Cuaca Ektrim, Sejumlah Nelayan di Aceh Selatan Tak Berani Melaut
Selasa, 11 Agustus 2020 - 12:03 WIB
ACEH SELATAN - Sejak sepekan terakhir nelayan tradisional di Tapaktuan, Aceh Selatan, tidak melaut akibat cuaca buruk disertai gelombang tinggi dan angin kencang yang dapat mengamcam keselamatan.
Sudah sepekan belakangan ini sejumlah nelayan di Tapkatuan, Aceh Selatan tidak melaut karena cuaca ekstrim. Apalagi, para nelayan rata-rata menggunakan perahu kecil untuk mencari ikan.
Para nelayan khawatir karena ketinggian gelombang yang mencapai dua hingga tiga meter disertai angin kencang yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.
Kalaupun ada nelayan yang memaksakan diri untuk melaut, namun mereka terpaksa kembali ke darat karena khawatir perahu yang digunakan tak kuat melawan kencangnya angin dan tingginya gelombang. Alhasil, sejumlah nelayan mengisi waktu luang mereka dengan memperbaiki kapal.
Sementara itu, Panglima Laot Wisfina mengatakan, sebagian nelayan tidak berani melaut karena kondisi cuaca dan gelombang tinggi yang tidak bersahabat. (Baca juga: Wali Kota Minta Satpol PP dan Dinsos Tertibkan Gepeng di Kota Banda Aceh)
"Bahkan sejak sepekan belakangan ini sejumlah nelayan ada yang tidak mengdapatkan hasil tangkapan," katanya. (Baca juga: Herman Deru: Pandemi Tak Ganggu Target Penerimaan PAD Sumsel)
Para nelayan, kata dia, berharap kepada pemerintah daerah setempat untuk membangun tanggul pemecah ombak dan tambat perahu di Desa Gunung Kerambil sebagai tempat untuk menyandarkan perahu mereka.
Sudah sepekan belakangan ini sejumlah nelayan di Tapkatuan, Aceh Selatan tidak melaut karena cuaca ekstrim. Apalagi, para nelayan rata-rata menggunakan perahu kecil untuk mencari ikan.
Para nelayan khawatir karena ketinggian gelombang yang mencapai dua hingga tiga meter disertai angin kencang yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.
Kalaupun ada nelayan yang memaksakan diri untuk melaut, namun mereka terpaksa kembali ke darat karena khawatir perahu yang digunakan tak kuat melawan kencangnya angin dan tingginya gelombang. Alhasil, sejumlah nelayan mengisi waktu luang mereka dengan memperbaiki kapal.
Sementara itu, Panglima Laot Wisfina mengatakan, sebagian nelayan tidak berani melaut karena kondisi cuaca dan gelombang tinggi yang tidak bersahabat. (Baca juga: Wali Kota Minta Satpol PP dan Dinsos Tertibkan Gepeng di Kota Banda Aceh)
"Bahkan sejak sepekan belakangan ini sejumlah nelayan ada yang tidak mengdapatkan hasil tangkapan," katanya. (Baca juga: Herman Deru: Pandemi Tak Ganggu Target Penerimaan PAD Sumsel)
Para nelayan, kata dia, berharap kepada pemerintah daerah setempat untuk membangun tanggul pemecah ombak dan tambat perahu di Desa Gunung Kerambil sebagai tempat untuk menyandarkan perahu mereka.
(boy)
tulis komentar anda