Akhiri Polemik dengan Pemkot Surabaya, Khofifah Kutip Pesan Imam Ghazali
Sabtu, 02 Mei 2020 - 21:59 WIB
SURABAYA - Ditemukannya dua pasien positif Covid-19 di pabrik rokok PT HM Sampoerna Tbk di kawasan Rungkut Surabaya berbuah perseteruan antara Pemprov Jatim dengan Pemkot Surabaya.
Sebelumnya Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyebut Pemkot Surabaya lamban dalam penanganan klaster baru penyebaran Covid-19 tersebut.
Menurutnya, kasus tersebut sudah dilaporkan pihak Sampoerna ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya pada 14 April lalu, tepatnya saat ada dua pegawainya yang meninggal dunia akibat Covid-19.
Namun, Pemprov Jatim baru menerima laporan kasus tersebut pada 28 April 2020. Tim Gugus Tugas Jatim langsung turun ke lapangan, sementara pihak perusahaan sudah menutup pabrik serta menghentikan kegiatan produksi sejak 26 April 2020. Ratusan karyawan salah satu perusahaan rokok di Indonesia inipun sudah menjalani rapid test Covid-19.
Sebaliknya, Pemkot Surabaya membantah jika dituding lamban dalam penanganan klaster Sampoerna. Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, M Fikser, mengatakan, Pemkot Surabaya selalu serius dan cepat dalam penanganan kasus wabah corona, termasuk di pabrik Sampoerna.
“Saat menerima laporan ada dua pegawai Sampoerna meninggal dunia, kami segera memanggil pihak perusahaan untuk mendorong perusahaan agar segera melakukan rapid test secara masif. Pemerintah kota tidak pernah terlambat, Ibu Gubenur (Khofifah Indar Parawansa) tidak benar,” kata Fikser, Sabtu (2/5/2020).
Tak ingin polemik berkepanjangan, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengutip salah satu pesan bijak dari Imam Al-Ghazali yang menyebut, tugas pemimpin adalah melindungi nyawa dan jiwa rakyat.
Dirinya bersama semua perangkat yang ada di Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim bekerja untuk menyelamatkan jiwa rakyat Jatim. “Jadi saya mohon untuk tidak berpolemik,” katanya di Gedung Negara Grahadi, Sabtu (2/5/2020).
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi menyebutkan, ada 48 karyawan yang sudah menjalani swab. Dari jumlah itu, sebanyak 34 yang sudah positif COVID-19. Kemudian ada juga swab tahap kedua yang kini masih menunggu hasilnya. “Saat ini bukan waktunya untuk bersitegang. Ini (klaster Sampoerna) musibah besar,” ujarnya
Sebelumnya Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyebut Pemkot Surabaya lamban dalam penanganan klaster baru penyebaran Covid-19 tersebut.
Menurutnya, kasus tersebut sudah dilaporkan pihak Sampoerna ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya pada 14 April lalu, tepatnya saat ada dua pegawainya yang meninggal dunia akibat Covid-19.
Namun, Pemprov Jatim baru menerima laporan kasus tersebut pada 28 April 2020. Tim Gugus Tugas Jatim langsung turun ke lapangan, sementara pihak perusahaan sudah menutup pabrik serta menghentikan kegiatan produksi sejak 26 April 2020. Ratusan karyawan salah satu perusahaan rokok di Indonesia inipun sudah menjalani rapid test Covid-19.
Sebaliknya, Pemkot Surabaya membantah jika dituding lamban dalam penanganan klaster Sampoerna. Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, M Fikser, mengatakan, Pemkot Surabaya selalu serius dan cepat dalam penanganan kasus wabah corona, termasuk di pabrik Sampoerna.
“Saat menerima laporan ada dua pegawai Sampoerna meninggal dunia, kami segera memanggil pihak perusahaan untuk mendorong perusahaan agar segera melakukan rapid test secara masif. Pemerintah kota tidak pernah terlambat, Ibu Gubenur (Khofifah Indar Parawansa) tidak benar,” kata Fikser, Sabtu (2/5/2020).
Tak ingin polemik berkepanjangan, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengutip salah satu pesan bijak dari Imam Al-Ghazali yang menyebut, tugas pemimpin adalah melindungi nyawa dan jiwa rakyat.
Dirinya bersama semua perangkat yang ada di Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim bekerja untuk menyelamatkan jiwa rakyat Jatim. “Jadi saya mohon untuk tidak berpolemik,” katanya di Gedung Negara Grahadi, Sabtu (2/5/2020).
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi menyebutkan, ada 48 karyawan yang sudah menjalani swab. Dari jumlah itu, sebanyak 34 yang sudah positif COVID-19. Kemudian ada juga swab tahap kedua yang kini masih menunggu hasilnya. “Saat ini bukan waktunya untuk bersitegang. Ini (klaster Sampoerna) musibah besar,” ujarnya
(msd)
tulis komentar anda