Pimpin Apel Hari Santri 2024, Pj Gubernur Jatim Harap Santri Jadi Generasi Multitalenta

Selasa, 22 Oktober 2024 - 18:54 WIB
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono memimpin Apel Peringatan Hari Santri di Halaman Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (22/10/2024). (Foto: dok Pemprov Jatim)
SURABAYA - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono memimpin Apel Peringatan Hari Santri di Halaman Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (22/10/2024). Dalam kesempatan ini, secara khusus Adhy berpesan agar seluruh santri Jawa Timur memiliki kemampuan multitalenta sehingga bisa berprofesi apa saja dan dimana saja.

Pesan yang disampaikan Adhy itu sejalan dengan tema Hari Santri tahun ini yaitu 'Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan'. Pasalnya, tantangan santri masa kini bukanlah berjuang melawan penjajah tetapi berjuang melawan kebodohan dan bisa mengikuti perkembangan ilmu teknologi.

"Santri harus bisa menjadi apa saja dan berprofesi apa saja. Santri Jawa Timur harus multitalenta,” ujar Adhy.



Tak hanya itu, Pj Gubernur Adhy mengatakan bahwa santri harus menguasahi keterampilan yang up to date, sesuai dengan kebutuhan profesi kekinian. Yang terpenting adalah mampu berkontribusi meningkatkan kemajuan bagi Provinsi Jawa Timur, negara, dan bangsa.

Dia memaknai Hari Santri di Jatim berbeda dibanding dengan daerah lain, terutama karena Jatim memiliki ribuan santri dan pondok pesantren. Hal tersebut membuat gaung dan semangat merayakan Hari Santri begitu terasa di Jatim.

Hari Santri yang diperingati setiap 22 Oktober adalah momentum bagi semua pihak untuk mengenang dan meneladani para santri yang telah memperjuangkan serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Sejarah mencatat bahwa kaum santri adalah salah satu kelompok yang paling aktif menggelorakan perlawanan terhadap para penjajah. Salah satu bukti perlawanan santri terhadap para penjajah adalah peristiwa “Resolusi Jihad” pada 22 Oktober 1945 yang dimaklumatkan oleh Hadratus Syekh Kiai Haji Hasyim Asyari.

Sejak Resolusi Jihad dimaklumatkan, para santri dan masyarakat umum terbakar semangatnya untuk terus berjuang dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Mereka terus melakukan perlawanan kepada penjajah tanpa rasa takut. Hingga akhirnya, pecah puncak perlawanan masyarakat Indonesia pada tanggal 10 November 1945 yang kita peringati sebagai Hari Pahlawan.

Peristiwa Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 tidak bisa dipisahkan dengan peristiwa 10 November 1945. Tanpa adanya peristiwa Resolusi Jihad, belum tentu terjadi peristiwa 10 November.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content