Demo Jaringan Gugat Demokrasi Yogyakarta, Serukan Stop Politik Dinasti
Senin, 12 Februari 2024 - 21:24 WIB
Bahkan, para budayawan, seniman, intelektual, dan tokoh publik justru sering mengglorifikasi pembangunan infrastruktur. Dukungan ini juga ditopang dengan rezim digital yang dipenuhi para pendengung pemerintah.
Adi meminta para intelektual, budayawan dan tokoh nasional agar melakukan pertobatan massal karena ikut menciptakan politik dinasti. Otoritarianisme sudah mencengkeram demokrasi.
“Sudah cukup diskusi dan perlu banyak aksi. Para intelektual dan budayawan harus turun ke jalan untuk menggerakkan kesadaran rakyat melawan tirani oligarki setelah Pemilu Februari 2024,” tegasnya.
Menurutnya, Pemilu 2024 seharusnya bisa menjadi pesta demokrasi yang adil, jujur, transparan dan inklusif. Namun, mereka menilai masih marak praktik politik uang dan politik transaksional.
Adi meminta para intelektual, budayawan dan tokoh nasional agar melakukan pertobatan massal karena ikut menciptakan politik dinasti. Otoritarianisme sudah mencengkeram demokrasi.
“Sudah cukup diskusi dan perlu banyak aksi. Para intelektual dan budayawan harus turun ke jalan untuk menggerakkan kesadaran rakyat melawan tirani oligarki setelah Pemilu Februari 2024,” tegasnya.
Menurutnya, Pemilu 2024 seharusnya bisa menjadi pesta demokrasi yang adil, jujur, transparan dan inklusif. Namun, mereka menilai masih marak praktik politik uang dan politik transaksional.
(shf)
tulis komentar anda