Jaga Ekosistem Perairan, Pupuk Kaltim Turunkan Ratusan Media Terumbu dan Tukik di Maratua
Rabu, 29 Mei 2024 - 21:01 WIB
Pembentukan CoE diperkuat melalui kolaborasi dengan Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk memastikan keberlanjutan upaya konservasi perairan yang dilaksanakan perusahaan. Program ini meliputi transplantasi terumbu, pembibitan melalui fasilitas coral nursery, dan penyuluhan bagi masyarakat.
"Pupuk Kaltim tidak ingin sekadar bicara, tetapi ingin melakukan aksi nyata dengan melibatkan pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kelestarian terumbu karang sebagai bentuk tanggung jawab bersama terhadap keberlanjutan," tutur Soesilo.
Selain penurunan media terumbu, Pupuk Kaltim bersama Pupuk Indonesia Grup juga melepas 300 tukik sebagai bentuk dukungan untuk meningkatkan populasi penyu di alam bebas. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut, terutama di Kepulauan Derawan yang dikenal sebagai habitat alami bagi penyu hijau (Chelonia mydas), yang merupakan salah satu spesies terancam punah.
"Pupuk Kaltim berharap ekosistem perairan dengan kekayaan biota laut dan keanekaragaman hayati lainnya bisa terus terpelihara dengan baik, termasuk populasi penyu di Maratua terus berkembang seiring komitmen bersama untuk saling peduli," tambah Soesilo.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, mengatakan bahwa pelestarian ekosistem perairan merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mengintegrasikan aspek lingkungan dalam aktivitas operasional dan bisnis, sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mendukung pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Langkah ini pun didorong bagi seluruh perusahaan di Pupuk Indonesia Grup untuk senantiasa meningkatkan kepedulian dan kontribusi terhadap pelestarian lingkungan dengan berbagai aksi nyata. Seperti yang kali ini dilakukan, merupakan wujud komitmen korporasi secara sinergis dan kolaboratif untuk memberi manfaat dengan terlibat langsung mendukung kawasan perairan agar lebih terjaga.
"Apalagi dengan potensi Maratua sebagai destinasi wisata dengan kekayaan lautnya, diharap mampu terpelihara secara berkelanjutan, utamanya dari sisi keseimbangan ekosistem perairan dan keanekaragaman hayati didalamnya," ucap Rahmad.
"Pupuk Kaltim tidak ingin sekadar bicara, tetapi ingin melakukan aksi nyata dengan melibatkan pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kelestarian terumbu karang sebagai bentuk tanggung jawab bersama terhadap keberlanjutan," tutur Soesilo.
Selain penurunan media terumbu, Pupuk Kaltim bersama Pupuk Indonesia Grup juga melepas 300 tukik sebagai bentuk dukungan untuk meningkatkan populasi penyu di alam bebas. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut, terutama di Kepulauan Derawan yang dikenal sebagai habitat alami bagi penyu hijau (Chelonia mydas), yang merupakan salah satu spesies terancam punah.
"Pupuk Kaltim berharap ekosistem perairan dengan kekayaan biota laut dan keanekaragaman hayati lainnya bisa terus terpelihara dengan baik, termasuk populasi penyu di Maratua terus berkembang seiring komitmen bersama untuk saling peduli," tambah Soesilo.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, mengatakan bahwa pelestarian ekosistem perairan merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mengintegrasikan aspek lingkungan dalam aktivitas operasional dan bisnis, sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mendukung pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Langkah ini pun didorong bagi seluruh perusahaan di Pupuk Indonesia Grup untuk senantiasa meningkatkan kepedulian dan kontribusi terhadap pelestarian lingkungan dengan berbagai aksi nyata. Seperti yang kali ini dilakukan, merupakan wujud komitmen korporasi secara sinergis dan kolaboratif untuk memberi manfaat dengan terlibat langsung mendukung kawasan perairan agar lebih terjaga.
"Apalagi dengan potensi Maratua sebagai destinasi wisata dengan kekayaan lautnya, diharap mampu terpelihara secara berkelanjutan, utamanya dari sisi keseimbangan ekosistem perairan dan keanekaragaman hayati didalamnya," ucap Rahmad.
(hri)
tulis komentar anda