Dokter Muda PPDS FK Undip Tewas, Polisi Dalami Temuan Obat Anastesi dan Catatan Korban
Kamis, 15 Agustus 2024 - 15:45 WIB
SEMARANG - Polrestabes Semarang masih melakukan sejumlah penyelidikan terkait meninggalnya mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) FK Undip dr Aulia Risma Lestari (30) yang diduga akibat bunuh diri usai mengalami perundungan atau bullying.
Berdasarkan hasil Olah tempat kejadian perkara (TKP) dari Inafis Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Semarang pada Senin (12/8/2024) malam di lokasi kejadian kos korban di Jalan Lempongsari Raya, Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, ada sejumlah temuan polisi.
“Korban dokter ARL ditemukan (sudah) tidak bernyawa di tempat tidurnya. Salah satu temuannya jarum suntik, jarum suntik masih ada isinya sekitar berapa cc, yang disuntikkan ke dalam tubuh korban sendiri. Diduga obat anestesi itu sendiri,” ungkap Kasat Reskrim Polrestabes Semarang Kompol Andika Dharma Sena, Kamis (15/8/2024).
Temuan obat itu, sebutnya, sudah dikoordinasikan dengan dokter forensik. Salah satunya terkait akibat dari menggunakan obat-obatan itu sendiri.
“Obat itu sendiri obat keras, merupakan obat harus resep dokter, yang penggunaannya informasi yang kami dapat tidak langsung disuntikkan ke dalam tubuh manusia,” sambungnya.
Selain itu, ditemukan pula beberapa obat lain di TKP.
“Akan kami cek, terkait apakah korban sendiri ada riwayat dari penyakitnya yang diderita korban itu sendiri,” lanjut dia.
Langkah ke depan, kata Kasat Reskrim, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pihak RSUP dr Kariadi dan Undip terkait adanya beberapa catatan yang didapati polisi.
“Intinya (catatan), ada beberapa keluhan terkait dengan beban yang bersangkutan, kami dalami lagi,” ungkapnya.
Kasat Reskrim merespons, pihak Undip maupun RS yang melakukan investigasi internal disebut hasilnya akan membantu penyidik mengungkap motif insiden itu.
Termasuk saat ditanyakan soal adanya dugaan perundungan, Kasat Reskrim mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait.
Lihat Juga: ITB Sampaikan Duka Cita Atas Tewasnya Mahasiswa Fakultas Teknik Loncat dari Lantai 27 Apartemen
Berdasarkan hasil Olah tempat kejadian perkara (TKP) dari Inafis Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Semarang pada Senin (12/8/2024) malam di lokasi kejadian kos korban di Jalan Lempongsari Raya, Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, ada sejumlah temuan polisi.
“Korban dokter ARL ditemukan (sudah) tidak bernyawa di tempat tidurnya. Salah satu temuannya jarum suntik, jarum suntik masih ada isinya sekitar berapa cc, yang disuntikkan ke dalam tubuh korban sendiri. Diduga obat anestesi itu sendiri,” ungkap Kasat Reskrim Polrestabes Semarang Kompol Andika Dharma Sena, Kamis (15/8/2024).
Temuan obat itu, sebutnya, sudah dikoordinasikan dengan dokter forensik. Salah satunya terkait akibat dari menggunakan obat-obatan itu sendiri.
“Obat itu sendiri obat keras, merupakan obat harus resep dokter, yang penggunaannya informasi yang kami dapat tidak langsung disuntikkan ke dalam tubuh manusia,” sambungnya.
Selain itu, ditemukan pula beberapa obat lain di TKP.
“Akan kami cek, terkait apakah korban sendiri ada riwayat dari penyakitnya yang diderita korban itu sendiri,” lanjut dia.
Langkah ke depan, kata Kasat Reskrim, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pihak RSUP dr Kariadi dan Undip terkait adanya beberapa catatan yang didapati polisi.
“Intinya (catatan), ada beberapa keluhan terkait dengan beban yang bersangkutan, kami dalami lagi,” ungkapnya.
Kasat Reskrim merespons, pihak Undip maupun RS yang melakukan investigasi internal disebut hasilnya akan membantu penyidik mengungkap motif insiden itu.
Termasuk saat ditanyakan soal adanya dugaan perundungan, Kasat Reskrim mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait.
Lihat Juga: ITB Sampaikan Duka Cita Atas Tewasnya Mahasiswa Fakultas Teknik Loncat dari Lantai 27 Apartemen
(shf)
tulis komentar anda