Perang Dingin AS-China Soal Pandemi Corona Disesali Sekjen PBB
Jum'at, 01 Mei 2020 - 07:18 WIB
AS juga tidak mengambil bagian dalam inisiatif WHO pekan lalu di mana para pemimpin dunia berjanji untuk mempercepat pekerjaan pada tes, obat-obatan dan vaksin COVID-19.
Ketika ditanya apakah dia khawatir tentang ketegangan antara Amerika Serikat dan China yang merugikan kerja sama internasional, Guterres mengatakan: "Ini adalah dua negara yang benar-benar vital."
"Kontribusi China dan Amerika Serikat untuk memerangi COVID-19 (dan) untuk semua aspek lain dalam pengembangan hubungan internasional, menurut pendapat saya, sangat penting dan saya berharap itu akan menjadi mungkin di masa depan," kata dia.
Guterres mengatakan, dia sangat khawatir tentang kurangnya bantuan dari komunitas internasional untuk negara-negara berkembang, baik dalam menanggapi pandemi dan mengatasi dampak ekonomi dan sosial. Dia mengatakan permohonan dana sebesar USD2 miliar untuk membantu populasi yang paling rentan hanya dibiayai setengahnya.
Menurut data Reuters, virus Corona baru sejauh ini telah menginfeksi sekitar 3,2 juta secara global dan lebih dari 227.000 orang telah meninggal. Virus ini pertama kali muncul di kota Wuhan di China akhir tahun lalu.
Lihat Juga: Krisis Rudal ala Perang Dingin Terus Meningkat, Putin Siagakan Misil dengan Target Eropa
Ketika ditanya apakah dia khawatir tentang ketegangan antara Amerika Serikat dan China yang merugikan kerja sama internasional, Guterres mengatakan: "Ini adalah dua negara yang benar-benar vital."
"Kontribusi China dan Amerika Serikat untuk memerangi COVID-19 (dan) untuk semua aspek lain dalam pengembangan hubungan internasional, menurut pendapat saya, sangat penting dan saya berharap itu akan menjadi mungkin di masa depan," kata dia.
Guterres mengatakan, dia sangat khawatir tentang kurangnya bantuan dari komunitas internasional untuk negara-negara berkembang, baik dalam menanggapi pandemi dan mengatasi dampak ekonomi dan sosial. Dia mengatakan permohonan dana sebesar USD2 miliar untuk membantu populasi yang paling rentan hanya dibiayai setengahnya.
Menurut data Reuters, virus Corona baru sejauh ini telah menginfeksi sekitar 3,2 juta secara global dan lebih dari 227.000 orang telah meninggal. Virus ini pertama kali muncul di kota Wuhan di China akhir tahun lalu.
Lihat Juga: Krisis Rudal ala Perang Dingin Terus Meningkat, Putin Siagakan Misil dengan Target Eropa
(nth)
tulis komentar anda