Harga Tomat Anjlok Cuma Rp900 Sekilo, Petani Bagikan Gratis ke Pengendara
Senin, 31 Agustus 2020 - 09:39 WIB
MOJOKERTO - Sejumlah petani di Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto sengaja membagikan puluhan kilogram tomat gratis kepada pengguna jalan yang melintas di jalan raya menuju kawasan wisata Pacet .
Para petani sengaja membagikan tomat secara gratis sebagai protes karena di musim panen raya saat ini harga tomat anjlok yang hanya Rp900 per kilogramnya.
Aksi para petani sengaja berdiri di tengah jalan untuk memberikan kode agar pengendara roda dua maupun roda empat yang melintas memelankan laju kendaraannya dan membagikan berkantung-kantung tomat segar hasil panen para petani, Senin (31/8/2020). (BACA JUGA: PBB Kecam Aksi Pembakaran Al Quran di Swedia)
Aksi para petani ini dilakukan karena kecewa dan merugi dengan harga panen tomat dari sawah anjlok.
Jika harga jual normal biasanya sekitar Rp2.500-3.000 per kilogram, petani biasanya bisa untung Rp1.000 per kilo. Nah, di musim panen kali ini petani dibuat kelimpungan dengan harga anjlok Rp900 per kg.
Kerugian besar yang dialami para petani di musim panen raya ini lantaran biaya produksi sejak pembibitan juga tidak kembali. Padahal jika ditotal sejak masa tanam, pemupukan hingga penyemprotan pestisida, petani menghabiskan biaya hingga Rp1 juta.
“Dengan harga yang anjlok ini banyak petani yang membiarkan tomat di kebun membusuk. Namun dari mubadzir dan membusuk para petani membagikanya kepada para pengguna jalan raya,” kata Mujito, seorang petani tomat.
(BACA JUGA: Lancang, Braithwaite Minta Nomor 10 jika Messi Jadi Tinggalkan Barcelona)
Dia mengatakan panen kali ini sangat melimpah ruah dengan hasil yang bagus. Namun dari pada modal tidak kembali dan dibiarkan di sawah, akhirnya dibagikan kepada pengguna jalan.
Para petani berharap kepada pemerintah untuk bisa menstabilkan harga saat panen raya sehingga petani dapat keuntungan.
Para petani sengaja membagikan tomat secara gratis sebagai protes karena di musim panen raya saat ini harga tomat anjlok yang hanya Rp900 per kilogramnya.
Aksi para petani sengaja berdiri di tengah jalan untuk memberikan kode agar pengendara roda dua maupun roda empat yang melintas memelankan laju kendaraannya dan membagikan berkantung-kantung tomat segar hasil panen para petani, Senin (31/8/2020). (BACA JUGA: PBB Kecam Aksi Pembakaran Al Quran di Swedia)
Aksi para petani ini dilakukan karena kecewa dan merugi dengan harga panen tomat dari sawah anjlok.
Jika harga jual normal biasanya sekitar Rp2.500-3.000 per kilogram, petani biasanya bisa untung Rp1.000 per kilo. Nah, di musim panen kali ini petani dibuat kelimpungan dengan harga anjlok Rp900 per kg.
Kerugian besar yang dialami para petani di musim panen raya ini lantaran biaya produksi sejak pembibitan juga tidak kembali. Padahal jika ditotal sejak masa tanam, pemupukan hingga penyemprotan pestisida, petani menghabiskan biaya hingga Rp1 juta.
“Dengan harga yang anjlok ini banyak petani yang membiarkan tomat di kebun membusuk. Namun dari mubadzir dan membusuk para petani membagikanya kepada para pengguna jalan raya,” kata Mujito, seorang petani tomat.
(BACA JUGA: Lancang, Braithwaite Minta Nomor 10 jika Messi Jadi Tinggalkan Barcelona)
Dia mengatakan panen kali ini sangat melimpah ruah dengan hasil yang bagus. Namun dari pada modal tidak kembali dan dibiarkan di sawah, akhirnya dibagikan kepada pengguna jalan.
Para petani berharap kepada pemerintah untuk bisa menstabilkan harga saat panen raya sehingga petani dapat keuntungan.
(vit)
Lihat Juga :
tulis komentar anda