolah yang rusak akibat pergerakan tanah, mengakibatkan tembok mengalami keretakan yang dapat membahayakan para siswa jika dipaksakan untuk tetap belajar di bangunan sekolah.
Sementara itu Kepala SDN Harapan, Sulaeman Lahap berterima kasih kepada MNC Peduli yang sudah mendonasikan buku bacaan juga alat mewarnai dan datang langsung melihat kondisi sekolahnya yang rusak memprihatinkan karena terdampak bencana.
"Akibat bencana pergerakan tanah, bangunan sekolah yang terpakai tersisa 20 persen. Kepada pemerintah, ini (jalan) satu-satunya harus direlokasi, sebab bangunan sebagus apapun, jika tanahnya bergerak atau bergeser, bisa ambruk," ujar Sulaeman.
Kerusakan cukup parah SDN Harapan terjadi pada permukaan tanah di jalan beraspal yang alami keretakan. Begitu pula lantai tembok dan tanah lapangan untuk upacara dan bermain mengalami pergeseran dan bahkan ada yang terbelah.
Pada bangunan sekolah, kerusakan terjadi pada dinding kelas ada yang retakan lumayan lebar seukuran gengaman tangan orang dewasa. Lalu pada bagian dinding terluar salah satu sisinya bahkan sudah terlihat miring dan dikhawatirkan akan roboh.
Pihak tenaga pendidik atau pengelola SDN Harapan membuat kebijaksanaan kegiatan belajar mengajar dilakukan di musala yang kondisinya masih kokoh serta di halaman sekolah karena kondisi bangunan sekolah yang memadai hanya 20 persen yang dapat dipergunakan.
Sedangkan bila terjadi hujan deras untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan bagi para pelajar, maka proses belajar mengajar dilakukan di rumah.
"Hari ini kami MNC Peduli berkunjung ke SDN Harapan rencananya kami akan mengadakan kegiatan atas nama anak-anak, baik mewarnai ataupun pendidikan karakter juga bantuan buku cerita. Namun semalam terjadi hujan deras, dan para siswa dipindahkan ke rumah untuk kegiatan belajar mengajarnya," ujar Head of CSR MNC Group, Tengku Havid, Senin (20/1/2025).
Hal tersebut beralasan, lanjut Havid, karena bangunan sekolah yang rusak akibat pergerakan tanah, mengakibatkan tembok mengalami keretakan yang dapat membahayakan para siswa jika dipaksakan untuk tetap belajar di bangunan sekolah.
Sementara itu Kepala SDN Harapan, Sulaeman Lahap berterima kasih kepada MNC Peduli yang sudah mendonasikan buku bacaan juga alat mewarnai dan datang langsung melihat kondisi sekolahnya yang rusak memprihatinkan karena terdampak bencana.
"Akibat bencana pergerakan tanah, bangunan sekolah yang terpakai tersisa 20 persen. Kepada pemerintah, ini (jalan) satu-satunya harus direlokasi, sebab bangunan sebagus apapun, jika tanahnya bergerak atau bergeser, bisa ambruk," ujar Sulaeman.
(shf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda