Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama Sasar 437 Desa di Yogyakarta
Selasa, 21 November 2023 - 20:42 WIB
“Para calon pengantin juga diajak berdiskusi tentang lima pilar pernikahan, yaitu mitsaqan ghalidha (sebagai pasangan yang kokoh), zawaj (berpasangan), mu’asyarah bil maruf (memperlakukan pasangan secara bermartabat), musyawarah (apa pun yang terjadi harus dilaksanakan secara bermusyawarah dengan pasangan), dan taradhin (saling ridha),” papar Masmim.
Kedua, psikologi keluarga. Para calon pengantin diajarkan tentang pentingnya tiga komponen dalam berumah tangga, yaitu: komitmen, kedekatan emosi dan juga gairah.
Untuk menjaga kedekatan emosi, calon pengantin diminta untuk saling menjaga keterbukaan, saling memahami, tidak terjebak pada sikap menuntut, serta adanya prinsip tabadul atau ketersalingan.
calon pengantin juga diberi penjelasan tentang sejumlah sikap yang dapat menghancurkan hubungan, antara lain sikap suka menyalahkan, membenci dan merendahkan, membela diri dan mencari alasan, serta mendiamkan dan abai
Ketiga, kesehatan reproduksi. Hal yang tidak kalah penting dalam proses bimbingan perkawinan adalah diskusi tentang kesehatan reproduksi. Para calon pengantin diajak berbagi pengetahuan tentang kesehatan fisik, mental, dan juga kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan, bukan hanya terhindar dari penyakit.
“Pada sesi ini, calon pengantin belajar tentang keluarga berencana, termasuk juga beragam jenis alat KB,” sebut Masmim.
Gerakan Keluarga Maslahat, lanjut Masmim, akan dilakukan secara sistematis, komprehensif dan berkelanjutan. Dia berharap program ini dapat berkontribusi optimal dalam membentuk keluarga bahagia, sakinah, mawaddah, warahmah.
Kedua, psikologi keluarga. Para calon pengantin diajarkan tentang pentingnya tiga komponen dalam berumah tangga, yaitu: komitmen, kedekatan emosi dan juga gairah.
Untuk menjaga kedekatan emosi, calon pengantin diminta untuk saling menjaga keterbukaan, saling memahami, tidak terjebak pada sikap menuntut, serta adanya prinsip tabadul atau ketersalingan.
calon pengantin juga diberi penjelasan tentang sejumlah sikap yang dapat menghancurkan hubungan, antara lain sikap suka menyalahkan, membenci dan merendahkan, membela diri dan mencari alasan, serta mendiamkan dan abai
Ketiga, kesehatan reproduksi. Hal yang tidak kalah penting dalam proses bimbingan perkawinan adalah diskusi tentang kesehatan reproduksi. Para calon pengantin diajak berbagi pengetahuan tentang kesehatan fisik, mental, dan juga kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan, bukan hanya terhindar dari penyakit.
“Pada sesi ini, calon pengantin belajar tentang keluarga berencana, termasuk juga beragam jenis alat KB,” sebut Masmim.
Gerakan Keluarga Maslahat, lanjut Masmim, akan dilakukan secara sistematis, komprehensif dan berkelanjutan. Dia berharap program ini dapat berkontribusi optimal dalam membentuk keluarga bahagia, sakinah, mawaddah, warahmah.
(shf)
tulis komentar anda