Beras Langka dan Mahal, Satgas Pangan Polda Jabar Imbau Warga Tak Panic Buying
Kamis, 22 Februari 2024 - 09:52 WIB
BANDUNG - Satuan Tugas (Satgas) Pangan dari Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) bersama Badan Reserse Kriminal Khusus (Bareskrim Polri) telah mengawasi ketersediaan beras di Pasar Tradisional Kosambi dan pasar modern di Kota Bandung pada Rabu (21/2/2024). Langkah ini diambil untuk mengatasi isu langka dan melonjaknya harga beras saat ini.
Menurut Kombes Pol Deni Okvianto, Direktur Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar, hasil pemantauan menunjukkan bahwa ketersediaan beras di Pasar Kosambi masih dalam kondisi aman dan harganya masih sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
"Dalam pemantauan kami, ketersediaan dan distribusi beras, baik kelas premium maupun medium, terpantau cukup aman. Beras dari Stabilisasi Persediaan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog juga tersedia di pasaran," ungkap Kombes Pol Deni.
Kombes Pol Deni juga menegaskan bahwa menjelang bulan puasa Ramadhan, ketersediaan beras tetap terjaga dan masih tersedia di pasar tradisional serta toko ritel. Langkah pembatasan penjualan oleh ritel dilakukan untuk mencegah terjadinya panic buying dan penimbunan beras untuk dijual kembali.
"Kami mengimbau masyarakat agar tidak melakukan panic buying. Supermarket telah menerapkan kebijakan pembelian terbatas agar setiap orang hanya dapat membeli satu beras," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP), Nenny Fasyaini, menjelaskan bahwa kelangkaan dan kenaikan harga beras belakangan ini disebabkan oleh badai El Nino yang mengganggu musim tanam.
"Pergeseran musim tanam akibat badai El Nino berdampak pada produksi petani, yang menyebabkan penurunan hasil panen. Hal ini mengakibatkan kenaikan permintaan dan akhirnya harga beras naik," jelas Nenny Fasyaini.
Dia juga menyatakan bahwa ketersediaan beras sempat terganggu di ritel karena kenaikan HET beras dari para produsen. Hal ini membuat ritel kesulitan dalam penjualan karena harga beras yang lebih tinggi.
"Dengan adanya kenaikan batas HET menjadi Rp13.900, sementara harga di penggilingan mencapai Rp15.000, tentu ritel akan kesulitan dalam menjualnya. Masalah harga ini menjadi perdebatan antara ritel dan distributor," paparnya.
Dengan situasi ini, Satgas Pangan Polda Jabar mengajak masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpancing untuk melakukan pembelian besar-besaran. Langkah-langkah pengawasan terhadap ketersediaan beras terus dilakukan untuk memastikan pasokan beras tetap stabil dan terjangkau bagi seluruh masyarakat.
Menurut Kombes Pol Deni Okvianto, Direktur Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar, hasil pemantauan menunjukkan bahwa ketersediaan beras di Pasar Kosambi masih dalam kondisi aman dan harganya masih sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
"Dalam pemantauan kami, ketersediaan dan distribusi beras, baik kelas premium maupun medium, terpantau cukup aman. Beras dari Stabilisasi Persediaan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog juga tersedia di pasaran," ungkap Kombes Pol Deni.
Kombes Pol Deni juga menegaskan bahwa menjelang bulan puasa Ramadhan, ketersediaan beras tetap terjaga dan masih tersedia di pasar tradisional serta toko ritel. Langkah pembatasan penjualan oleh ritel dilakukan untuk mencegah terjadinya panic buying dan penimbunan beras untuk dijual kembali.
Baca Juga
"Kami mengimbau masyarakat agar tidak melakukan panic buying. Supermarket telah menerapkan kebijakan pembelian terbatas agar setiap orang hanya dapat membeli satu beras," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP), Nenny Fasyaini, menjelaskan bahwa kelangkaan dan kenaikan harga beras belakangan ini disebabkan oleh badai El Nino yang mengganggu musim tanam.
"Pergeseran musim tanam akibat badai El Nino berdampak pada produksi petani, yang menyebabkan penurunan hasil panen. Hal ini mengakibatkan kenaikan permintaan dan akhirnya harga beras naik," jelas Nenny Fasyaini.
Dia juga menyatakan bahwa ketersediaan beras sempat terganggu di ritel karena kenaikan HET beras dari para produsen. Hal ini membuat ritel kesulitan dalam penjualan karena harga beras yang lebih tinggi.
"Dengan adanya kenaikan batas HET menjadi Rp13.900, sementara harga di penggilingan mencapai Rp15.000, tentu ritel akan kesulitan dalam menjualnya. Masalah harga ini menjadi perdebatan antara ritel dan distributor," paparnya.
Dengan situasi ini, Satgas Pangan Polda Jabar mengajak masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpancing untuk melakukan pembelian besar-besaran. Langkah-langkah pengawasan terhadap ketersediaan beras terus dilakukan untuk memastikan pasokan beras tetap stabil dan terjangkau bagi seluruh masyarakat.
(hri)
tulis komentar anda