Jelang Pemilu 2024, Kepala BNPT: Jaga Persatuan, Jangan Sampai Ada Disintegrasi
Senin, 29 Januari 2024 - 09:05 WIB
Rycko mengatakan bahwa saat ini terjadi fenomena ada sekelompok orang atau paham yang tidak bisa menerima perbedaan. Kemudian merasa paling benar, orang lain salah bahkan darahnya halal untuk dibunuh orang ini tidak bisa menerima perbedaan dan selalu menyalahkan.
Padahal menurut Kepala BNPT, Indonesia merupakan negeri kebangsaan yang dibangun berdasarkan perbedaan, sehingga seluruh anak bangsa bisa duduk bersama dalam damai. Semua itu dibangun berdasarkan perbedaan yang kemudian menyatukan ditengah perbedaan.
“Persatuan dan kesatuan adalah konsep untuk menyatukan berbagai perbedaan yang ada sehingga benar-benar menjadi rahmat bagi semua,” ungkap Rycko.
Fenomena ajaran intoleransi dan radikalisme ini disampaikan begitu menyakinlan dengan dalil keagamaan dengan jubah keagamaan sebagai justifikasi pembenarnya.
Sehingga nampak menyakinkan inilah yang disebut sebagai radikalisme yang merasa paling benar dan orang lain salah, padahal tidak ada satupun agama yang mengajarkan kekerasan semua agama mengajarkan perdamaian dan memanusiakan manusia.
Selanjutnya Kepala BNPT menyampaikan bahwa tahun 2023 patut disyukuri tidak ada kejadian teror, hal tersebut dikarenakan kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat.
Namun pada saat ini terjadi proses radikalisasi yang mengajarkan perbedaan, yang dimulai disebarkan melalui online dan kemudian menyentuh generasi muda. Inilah yang patut untuk diwaspadai.
“Kalau kita tidak menjaga anak-anak terhadap intoleransi maka akan terkadi kehancuran dan selesai peradaban,” tegas Rycko.
Sementara itu, Ketua FKPT Sumut Ishaq Ibrahim mengungkapkan, pihaknya telah melakukan berbagai langkah nyata untuk menciptakan Pemilu yang damai.
"Kami selalu memberi pencerahan kepada masyarakat melalui khutbah Jumat, melalui pengajian, remaja masjid hingga karang taruna. Kita berupaya sedini mungkin membendung munculnya ideologi kekerasan," jelasnya.
Padahal menurut Kepala BNPT, Indonesia merupakan negeri kebangsaan yang dibangun berdasarkan perbedaan, sehingga seluruh anak bangsa bisa duduk bersama dalam damai. Semua itu dibangun berdasarkan perbedaan yang kemudian menyatukan ditengah perbedaan.
“Persatuan dan kesatuan adalah konsep untuk menyatukan berbagai perbedaan yang ada sehingga benar-benar menjadi rahmat bagi semua,” ungkap Rycko.
Fenomena ajaran intoleransi dan radikalisme ini disampaikan begitu menyakinlan dengan dalil keagamaan dengan jubah keagamaan sebagai justifikasi pembenarnya.
Sehingga nampak menyakinkan inilah yang disebut sebagai radikalisme yang merasa paling benar dan orang lain salah, padahal tidak ada satupun agama yang mengajarkan kekerasan semua agama mengajarkan perdamaian dan memanusiakan manusia.
Selanjutnya Kepala BNPT menyampaikan bahwa tahun 2023 patut disyukuri tidak ada kejadian teror, hal tersebut dikarenakan kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat.
Namun pada saat ini terjadi proses radikalisasi yang mengajarkan perbedaan, yang dimulai disebarkan melalui online dan kemudian menyentuh generasi muda. Inilah yang patut untuk diwaspadai.
“Kalau kita tidak menjaga anak-anak terhadap intoleransi maka akan terkadi kehancuran dan selesai peradaban,” tegas Rycko.
Sementara itu, Ketua FKPT Sumut Ishaq Ibrahim mengungkapkan, pihaknya telah melakukan berbagai langkah nyata untuk menciptakan Pemilu yang damai.
"Kami selalu memberi pencerahan kepada masyarakat melalui khutbah Jumat, melalui pengajian, remaja masjid hingga karang taruna. Kita berupaya sedini mungkin membendung munculnya ideologi kekerasan," jelasnya.
tulis komentar anda