Pengunjung Meningkat, Pengelola Wisata di Lembang Terapkan Prokes Ketat
Senin, 24 Agustus 2020 - 19:52 WIB
BANDUNG BARAT - Kunjungan wisatawan yang kembali menggeliat di era new normal atau adaptasi kebiasaan baru (AKB), membuat pengelola wisata di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat , harus menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 secara ketet.
Pengunjung wajib mengenakan masker, face shield, dan cek suhu tubuh. Protokol kesehatan ini diterapkan agar tidak ada wisatawan yang membawa atau terpapar virus Corona dari tempat wisata. (BACA JUGA: PT KAI Beri Diskon Surprise Pack Tarif KA Argo Parahyangan )
"Kami tidak boleh lengah dan harus memberlakukan protokol kesehatan ketat kepada semua pengunjung dari mulai datang hingga pulang," kata GM Objek Wisata Orchid Forest, Cikole, Lembang, Satriyo Medi Sampurno, Senin (24/8/2020). (BACA JUGA: Warga Antre di PA Soreang, 'Ini Bukan Antrian BLT ya Guys, tapi Mau Cerai' )
Menurut Satriyo, sudah menjadi standar prosedur pencegahan COVID-19 di Orchid Forest, setiap wisatawan harus melalui proses checking. Mulai dari cuci tangan di pintu masuk, cek suhu tubuh, disemprot disinfektan di bilik khusus, hingga diberi masker atau face shield gratis. (BACA JUGA: 12 Korban Kecelakaan Maut Tol Cipali Masih Dirawat Intensif )
Di setiap wahana pun disiapkan tempat cuci tangan, usai dipakai wahana dan perangkatnya juga langsung dibersihkan. Pengelola Orchid Forest masih membatasi jumlah kunjungan wisatawan maksimal 50% dari daya tampung.
Tujuannya, ujar dia, untuk menghindari terjadinya kerumunan, makanya tiket juga sesuai arahan pemerintah daerah naik dari Rp30.000 jadi Rp40.000/orang. Petugas cheker turut disiapkan di pintu masuk dan keluar untuk memantau jumlah pengunjung, dan bagi anak di bawah tiga tahun atau manula tidak diperkenankan masuk.
Disinggung mengenai jumlah kunjungan wisatawan, Satriyo menyebutkan selama dua pekan terakhir cukup meningkat. Ini dikarenakan ada tanggal merah libur nasional di akhir pekan sehingga banyak wisatawan yang datang.
Kebanyakan adalah rombongan keluarga menggunakan mobil pribadi karena untuk rombongan bus pariwisata belum diperbolehkan. "Wisatawan ke sini ingin menikmati suasan alam. Mereka bisa bersantai, berfoto, menikmati anggrek, hingga berkeliling menikmati berbagai spot di kawasan hutan seluas 12 hektare ini. Kami optimistis sektor wisata kembali bangkit," ujar dia.
Wisatawan asal Sukabumi, Heru (36) mengaku sengaja mengajak keluarganya berwisata di alam terbuka. Selain untuk melepaskan kepenatan, wisata ke alam terbuka dirasa lebih aman.
"Kalau ke hutan gini kan ngehirup udara segar, jadi aman dan sehat. Apalagi di pintu tiket, pengelola menerapkan protokol ketat, jadi insya allah aman dan tidak khawatir saya jalan-jalan di sini," kata Heru.
Pengunjung wajib mengenakan masker, face shield, dan cek suhu tubuh. Protokol kesehatan ini diterapkan agar tidak ada wisatawan yang membawa atau terpapar virus Corona dari tempat wisata. (BACA JUGA: PT KAI Beri Diskon Surprise Pack Tarif KA Argo Parahyangan )
"Kami tidak boleh lengah dan harus memberlakukan protokol kesehatan ketat kepada semua pengunjung dari mulai datang hingga pulang," kata GM Objek Wisata Orchid Forest, Cikole, Lembang, Satriyo Medi Sampurno, Senin (24/8/2020). (BACA JUGA: Warga Antre di PA Soreang, 'Ini Bukan Antrian BLT ya Guys, tapi Mau Cerai' )
Menurut Satriyo, sudah menjadi standar prosedur pencegahan COVID-19 di Orchid Forest, setiap wisatawan harus melalui proses checking. Mulai dari cuci tangan di pintu masuk, cek suhu tubuh, disemprot disinfektan di bilik khusus, hingga diberi masker atau face shield gratis. (BACA JUGA: 12 Korban Kecelakaan Maut Tol Cipali Masih Dirawat Intensif )
Di setiap wahana pun disiapkan tempat cuci tangan, usai dipakai wahana dan perangkatnya juga langsung dibersihkan. Pengelola Orchid Forest masih membatasi jumlah kunjungan wisatawan maksimal 50% dari daya tampung.
Tujuannya, ujar dia, untuk menghindari terjadinya kerumunan, makanya tiket juga sesuai arahan pemerintah daerah naik dari Rp30.000 jadi Rp40.000/orang. Petugas cheker turut disiapkan di pintu masuk dan keluar untuk memantau jumlah pengunjung, dan bagi anak di bawah tiga tahun atau manula tidak diperkenankan masuk.
Disinggung mengenai jumlah kunjungan wisatawan, Satriyo menyebutkan selama dua pekan terakhir cukup meningkat. Ini dikarenakan ada tanggal merah libur nasional di akhir pekan sehingga banyak wisatawan yang datang.
Kebanyakan adalah rombongan keluarga menggunakan mobil pribadi karena untuk rombongan bus pariwisata belum diperbolehkan. "Wisatawan ke sini ingin menikmati suasan alam. Mereka bisa bersantai, berfoto, menikmati anggrek, hingga berkeliling menikmati berbagai spot di kawasan hutan seluas 12 hektare ini. Kami optimistis sektor wisata kembali bangkit," ujar dia.
Wisatawan asal Sukabumi, Heru (36) mengaku sengaja mengajak keluarganya berwisata di alam terbuka. Selain untuk melepaskan kepenatan, wisata ke alam terbuka dirasa lebih aman.
"Kalau ke hutan gini kan ngehirup udara segar, jadi aman dan sehat. Apalagi di pintu tiket, pengelola menerapkan protokol ketat, jadi insya allah aman dan tidak khawatir saya jalan-jalan di sini," kata Heru.
(awd)
tulis komentar anda