Diplomasi Selokan Mataram Ala Sri Sultan HB IX Selamatkan Rakyat dari Kerja Paksa Romusha
Rabu, 09 Oktober 2024 - 07:27 WIB
Akibatnya banyak rakyat tewas saat menjalankan romusha karena sakit, kelaparan dan kecelakaan kerja. Dampaknya, keluarga mereka semakin melarat.
Ketika Jepang ingin menjadikan rakyat Yogyakarta sebagai pekerja paksa dalam romusha di luar daerah, Sri Sultan HB IX melawannya dengan cerdas dan halus melalui diplomasi. Diceritakan kala itu Sri Sultan HBIX menemui pimpinan Jepang.
Raja Jogja menyampaikan bahwa seluruh rakyat ingin berkontribusi membantu memenangkan Jepang dalam perang.
Namun bukan dengan mengangkat senjata atau ikut romusha di tempat lain, melainkan membangun infrastruktut ekonomi untuk menjadikan wilayah Yogyakarta dan sekitarnya menjadi pusat pertanian.
Sri Sultan HB IX menjelaskan rencananya untuk membangun kanal atau selokan dari barat ke timur sepanjang 30 kilometer yang akan menghubungkan Sungai Progo dan Sungai Opak.
Dengan adanya kanal atau sekolan itu, maka diharaplan daerah yang kering dan kurang air akan berubah menjadi kawasan pertanian subur.
Lahan kering yang berada di kawasan utara Yogyakarta seluas 15.734 hektare itu nantinya bakal menjadi hamparan sawah yang bisa mendukung perjuangan Jepang melawan pasukan Sekutu.
Diplomasi dan pemaparan Sri Sultan HB IX ternyata sangat disukai hingga akhirnya disetujui Jepang.
Selanjutnya Jepang memberikan bantuan dana untuk membuka proyek irigasi itu. Dengan adanya dukungan itu, Sri Sultan HB IX mengerahkan warganya untuk membuka selokan puluhan kilometer. Selokan Mataram akhirnya selesai dibangun pada 1944.
tulis komentar anda