Satu Bulan Jelang Pendaftaran Jadi Masa Krusial Paslon
Selasa, 04 Agustus 2020 - 09:12 WIB
"Nanti saya kasiki kabar dinda, biar jadi penasaran dulu orang-orang yang tidak yakin pada AHP-AMM untuk dapat rekom di tiga partai ini. Kalau saya dinda tidak perlu terlalu heboh-heboh dulu. Biarkan saja semua berlalu, akan ada waktunya nanti," sebut Murni Makking.
Sementara itu, Paslon Syamsu Rizal alias Deng Ical dan Fadli Ananda atau Dilan di Pilwalkot Makassar juga tengah digoyang isu PKS yang bakal hengkang. Sekali pun, Dilan masih bisa melenggang ke Pilkada jika PKS cabut. Baca Juga : Partai Perindo Siap Menangkan Thahar-Rahmat di Pilkada Lutra
Dokter Fadli Ananda tak terlalu menanggapi isi tersebut. Namun dia optimis PKS akan tetap bertahan pada Dilan. "Kita ini cuma bisa berusaha, biar Tuhan yang tentukan jalannya. Keluarpi (rekomendasi) PKS InsyaAllah. Mudah-mudahan dekat-dekat ini" harap dokter Fadli.
Pengamat Politik dari Unhas, Andi Ali Armunanto mengungkapkan, bagi Paslon yang belum mencukupkan syarat kursi, bisa lebih mengintensifkan lobi-lobi politik. Dia menyebutkan yang dibutuhkan saat ini, ialah lobi-lobi politik yang intens untuk mendapatkan kompromi. Dimana saat ini, masih ada tarik menarik kepentingan, sehingga memang perlu komunikasi yang intens.
"Bukan hanya lobi, perlu ada manuver-manuver untuk menciptakan kejutan politik terhadap lawan politk. Karen memang manuver politik dibutuhkan untuk menyelamatkan calon agar bisa bertarung, jangan sampai di tengah jalan kesepakatannya bisa disabotase," ungkap Anto sapaannya.
Dia menuturkan, sabotase dukungan pada perhelatan politik di Sulsel sudah sering kali terjadi. Seperti arah dukungan parpol yang awalnya ke Danny Pomanto kemudian berubah ke Munafri Arifuddin di Pilwalkot Makassar 2018 lalu. "Makanya Dibutuhkan juga manuver politik yang bisa mengatasi itu. Bukan membegal, tapi memastikan dukungan terhadapnya," bebernya.
Menurut Anto, mempertahankan dukungan parpol tak kalah sulitnya dibanding mencari parpol tambahan. Langkah yang paling baik dilakukan ialah memiliki semacam penjaga portal pada setiap parpol di DPP.
"Begal membegal partai di politik kita adalah hal lumrah sehingga memang perlu ada penjaga yang bisa mengamankan dukungan di pusat. Supaya ini tidak terjadi, harus ada orang kepercayaan di pusat yang menjaganya setiap saat," ujar Anto.
"Jadi koneksi politik itu sangat penting untuk memback up pengamanan dukungan ini. Karena jangan sampai detik-detik terakhir malah justru calonnya gigit jari karena dukungannya dibegal sama orang lain," tandas Anto. Baca Lagi : KPU Bakal Ubah PKPU tentang Kampanye Pilkada di Tengah Pandemi
Sementara itu, Paslon Syamsu Rizal alias Deng Ical dan Fadli Ananda atau Dilan di Pilwalkot Makassar juga tengah digoyang isu PKS yang bakal hengkang. Sekali pun, Dilan masih bisa melenggang ke Pilkada jika PKS cabut. Baca Juga : Partai Perindo Siap Menangkan Thahar-Rahmat di Pilkada Lutra
Dokter Fadli Ananda tak terlalu menanggapi isi tersebut. Namun dia optimis PKS akan tetap bertahan pada Dilan. "Kita ini cuma bisa berusaha, biar Tuhan yang tentukan jalannya. Keluarpi (rekomendasi) PKS InsyaAllah. Mudah-mudahan dekat-dekat ini" harap dokter Fadli.
Pengamat Politik dari Unhas, Andi Ali Armunanto mengungkapkan, bagi Paslon yang belum mencukupkan syarat kursi, bisa lebih mengintensifkan lobi-lobi politik. Dia menyebutkan yang dibutuhkan saat ini, ialah lobi-lobi politik yang intens untuk mendapatkan kompromi. Dimana saat ini, masih ada tarik menarik kepentingan, sehingga memang perlu komunikasi yang intens.
"Bukan hanya lobi, perlu ada manuver-manuver untuk menciptakan kejutan politik terhadap lawan politk. Karen memang manuver politik dibutuhkan untuk menyelamatkan calon agar bisa bertarung, jangan sampai di tengah jalan kesepakatannya bisa disabotase," ungkap Anto sapaannya.
Dia menuturkan, sabotase dukungan pada perhelatan politik di Sulsel sudah sering kali terjadi. Seperti arah dukungan parpol yang awalnya ke Danny Pomanto kemudian berubah ke Munafri Arifuddin di Pilwalkot Makassar 2018 lalu. "Makanya Dibutuhkan juga manuver politik yang bisa mengatasi itu. Bukan membegal, tapi memastikan dukungan terhadapnya," bebernya.
Menurut Anto, mempertahankan dukungan parpol tak kalah sulitnya dibanding mencari parpol tambahan. Langkah yang paling baik dilakukan ialah memiliki semacam penjaga portal pada setiap parpol di DPP.
"Begal membegal partai di politik kita adalah hal lumrah sehingga memang perlu ada penjaga yang bisa mengamankan dukungan di pusat. Supaya ini tidak terjadi, harus ada orang kepercayaan di pusat yang menjaganya setiap saat," ujar Anto.
"Jadi koneksi politik itu sangat penting untuk memback up pengamanan dukungan ini. Karena jangan sampai detik-detik terakhir malah justru calonnya gigit jari karena dukungannya dibegal sama orang lain," tandas Anto. Baca Lagi : KPU Bakal Ubah PKPU tentang Kampanye Pilkada di Tengah Pandemi
(sri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda