Kisah Masa Remaja Gayatri Temukan Orang Tuanya Tewas Dibantai Pasukan Jayakatwang

Minggu, 24 Desember 2023 - 06:19 WIB
Gayatri Rajapatni versi AI (Kiri) dan patung Gayatri Rajapatni. Foto/kolase Instagram @ainusantara
Kerajaan Singasari lenyap seketika saat mendapat serangan mendadak dari Kediri. Nyaris seluruh pejabat istana Kerajaan Singasari tewas dalam pemberontakan Kediri yang dikomandoi oleh Jayakatwang ini. Hanya beberapa orang perempuan yang masih hidup, termasuk di antaranya Gayatri, anak terakhir Kertanagara Raja Singasari, yang tengah berada di kamar istana.

Serangan tiba-tiba Kediri dari dua sisi yakni utara dan selatan membuat Singasari kewalahan. Apalagi saat itu pasukan Singasari masih banyak yang ditugaskan untuk ke luar negeri, tepatnya untuk memenuhi Ekspedisi Pamalayu, atau penaklukan Semenanjung Melayu.

Dari sisi utara awalnya pasukan Kediri datang yang membuat penduduk Singasari terpaksa mengungsi. Serangan itu lantas diperiksa oleh Pangeran Wijaya dan pasukan ke sisi utara. Tetapi begitu pasukan terbaik Kertanagara berangkat dipimpin Pangeran Wijaya, muncul serangan mendadak dari selatan yang jauh lebih besar.



Dikisahkan Earl Drake, pada buku "Gayatri Rajapatni", pasukan Kerajaan Kediri bergerak cepat dari persembunyian dan masuk dari selatan menuju ibu kota Kerajaan Singasari. Pangeran Ardiraja yang dikirim Kertanagara untuk menuntaskan perlawanan ke Kediri yang dipimpin Jayakatwang kalah jumlah dan kualitas dengan pasukan Kediri.



Di sisi lain Pangeran Wijaya yang sudah keluar dari ibu kota kerajaan ke utara, kembali lagi ke istana karena menyadari datangnya pasukan dari selatan. Sayang hal itu terlambat, pasukan Kediri sudah mulai merangsak masuk dan tiba di istana kerajaan. Dengan mudah dan cepat, pasukan Kediri melakukan serangan kilat ke Kartanegara dan pasukannya yang sudah tersisa sedikit di istana keraton.

Saat penyerbuan istana Singasari, Gayatri sedang tidak berada di bangsal utama keraton. Gayatri sedang berada di kamar pribadinya yang terletak di dekat kamar pelayan pribadinya bernama Sodrakara, seorang perempuan baik hati lagi bijak yang memiliki anak seumuran Gayatri.

Sodrakara lari terbirit-birit ke kamar Gayatri. Ia menangis dan sejenak memeluk Gayatri. Ia mengabarkan bahwa segerombolan tentara kejam telah menerobos masuk istana dan membunuh kedua orang tuanya. Kakak sulungnya Tribhuwana Tunggadewi telah kabur dari kota, berharap dapat bergabung dengan suaminya Pangeran Wijaya. Sedangkan dua kakaknya yang lain tertangkap dan diboyong ke Kediri sebagai sandera.

Sodrakara meminta agar Gayatri cepat-cepat menyamar dengan mengenakan pakaian anaknya, lalu bersembunyi bersamanya. Gayatri tidak menangis maupun panik. Ia yang tak mempedulikan bahaya di sekelilingnya bertanya ke Sodrakara, dimana jenazah kedua orang tuanya. Sebab penting bagi Gayatri untuk memberikan penghormatan terakhir kepada keduanya.

Gayatri menemukan jenazah kedua orang tuanya, guru, dan para petinggi keraton Kerajaan Singasari lainnya di dalam ruangan yang menyeramkan. Tubuh mereka berserakan di aula yang banjir darah bak boneka yang terkoyak. Gayatri yang didampingi Sodrakara mencoba tegar, anak perempuan yang masih remaja itu begitu terpukul melihat kondisi orang tuanya.

Gayatri lantas berlutut di hadapan tubuh ayah dan ibunya, ia menciumi dan mendoakan jiwa kedua orang tuanya. Ia raih tangan ayahnya yang dingin dan bersumpah akan mengabdikan diri untuk mengenangnya dan merawat apa yang telah diwariskannya.
(hri)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content