Emak-emak di Malang Antre sejak Jam 7 Pagi Demi Beras Murah Bersubdisi

Rabu, 06 Maret 2024 - 12:55 WIB
loading...
Emak-emak di Malang...
Emak-emak di Malang, Jawa Timur berebut antre sejak pagi demi mendapatkan beras murah bersubsidi di Warung Tekan Inflasi, Pasar Blimbing, Rabu (6/3/2024). Foto/MPI/Avirista Midaada
A A A
MALANG - Emak-emak di Malang, Jawa Timur berebut antre sejak pagi demi mendapatkan beras murah bersubsidi di Warung Tekan Inflasi, Pasar Blimbing pada Rabu (6/3/2024).

Antrean warga terlihat cukup panjang usai Warung Tekan Inflasi Mbois Ilakes, yang kembali dibuka usai melonjaknya beberapa harga kebutuhan sembako jelang Ramadan.


Beberapa emak-emak bahkan rela antri sejak Rabu pagi pukul 07.00 WIB, sebelum warung yang menyediakan sembako murah dari Program Pemkot Malang.

Warga dapat membeli beras kualitas medium SPHP Bulog seharga Rp54.000, untuk kemasan lima kilogram. Harga ini memang jauh dibandingkan dengan harga beras yang tersedia di pasaran.

Saat ini di Pasar Blimbing, dari pantauan masih berada di angka Rp16.000 per kilogram untuk beras kualitas premium. Sedangkan untuk beras kualitas medium tak terlihat.

Sustiani, warga Balearjorsari, Kota Malang menyatakan, masih mahalnya harga beras di pasaran membuatnya rela antre di 'Warung Tekan Inflasi Mbois Ilakes'.


Ia mengatakan bahwa harga beras di pasaran saat ini masih di angka Rp77.500 untuk kemasan lima kilogram.

"Kepengen dapat yang murah. Makanya dibela - belain antri di sini dari jam 7 pagi. Sudah 1,5 jam setengah di sini," kata Sustiani.

Selama kenaikan harga beras ini ia dan keluarganya terpaksa mengurangi lauk pauk, tapi untuk porsi makan ia mengaku tak menguranginya. Sebab hal itu akan berpengaruh kepada anak-anaknya.

"Kalau porsi tetap sama, cuma lauknya dikurangi, ya biasanya makan ayam, sekarang telur, sayur gitu. Kalau dikurangi kasihan anak. Ya mau gimana lagi harus ada yang dikurangi, makan seadanya sekarang," ungkap perempuan berusia 46 tahun ini.

Hal serupa juga dialami Sundari, yang menyatakan mahalnya harga beras diiringi kenaikan harga sembako lainnya seperti telur, cabai, dan gula, membuatnya harus menyiasati makanan.

"Ini makanya antre di sini, sudah dua jam-an di sini, sekarang jam 9 pagi kurang. Ya mau gak mau harus antre di sini lebih murah, dapat 52 (ribu)," ucap Sundari.

Sementara itu, Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menuturkan, bila pembukaan kembali warung Inflasi ini menjadi bagian dari intervensi dari Tim Pengendali Daerah (TPID), di tengah mahalnya harga-harga sembako yang berimbas kepada naiknya inflasi di Kota Malang.

"Saat ini contoh kemarin harganya HET (Harga Eceran Tertinggi) 54 ribu, kita jual 52 ribu, itu kan subsidi. Mudah-mudahan (adanya Warung Tekan Inflasi) ini akan turun dan mendekat lagi seperti mendekati deflasi, kita tekan normal, agar tetap di bawah nasional dan provinsi," ujar Wahyu Hidayat.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1878 seconds (0.1#10.140)