Satu Bulan Jelang Pendaftaran Jadi Masa Krusial Paslon

Selasa, 04 Agustus 2020 - 09:12 WIB
loading...
Satu Bulan Jelang Pendaftaran...
Tinggal sebulan lagi tahapan pendaftaran di KPU untuk pasangan calon (Paslon) kepala daerah yang akan bertarung di Pilkada serentak 2020. Sisa waktu ini akan menjadi masa krusial bagi para Paslon. Foto : SINDOnews/Ilustrasi
A A A
MAKASSAR - Tinggal sebulan lagi tahapan pendaftaran di KPU untuk pasangan calon (Paslon) kepala daerah yang akan bertarung di Pilkada serentak 2020. Sisa waktu ini akan menjadi masa krusial bagi para Paslon. Baca : PKPI Jamin Tak Usung Petahana di Pilkada Tana Toraja

Bagi Paslon yang belum memenuhi syarat kursi, tentu sisa waktu ini akan membuat mereka bekerja ekstra keras untuk mencukupkan koalisi. Sedang bagi Paslon yang sudah memenuhi syarat kursi, sisa waktu ini juga akan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mempertahankan kursi parpol agar tidak berubah.

Salah satu bakal calon bupati Tana Toraja, Theofilius Allorerung masih terus berupaya mencukupkan koalisinya. 4 kursi Demokrat yang digenggamnya belum memenuhi syarat yakni 6 kursi untuk bertarung di Pilkada serentak 2020. "Kami terus melakukan komunikasi dengan partai lain. Kami berharap, ada partai yang bisa mengusung kita di Pilkada nanti," kata mantan Bupati Tana Toraja ini.

Bakal calon Bupati Toraja Utara, Sindra Maraya Bangri juga masih berusaha mencukupkan syarat kursi. Jumlah 4 kursi dari koalisi 2 kursi Perindo dan 2 kursi PKPI belum bisa mengantarkannya mendaftar di KPU bulan depan. Mengingat syarat minimal yang perlu dipenuhi yakni 6 kursi.

Tersisa PDIP yang memegang 4 kursi di parlemen Toraja Utara, menjadi incaran Sindra. Pasalnya Sindra tidak mungkin berharap di Gerindra yang memiliki 4 kursi, karena dia tak mendaftar di partai tersebut.

Bahkan, Demokrat yang merupakan partainya sendiri lebih memilih kandidat lain yakni Yohanis Bassang yang juga merupakan kader Demokrat. "Iya (Demokrat lepas), mohon bantuan doa di partai lain ya," harap Sindra.

Paslon di Bulukumba, Andi Hamzah Pangki dan Andi Murni Makking (AHP-AMM) juga tengah diterpa isu gagal maju. Partai Hanura yang menjadi harapan satu-satunya paket ini diincar Paslon lain untuk menjegal mereka.

Koalisi Golkar (4) dan Demokrat (2) hanya bisa menghasilkan 6 kursi. Sementara syarat maju di Pilkada Bulukumba yakni 8 kursi, kurang 2 kursi bagi AHP-AMM.

Murni Makking optimis paketnya akan melenggang ke Pilkada Bulukumba 2020. Perihal isu gagal maju yang dihembuskan oknum lain, Ketua DPC Demokrat Bulukumba ini menanggapinya dengan santai.

"Nanti saya kasiki kabar dinda, biar jadi penasaran dulu orang-orang yang tidak yakin pada AHP-AMM untuk dapat rekom di tiga partai ini. Kalau saya dinda tidak perlu terlalu heboh-heboh dulu. Biarkan saja semua berlalu, akan ada waktunya nanti," sebut Murni Makking.

Sementara itu, Paslon Syamsu Rizal alias Deng Ical dan Fadli Ananda atau Dilan di Pilwalkot Makassar juga tengah digoyang isu PKS yang bakal hengkang. Sekali pun, Dilan masih bisa melenggang ke Pilkada jika PKS cabut. Baca Juga : Partai Perindo Siap Menangkan Thahar-Rahmat di Pilkada Lutra

Dokter Fadli Ananda tak terlalu menanggapi isi tersebut. Namun dia optimis PKS akan tetap bertahan pada Dilan. "Kita ini cuma bisa berusaha, biar Tuhan yang tentukan jalannya. Keluarpi (rekomendasi) PKS InsyaAllah. Mudah-mudahan dekat-dekat ini" harap dokter Fadli.

Pengamat Politik dari Unhas, Andi Ali Armunanto mengungkapkan, bagi Paslon yang belum mencukupkan syarat kursi, bisa lebih mengintensifkan lobi-lobi politik. Dia menyebutkan yang dibutuhkan saat ini, ialah lobi-lobi politik yang intens untuk mendapatkan kompromi. Dimana saat ini, masih ada tarik menarik kepentingan, sehingga memang perlu komunikasi yang intens.

"Bukan hanya lobi, perlu ada manuver-manuver untuk menciptakan kejutan politik terhadap lawan politk. Karen memang manuver politik dibutuhkan untuk menyelamatkan calon agar bisa bertarung, jangan sampai di tengah jalan kesepakatannya bisa disabotase," ungkap Anto sapaannya.

Dia menuturkan, sabotase dukungan pada perhelatan politik di Sulsel sudah sering kali terjadi. Seperti arah dukungan parpol yang awalnya ke Danny Pomanto kemudian berubah ke Munafri Arifuddin di Pilwalkot Makassar 2018 lalu. "Makanya Dibutuhkan juga manuver politik yang bisa mengatasi itu. Bukan membegal, tapi memastikan dukungan terhadapnya," bebernya.

Menurut Anto, mempertahankan dukungan parpol tak kalah sulitnya dibanding mencari parpol tambahan. Langkah yang paling baik dilakukan ialah memiliki semacam penjaga portal pada setiap parpol di DPP.

"Begal membegal partai di politik kita adalah hal lumrah sehingga memang perlu ada penjaga yang bisa mengamankan dukungan di pusat. Supaya ini tidak terjadi, harus ada orang kepercayaan di pusat yang menjaganya setiap saat," ujar Anto.

"Jadi koneksi politik itu sangat penting untuk memback up pengamanan dukungan ini. Karena jangan sampai detik-detik terakhir malah justru calonnya gigit jari karena dukungannya dibegal sama orang lain," tandas Anto. Baca Lagi : KPU Bakal Ubah PKPU tentang Kampanye Pilkada di Tengah Pandemi
(sri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3067 seconds (0.1#10.140)