Pimpin Apel Hari Santri 2024, Pj Gubernur Jatim Harap Santri Jadi Generasi Multitalenta
Selasa, 22 Oktober 2024 - 18:54 WIB
Ke depannya, Pj Gubernur Adhy menyebut santri harus mampu melihat isu-isu strategis di pesantren yang ada, salah satunya adalah masih ada tindak kekerasan atau bullying, baik oleh pengasuh maupun oleh kakak tingkat.
"Ini semestinya tidak boleh terjadi dan kita terus melakukan sosialisasi bahwa mereka adalah sama. Lembaga pendidikan di pesantren harus sama formal, baik kode etik, aturan maupun juga penerimaan," tuturnya.
"Santri bukan hanya menyantri, mereka juga adalah seorang siswa sehingga mereka punya hak memperoleh pendidikan, perlakuan yang adil untuk menyongsong masa depannya jadi lebih baik," imbuhnya.
Oleh karena itu, Pj Gubernur Adhy menegaskan, masa depan Indonesia ada di pundak para santri. Diharapkan, Hari Santri 2024 ini juga menjadi momentum untuk memperkuat komitmen, khususnya para santri dalam merengkuh masa depan dan mewujudkan cita-cita bangsa.
Di sisi lain, peringatan Hari Santri di Jawa Timur digelar secara khidmad dan diikuti oleh ratusan santri yang mewakili dari berbagai pondok pesantren (ponpes) di Jatim untuk mengikuti apel Hari Santri di Gedung Negara Grahadi.
Menggunakan kopyah hitam dan memakai celana sarung bewarna putih, Pj Gubernur Adhy bertindak sebagai pembina apel Hari Santri yang diikuti oleh para santri dari Ponpes Bayt Al Hikmah Pasuruan, Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang, Al Falah Ploso Kediri, An Nur I Bululawang Malang, Tebuireng Jombang, Amanatul Ummah Pacet Mojokerto, Al-Fithrah Surabaya, Syaikhona Kholil Bangkalan, dan Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo.
Ada pula, peserta apel dari Ponpes Nurul Qodim Kraksaan Probolinggo, Shofa Marwa Pakusari Jember, Ma’had Aly Nurul Cholil Bangkalan, dan Ma’had Aly Assunniyyah Kencong Jember.
Pj Gubernur Adhy mengatakan, hari Santri tahun ini di Jatim juga terasa istimewa karena Jatim terus mendorong OPOP (One Product One Pesantren) yang memberdayakan para UMKM di lingkungan pesantren. Para pesantren-pesantren dibekali dan ditingkatkan kapasitas SDM kelembagaannya untuk mengelola sumber daya yang ada di lingkungan ponpes.
Di OPOP, pesantren terus diberdayakan kemampuan untuk mengembangkan UMKM, produksi barang dan jasa yang ada di pesantren karena target-target pasaran di lingkungan pesantren cukup besar.
"Hari ini kita patut berbangga dan bisa merasakan keberadaan OPOP yang telah mengeluarkan berbagai produk pesantren sampai dengan tingkat eksport," ucapnya.
"Ini semestinya tidak boleh terjadi dan kita terus melakukan sosialisasi bahwa mereka adalah sama. Lembaga pendidikan di pesantren harus sama formal, baik kode etik, aturan maupun juga penerimaan," tuturnya.
"Santri bukan hanya menyantri, mereka juga adalah seorang siswa sehingga mereka punya hak memperoleh pendidikan, perlakuan yang adil untuk menyongsong masa depannya jadi lebih baik," imbuhnya.
Oleh karena itu, Pj Gubernur Adhy menegaskan, masa depan Indonesia ada di pundak para santri. Diharapkan, Hari Santri 2024 ini juga menjadi momentum untuk memperkuat komitmen, khususnya para santri dalam merengkuh masa depan dan mewujudkan cita-cita bangsa.
Di sisi lain, peringatan Hari Santri di Jawa Timur digelar secara khidmad dan diikuti oleh ratusan santri yang mewakili dari berbagai pondok pesantren (ponpes) di Jatim untuk mengikuti apel Hari Santri di Gedung Negara Grahadi.
Menggunakan kopyah hitam dan memakai celana sarung bewarna putih, Pj Gubernur Adhy bertindak sebagai pembina apel Hari Santri yang diikuti oleh para santri dari Ponpes Bayt Al Hikmah Pasuruan, Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang, Al Falah Ploso Kediri, An Nur I Bululawang Malang, Tebuireng Jombang, Amanatul Ummah Pacet Mojokerto, Al-Fithrah Surabaya, Syaikhona Kholil Bangkalan, dan Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo.
Ada pula, peserta apel dari Ponpes Nurul Qodim Kraksaan Probolinggo, Shofa Marwa Pakusari Jember, Ma’had Aly Nurul Cholil Bangkalan, dan Ma’had Aly Assunniyyah Kencong Jember.
Pj Gubernur Adhy mengatakan, hari Santri tahun ini di Jatim juga terasa istimewa karena Jatim terus mendorong OPOP (One Product One Pesantren) yang memberdayakan para UMKM di lingkungan pesantren. Para pesantren-pesantren dibekali dan ditingkatkan kapasitas SDM kelembagaannya untuk mengelola sumber daya yang ada di lingkungan ponpes.
Di OPOP, pesantren terus diberdayakan kemampuan untuk mengembangkan UMKM, produksi barang dan jasa yang ada di pesantren karena target-target pasaran di lingkungan pesantren cukup besar.
"Hari ini kita patut berbangga dan bisa merasakan keberadaan OPOP yang telah mengeluarkan berbagai produk pesantren sampai dengan tingkat eksport," ucapnya.
tulis komentar anda