ITB Dorong Pemerintah Dukung Produksi Bahan Bakar Sawit, Buat Regulasi dan Standardisasi
Kamis, 01 Februari 2024 - 16:30 WIB
"Pada tahun 2019-2021, bekerja sama dengan PT Pura Barutama, unit pemroses produksi bensa skala 1.000 liter/hari dirancang dan dibangun," katanya.
Walaupun masih banyak yang harus disempurnakan, unit proses produksi bensa pertama di dunia ini berhasil memproduksi bensa dengan RON sekitar 110-115. Bensa ini telah digunakan sebagai bahan bakar motor yang digunakan sebagai uji coba dari Bandung ke Sabang.
"Katalis hydrotreating yang dikembangkan, juga dapat digunakan untuk mengkonversi minyak inti sawit menjadi bio-kerosene (bahan baku avtur)," sebut Melia.
Melia melanjutkan, pada Desember 2020-Mei 2021, TRKK ITB bersama Pertamina dan didukung oleh BPDPKS berhasil memproduksi bioavtur J2.4 (campuran 2.4% biekerosene dalam avtur fosil) di RU4 Cilacap, dengan menggunakan katalis yang dikembangkan oleh ITB dan Pertamina.
Bioavtur J2.4 yang dihasilkan ini kemudian diuji coba melalui proses uji statis dan uji terbang bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan (Fakultas Teknologi Mesin dan Dirgantara ITB, Pertamina, BPDPKS, Garuda Maintenance Facilities, PT Dirgantara Indonesia).
Uji statis dilakukan dengan menggunakan mesin turbin milik GMF, sedangkan uji terbang dilakukan dengan menggunakan pesawat CN235 milik PT DI. Uji terbang dilakukan dari Bandung ke Jakarta, dan Kembali ke Bandung. Uji ini berhasil dengan sukses.
Kemudian pada Maret 2023, bioavtur J2.4 kembali dilakukan di RU4 Cilacap, dengan menggunakan katalis UOP. Uji ini dimaksudkan untuk melakukan konfirmasi proses produksi dan kualitas bioavtur yang dihasilkan.
"Bioavtur ini kemudian digunakan untuk uji terbang menggunakan pesawat terbang komersial milik Garuda, jenis Boeing 737-800 yang terbang dari Jakarta ke Solo, dan Kembali ke Jakarta. Uji ini berhasil dengan baik," tandasnya.
Walaupun masih banyak yang harus disempurnakan, unit proses produksi bensa pertama di dunia ini berhasil memproduksi bensa dengan RON sekitar 110-115. Bensa ini telah digunakan sebagai bahan bakar motor yang digunakan sebagai uji coba dari Bandung ke Sabang.
"Katalis hydrotreating yang dikembangkan, juga dapat digunakan untuk mengkonversi minyak inti sawit menjadi bio-kerosene (bahan baku avtur)," sebut Melia.
Melia melanjutkan, pada Desember 2020-Mei 2021, TRKK ITB bersama Pertamina dan didukung oleh BPDPKS berhasil memproduksi bioavtur J2.4 (campuran 2.4% biekerosene dalam avtur fosil) di RU4 Cilacap, dengan menggunakan katalis yang dikembangkan oleh ITB dan Pertamina.
Bioavtur J2.4 yang dihasilkan ini kemudian diuji coba melalui proses uji statis dan uji terbang bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan (Fakultas Teknologi Mesin dan Dirgantara ITB, Pertamina, BPDPKS, Garuda Maintenance Facilities, PT Dirgantara Indonesia).
Uji statis dilakukan dengan menggunakan mesin turbin milik GMF, sedangkan uji terbang dilakukan dengan menggunakan pesawat CN235 milik PT DI. Uji terbang dilakukan dari Bandung ke Jakarta, dan Kembali ke Bandung. Uji ini berhasil dengan sukses.
Kemudian pada Maret 2023, bioavtur J2.4 kembali dilakukan di RU4 Cilacap, dengan menggunakan katalis UOP. Uji ini dimaksudkan untuk melakukan konfirmasi proses produksi dan kualitas bioavtur yang dihasilkan.
"Bioavtur ini kemudian digunakan untuk uji terbang menggunakan pesawat terbang komersial milik Garuda, jenis Boeing 737-800 yang terbang dari Jakarta ke Solo, dan Kembali ke Jakarta. Uji ini berhasil dengan baik," tandasnya.
(hri)
tulis komentar anda