Gubernur Sutarmidji: Jadikan Pesantren bagian Pendidikan Vokasi
Kamis, 06 Agustus 2020 - 14:33 WIB
PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji, meminta Pondok Pesantren mendorong para santrinya untuk berinovasi dalam menyikapi adaptasi kebiasaan baru di masa Normal Baru. Dia juga mendorong pesantren mengajarkan para santri berniaga sehingga menjadikan pesantren bagian dari pendidikan vokasi.
"Jika di pesantren ada asramanya, harus berinovasi. Anak-anak diajar membuat masker, belajar buat desinfektan sehingga ruang tempat mereka belajar dan tidur bisa mensterilkan sendiri," ujar Sutarmidji saat memberikan materi di acara Webinar Ikatan Pesantren Indonesia di Data Analytic Room, Rabu (5/08/2020).
Dia berharap pesantren mempunyai usaha, sehingga anak-anak di pesantren bisa diajarkan untuk berniaga. "Dan seperti ini disebut bagian pendidikan vokasi," imbuh Sutarmidji.
Pesantren adalah lembaga yang melaksanakan pendidikan. Untuk itu, pesantren harus melahirkan santri-santri dengan kualitas sumber daya manusia yang baik dan bisa memasuki pasaran kerja.
“Pendidikan dikombinasikan antara pendidikan keagamaan dan pendidikan formal lainnya, sehingga tamatan pesantren jauh lebih baik. Dengan pemahaman agamanya disatukan dengan kemampuan dalam hal pemerintahan," ujarnya.
Sutarmidji menambahkan Kalbar memiliki target selama 5 tahun kedepan akan memiliki 5000 hafiz Qur’an. "Kalbar sudah mempunyai kurang lebih 3000 hafiz Qur’an yang sekarang sedang menempuh pendidikan menghafal Al Qur’an," ungkapnya.
Para Hafiz Qur'an ini, kata Sutarmidji, juga harus menempuh pendidikan formal. Oleh karenanya, homeschooling jadi pilihan.
“Jangan sampai satu sisi kita hanya memberikan pelajaran keagamaan tetapi pelajaran formal tidak,” ungkapnya.
Mengenai imunitas para santri, Sutarmidji mengingatkan para pengasuh pondok pesantren untuk selalu memperhatikan protokol kesehatan dan berkoordinasi ke puskemas terdekat. “Perlu diketahui untuk imunitas tubuh dibutuhkan vitamin seperti memberikan teh panas, telur kemudian buah buah pepaya atau rambutan dan berjemur cukup 15 menit dari waktu jam 9 sampai dengan jam 11,” ungkapnya.(wnd)
"Jika di pesantren ada asramanya, harus berinovasi. Anak-anak diajar membuat masker, belajar buat desinfektan sehingga ruang tempat mereka belajar dan tidur bisa mensterilkan sendiri," ujar Sutarmidji saat memberikan materi di acara Webinar Ikatan Pesantren Indonesia di Data Analytic Room, Rabu (5/08/2020).
Dia berharap pesantren mempunyai usaha, sehingga anak-anak di pesantren bisa diajarkan untuk berniaga. "Dan seperti ini disebut bagian pendidikan vokasi," imbuh Sutarmidji.
Pesantren adalah lembaga yang melaksanakan pendidikan. Untuk itu, pesantren harus melahirkan santri-santri dengan kualitas sumber daya manusia yang baik dan bisa memasuki pasaran kerja.
“Pendidikan dikombinasikan antara pendidikan keagamaan dan pendidikan formal lainnya, sehingga tamatan pesantren jauh lebih baik. Dengan pemahaman agamanya disatukan dengan kemampuan dalam hal pemerintahan," ujarnya.
Sutarmidji menambahkan Kalbar memiliki target selama 5 tahun kedepan akan memiliki 5000 hafiz Qur’an. "Kalbar sudah mempunyai kurang lebih 3000 hafiz Qur’an yang sekarang sedang menempuh pendidikan menghafal Al Qur’an," ungkapnya.
Para Hafiz Qur'an ini, kata Sutarmidji, juga harus menempuh pendidikan formal. Oleh karenanya, homeschooling jadi pilihan.
“Jangan sampai satu sisi kita hanya memberikan pelajaran keagamaan tetapi pelajaran formal tidak,” ungkapnya.
Mengenai imunitas para santri, Sutarmidji mengingatkan para pengasuh pondok pesantren untuk selalu memperhatikan protokol kesehatan dan berkoordinasi ke puskemas terdekat. “Perlu diketahui untuk imunitas tubuh dibutuhkan vitamin seperti memberikan teh panas, telur kemudian buah buah pepaya atau rambutan dan berjemur cukup 15 menit dari waktu jam 9 sampai dengan jam 11,” ungkapnya.(wnd)
(atk)
tulis komentar anda