Kemarau Panjang, Ribuan Warga Mojokerto Terancam Krisis Air Bersih
Selasa, 04 Agustus 2020 - 20:47 WIB
Sedangkan di Kecamatan Dawarblandong, krisis air berdampak pada 750 jiwa di Dusun Sekeping, dan 700 jiwa di Dusun Dawar. Selebihnya, sebanyak 375 jiwa di Dusun Tempuran. Kemudian sebanyak 825 jiwa Dusun Ngagrok, 420 jiwa di Dusun Genceng, dan 450 jiwa di Dusun Mlati, Desa Simongagrok.
Sedangkan di Kecamatan Trawas, krisis air bersih selalu dirasakan warga Desa Duyung. Di desa ini, sebanyak 509 jiwa dengan jumlah 277 kepala keluarga (KK) selalu menggantungkan bantuan pemerintah untuk suplai air bersih setiap musim kemarau tiba. Kondisi ini, bahkan sudah terjadi sejak bertahun-tahun.
"Sudah sejak lama, karena warga di sana memang mengandalkan air tadah hujan. Sebab tidak ada sumber mata air yang bisa dijangkau oleh warga sekitar," imbuhnya.
Zaini pun menyatakan, kemarau kali ini sepertinya bakal berlangsung lebih lama dibandingkan tahun 2019 silam. Untuk itu, ia mengimbau kepada warga yang masuk dalam peta kekeringan saat musim kemarau, harus bersiap diri sejak dini.
"Sesuai prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pusat, saat ini memang sudah memasuki musim kemarau. Prediksinya memang lebih lama. Untuk itu kami sudah melakukan pemetaan agar krisis air bersih yang dialami warga bisa diatasi," tandas Zaini.
Lihat Juga: Apa Itu Kolam Pipi Monyet yang akan Dibuat Dharma Pongrekun untuk Olah Air Hujan Jadi Air Bersih?
Sedangkan di Kecamatan Trawas, krisis air bersih selalu dirasakan warga Desa Duyung. Di desa ini, sebanyak 509 jiwa dengan jumlah 277 kepala keluarga (KK) selalu menggantungkan bantuan pemerintah untuk suplai air bersih setiap musim kemarau tiba. Kondisi ini, bahkan sudah terjadi sejak bertahun-tahun.
"Sudah sejak lama, karena warga di sana memang mengandalkan air tadah hujan. Sebab tidak ada sumber mata air yang bisa dijangkau oleh warga sekitar," imbuhnya.
Zaini pun menyatakan, kemarau kali ini sepertinya bakal berlangsung lebih lama dibandingkan tahun 2019 silam. Untuk itu, ia mengimbau kepada warga yang masuk dalam peta kekeringan saat musim kemarau, harus bersiap diri sejak dini.
"Sesuai prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pusat, saat ini memang sudah memasuki musim kemarau. Prediksinya memang lebih lama. Untuk itu kami sudah melakukan pemetaan agar krisis air bersih yang dialami warga bisa diatasi," tandas Zaini.
Lihat Juga: Apa Itu Kolam Pipi Monyet yang akan Dibuat Dharma Pongrekun untuk Olah Air Hujan Jadi Air Bersih?
(msd)
tulis komentar anda