Emak-emak di Malang Antre sejak Jam 7 Pagi Demi Beras Murah Bersubdisi
Rabu, 06 Maret 2024 - 12:55 WIB
"Kepengen dapat yang murah. Makanya dibela - belain antri di sini dari jam 7 pagi. Sudah 1,5 jam setengah di sini," kata Sustiani.
Selama kenaikan harga beras ini ia dan keluarganya terpaksa mengurangi lauk pauk, tapi untuk porsi makan ia mengaku tak menguranginya. Sebab hal itu akan berpengaruh kepada anak-anaknya.
"Kalau porsi tetap sama, cuma lauknya dikurangi, ya biasanya makan ayam, sekarang telur, sayur gitu. Kalau dikurangi kasihan anak. Ya mau gimana lagi harus ada yang dikurangi, makan seadanya sekarang," ungkap perempuan berusia 46 tahun ini.
Hal serupa juga dialami Sundari, yang menyatakan mahalnya harga beras diiringi kenaikan harga sembako lainnya seperti telur, cabai, dan gula, membuatnya harus menyiasati makanan.
"Ini makanya antre di sini, sudah dua jam-an di sini, sekarang jam 9 pagi kurang. Ya mau gak mau harus antre di sini lebih murah, dapat 52 (ribu)," ucap Sundari.
Sementara itu, Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menuturkan, bila pembukaan kembali warung Inflasi ini menjadi bagian dari intervensi dari Tim Pengendali Daerah (TPID), di tengah mahalnya harga-harga sembako yang berimbas kepada naiknya inflasi di Kota Malang.
"Saat ini contoh kemarin harganya HET (Harga Eceran Tertinggi) 54 ribu, kita jual 52 ribu, itu kan subsidi. Mudah-mudahan (adanya Warung Tekan Inflasi) ini akan turun dan mendekat lagi seperti mendekati deflasi, kita tekan normal, agar tetap di bawah nasional dan provinsi," ujar Wahyu Hidayat.
Selama kenaikan harga beras ini ia dan keluarganya terpaksa mengurangi lauk pauk, tapi untuk porsi makan ia mengaku tak menguranginya. Sebab hal itu akan berpengaruh kepada anak-anaknya.
"Kalau porsi tetap sama, cuma lauknya dikurangi, ya biasanya makan ayam, sekarang telur, sayur gitu. Kalau dikurangi kasihan anak. Ya mau gimana lagi harus ada yang dikurangi, makan seadanya sekarang," ungkap perempuan berusia 46 tahun ini.
Hal serupa juga dialami Sundari, yang menyatakan mahalnya harga beras diiringi kenaikan harga sembako lainnya seperti telur, cabai, dan gula, membuatnya harus menyiasati makanan.
"Ini makanya antre di sini, sudah dua jam-an di sini, sekarang jam 9 pagi kurang. Ya mau gak mau harus antre di sini lebih murah, dapat 52 (ribu)," ucap Sundari.
Sementara itu, Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menuturkan, bila pembukaan kembali warung Inflasi ini menjadi bagian dari intervensi dari Tim Pengendali Daerah (TPID), di tengah mahalnya harga-harga sembako yang berimbas kepada naiknya inflasi di Kota Malang.
"Saat ini contoh kemarin harganya HET (Harga Eceran Tertinggi) 54 ribu, kita jual 52 ribu, itu kan subsidi. Mudah-mudahan (adanya Warung Tekan Inflasi) ini akan turun dan mendekat lagi seperti mendekati deflasi, kita tekan normal, agar tetap di bawah nasional dan provinsi," ujar Wahyu Hidayat.
(shf)
tulis komentar anda