Realisasi Belanja APBD Masih Rendah, Baru Capai 40,66 Persen
Selasa, 01 September 2020 - 08:55 WIB
MAKASSAR - Realisasi APBD tahun anggaran 2020 Pemprov Sulsel pada semester 1 dinilai masih rendah. Capaiannya bahkan belum setengah dari anggaran daerah yang sebelumnya dialokasikan tahun ini. Baca : Target Ekonomi Tumbuh 4,5% Kuartal 3, Kegiatan Kontruksi Dipacu di Sulsel
Pelaksana tugas (Plt) Bappelitbangda Sulsel, Junaedi menyampaikan, APBD Provinsi tahun ini sebesar Rp9,32 triliun. Secara kumulatif realisasi keuangan sampai semester I tahun ini masih berkisar 40,66%, sedangkan realisasi fisik 40,71%.
Tidak hanya dari APBD saja, realisasi anggaran kegiatan yang dibiaya dari APBN pun masih perlu dimaksimalkan. Dari total biaya Rp24,36 trilliun lebih APBN di provinsi, realisasinya baru Rp10,31 trilliun lebih atau 42,32%. Sementara realisasi fisiknya sebesar Rp46,82%.
"Masih rendahnya realisasi pelaksanaan program dan kegiatan hingga saat ini disebabkan oleh pengaruh pandemi Covid-19 yang berdampak kepada refocusing anggaran," beber Edi dalam Rapat Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Pembangunan Daerah Provinsi Sulsel Semester I Tahun Anggaran 2020 di Hotel Claro Makassar, kemarin.
Meski begitu, Edi melanjutkan program kegiatan saat ini sudah mulai digenjot. Sehingga dirinya optimistis realisasi anggaran yang sebelumnya masih rendah, bisa dimaksimalkan sampai akhir tahun. "Ini akan menjadi fokus utama dalam pelaksanaan program kegiatan di bulan-bulan berikutnya," sambungnya.
Apalagi, Pemprov Sulsel saat ini sudah mendorong kembali program kegiatannya yang belum berjalan. Khususnya merealisasikan anggaran di sektor infrastruktur di Sulsel. " Pemprov Sulsel di kuartal III ini yang sementara berproses mendorong kembali kegiatan konstruksi yang bersumber dari belanja pemerintah," ujar Edi. Baca Juga : 141.147 Honorer Sulsel Diusul Dapat Subsidi Gaji : Nama-nama Sudah Dikirim ke Pusat
Sementara Asisten III Bidang Administrasi Setda Sulsel, Tautoto Tanaranggina menambahkan, saat triwulan kedua pertumbuhan ekonomi Sulsel sempat mengalami kontraksi. Efek pandemi Covid-19 dengan penerapan pembatasan aktivitas sosial saat itu, berdampak signifikan pada kinerja ekonomi.
Meski demikian, pemerintah Sulsel kembali bangkit dengan mendorong berbagai sektor andalan, baik sektor pertanian, perdagangan, hingga konstruksi. Termasuk mendorong mendorong aktivitas ekonomi masyarakat khususnya UMKM yang mampu jadi penyokong utama perekonomian daerah.
"Inovasi dalam kehidupan fase new normal ini menjadi sebuah keharusan dengan menggerakkan seluruh potensi yang dapat menggeliatkan aktivitas ekonomi masyarakat. Kita harap Sulsel dapat eksis kembali sebagai motor penggerak ekonomi nasional di luar pulau Jawa," sebut Tautoto. Baca Lagi : Masih Pembenahan, Air Mancur CPI Segera Beroperasi Kembali
Diapun berharap tiap daerah mematangkan perencanaan terkait program kegiatan yang akan dilakukan yang jadi muatan APBD. "Khususnya pimpinan perangkat daerah lingkup Pemprov Sulsel agar memasimalkan lagi percepatan pelaksanaan program kegiatan," tegasnya.
Pelaksana tugas (Plt) Bappelitbangda Sulsel, Junaedi menyampaikan, APBD Provinsi tahun ini sebesar Rp9,32 triliun. Secara kumulatif realisasi keuangan sampai semester I tahun ini masih berkisar 40,66%, sedangkan realisasi fisik 40,71%.
Tidak hanya dari APBD saja, realisasi anggaran kegiatan yang dibiaya dari APBN pun masih perlu dimaksimalkan. Dari total biaya Rp24,36 trilliun lebih APBN di provinsi, realisasinya baru Rp10,31 trilliun lebih atau 42,32%. Sementara realisasi fisiknya sebesar Rp46,82%.
"Masih rendahnya realisasi pelaksanaan program dan kegiatan hingga saat ini disebabkan oleh pengaruh pandemi Covid-19 yang berdampak kepada refocusing anggaran," beber Edi dalam Rapat Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Pembangunan Daerah Provinsi Sulsel Semester I Tahun Anggaran 2020 di Hotel Claro Makassar, kemarin.
Meski begitu, Edi melanjutkan program kegiatan saat ini sudah mulai digenjot. Sehingga dirinya optimistis realisasi anggaran yang sebelumnya masih rendah, bisa dimaksimalkan sampai akhir tahun. "Ini akan menjadi fokus utama dalam pelaksanaan program kegiatan di bulan-bulan berikutnya," sambungnya.
Apalagi, Pemprov Sulsel saat ini sudah mendorong kembali program kegiatannya yang belum berjalan. Khususnya merealisasikan anggaran di sektor infrastruktur di Sulsel. " Pemprov Sulsel di kuartal III ini yang sementara berproses mendorong kembali kegiatan konstruksi yang bersumber dari belanja pemerintah," ujar Edi. Baca Juga : 141.147 Honorer Sulsel Diusul Dapat Subsidi Gaji : Nama-nama Sudah Dikirim ke Pusat
Sementara Asisten III Bidang Administrasi Setda Sulsel, Tautoto Tanaranggina menambahkan, saat triwulan kedua pertumbuhan ekonomi Sulsel sempat mengalami kontraksi. Efek pandemi Covid-19 dengan penerapan pembatasan aktivitas sosial saat itu, berdampak signifikan pada kinerja ekonomi.
Meski demikian, pemerintah Sulsel kembali bangkit dengan mendorong berbagai sektor andalan, baik sektor pertanian, perdagangan, hingga konstruksi. Termasuk mendorong mendorong aktivitas ekonomi masyarakat khususnya UMKM yang mampu jadi penyokong utama perekonomian daerah.
"Inovasi dalam kehidupan fase new normal ini menjadi sebuah keharusan dengan menggerakkan seluruh potensi yang dapat menggeliatkan aktivitas ekonomi masyarakat. Kita harap Sulsel dapat eksis kembali sebagai motor penggerak ekonomi nasional di luar pulau Jawa," sebut Tautoto. Baca Lagi : Masih Pembenahan, Air Mancur CPI Segera Beroperasi Kembali
Diapun berharap tiap daerah mematangkan perencanaan terkait program kegiatan yang akan dilakukan yang jadi muatan APBD. "Khususnya pimpinan perangkat daerah lingkup Pemprov Sulsel agar memasimalkan lagi percepatan pelaksanaan program kegiatan," tegasnya.
(sri)
tulis komentar anda