Tribhuwana Tunggadewi, Ratu Majapahit Politikus Ulung yang Menyatukan Nusantara
Jum'at, 30 Agustus 2024 - 08:04 WIB
Sebagai pengakuan atas keberhasilan ini, Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih pada tahun 1334. Pada saat itulah, ia mengucapkan Sumpah Palapa, sebuah janji untuk tidak menikmati kesenangan duniawi sebelum berhasil menyatukan seluruh nusantara.
Dengan bantuan Gajah Mada, Tribhuwana berhasil memperluas wilayah Majapahit, menaklukkan Bali dan berbagai kerajaan lainnya di nusantara, menjadikan Majapahit sebagai kerajaan besar yang makmur.
Pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi berakhir pada tahun 1350 setelah kematian ibunya, Gayatri Rajapatni. Ia mengundurkan diri dari takhta karena merasa hanya memerintah untuk mewakili sang ibu.
Takhta kerajaan kemudian diserahkan kepada putranya, Hayam Wuruk, yang saat itu baru berusia 16 tahun. Meski tidak lagi menjadi ratu, Tribhuwana tetap aktif dalam urusan kerajaan, menjadi Bhre Kahuripan dan anggota Bhattara Saptaprabhu.
Dimana sebuah dewan tetua yang memberikan nasihat kepada raja. Tidak ada catatan pasti tentang kapan Tribhuwana Tunggadewi meninggal, tetapi diketahui ia wafat setelah tahun 1371.
Sebagai penghormatan, Tribhuwana Tunggadewi didharmakan di Candi Pantarapura, yang terletak di Desa Panggih, Trowulan, Mojokerto.
Kisahnya menggambarkan seorang ratu yang bijaksana, tegas, dan visioner, yang melalui kepemimpinan dan kerja sama dengan Gajah Mada, berhasil mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaan sebagai kerajaan besar di nusantara.
Dengan bantuan Gajah Mada, Tribhuwana berhasil memperluas wilayah Majapahit, menaklukkan Bali dan berbagai kerajaan lainnya di nusantara, menjadikan Majapahit sebagai kerajaan besar yang makmur.
Pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi berakhir pada tahun 1350 setelah kematian ibunya, Gayatri Rajapatni. Ia mengundurkan diri dari takhta karena merasa hanya memerintah untuk mewakili sang ibu.
Takhta kerajaan kemudian diserahkan kepada putranya, Hayam Wuruk, yang saat itu baru berusia 16 tahun. Meski tidak lagi menjadi ratu, Tribhuwana tetap aktif dalam urusan kerajaan, menjadi Bhre Kahuripan dan anggota Bhattara Saptaprabhu.
Dimana sebuah dewan tetua yang memberikan nasihat kepada raja. Tidak ada catatan pasti tentang kapan Tribhuwana Tunggadewi meninggal, tetapi diketahui ia wafat setelah tahun 1371.
Sebagai penghormatan, Tribhuwana Tunggadewi didharmakan di Candi Pantarapura, yang terletak di Desa Panggih, Trowulan, Mojokerto.
Kisahnya menggambarkan seorang ratu yang bijaksana, tegas, dan visioner, yang melalui kepemimpinan dan kerja sama dengan Gajah Mada, berhasil mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaan sebagai kerajaan besar di nusantara.
(ams)
tulis komentar anda